Selasa, 28 Februari 2017

Kompilasi Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Hari kedua Abdulloh menjalani TO dr KPI, seperti biasa saat kujemput sepanjang perjalanan dia bercerita tentang apa yg dialaminya di kelas tadi.

Karena ingin mendengarkan ceritanya dengan seksama kutawari dia makan gado-gado kesukaannya. Muterlah kami mencari warung gado-gado, ternyata tutup. Kemudian kami ganti haluan untuk makan lotek, mirip2 lah dengan si gado-gado favorit ... ternyata tutup juga. Yo wislah akhirnya kutawarkan padanya mau makan apa. Dia pilih pempek, meluncurlah sepedaku dan berhenti di warung pempek, kemudian terjadilah percakapan ini

Me : Mas td dlm mengerjakan soal, kira2 berapa prosentase keberhasilannya?
Abdul : Mungkin hanya 70 % mi
Me : Gimana caranya supaya bisa 100%?
Abdul : Sebentar to mi, tak selesaikan dulu UK 1 nya, trus UK 2 setelah itu aku bisa evaluasi strateginya agar 100% berhasil

#challangelevel1
#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Challange komprod kali ini saya ingin merubah kebiasaan buruk saat "menyanyi di pagi hari". Yah terkadang bahkan hampir setiap hari harus "koprol" menyiapkan anak-anak agar siap berangkat sekolah tanpa terlambat, apalagi setiap hari harus bareng abinya yg jg hrs on time masuk kantor.
Kasus yg sering yg sering terjadi adalah sdh saatnya berangkat tetapi si adek Ridho belum siap juga. Padahal uminya tiap pagi memberi perintah dengan suara seperti kereta api, berulang-ulang dan memekakkan telinga, karena disuarakan dari arah dapur sedangkan si adek biasanya masih di dalam rumah. Dapur saya adalah bangunan terpisah dari rumah induk.

...dek ... cepat mandi...
...dek ... jangan lama-lama...
...dek ... cepat makan...

Kalimat itu tak cukup sekali harus kuteriakkan. Si adek Ridho ini memang punya karakter slow, bangun pagi bukannya langsung bersiap sekolah, biasanya ada aja yg dikerjakan. Main sama kucing lah, baca komik lah, main tembak-tembakan dulu, ngisengin ayam dulu, kadang malah tidur lagi sehabis sholat subuh.

Jadilah si mas Abdul pun sering menirukan umi memberi perintah kpd si adek. Walhasil bisinglah rumah kami dipagi hari.

Yang paling membuat gemas adalah tatkala semua sudah siap, bahkan abi sdh mengeluarkan motor eeeee....tetiba si adek bilang, ...umi....adek sakit perut, BAB dulu ya....
Gubrrakkk.....merah padamlah si mas Abdul, karena alamat mereka pasti terlambat.


Pagi ini saya mencoba menerapkan teori komprod yg baru saya dapatkan di perkuliahan bunsay IIP
GANTI PERINTAH DENGAN PILIHAN

Saat bangun pagi tadi umi bilang, adek nanti mau berangkat jam berapa?
Dia menjawab 07.30 agar tak terlambat
Akhirnya tanpa ba bi bu...si adek segera ambil air hangat dan menuju kamar mandi. Selesai mandi kebiasaannya belum berubah, bukannya langsung ganti baju atau makan, eee ... malah mainan kucing.

Walhasil uminya harus mengulang pertanyaan, adek mau berangkat jam berapa, ditambah kalimat adek sekarang udah jam berapa?
Selesai berganti baju tak juga langsung makan, tp malah baca komik. Uminya pun mengulang pertanyaan yg sama...

Kalau dihitung pagi ini lebih dari 5 kali umi melontarkan kalimat yg sama ke si adek...
Wah...memang tdk bisa instan meskipun praktek sdh sesuai teori. Butuh waktu dan konsistensi agar pagi hari dirumah kami tetap berjalan damai, terutama kompromi dengan si adek berhasil ๐Ÿ˜Š
Gak ingin pula Abdulloh meniru gaya komunikasiku yg cerewet abis, karena bisa jadi gaya komunikasi anak meniru orang tuanya

#besukharuslebihproduktiflagi
#challangelevel1
#harike2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sejak awal menikah, pola komunikasi yang produktif dengan suami adalah masalah yang amat sangat serius bagi saya. Mempunyai suami dengan karakter introvert yang sangat hemat dalam berbicara membuat saya banyak eksperimen agar komunikasi tetap produktif. Mulai dari meluangkan waktu berdua hanya untuk melakukan pekerjaan remeh, mengefektifkan moment pillow time, sampai dengan menggunakan ekspresi dan bahasa tubuh. Tujuan saya hanya satu, yakni agar tujuan berkomunikasi bisa tercapai sehingga rumus FoE/FoR ku dan FoE/FoR ku menjadi FoE/FoR kita.

Pagi ini pun sembari menemani beliau sarapan, kami berbincang ringan tentang Lomba Desa, beberapa kali ngobrol tentang Lomba Desa ini beliau hanya diam tanpa tanggapan. Apalagi saat saya sodorkan anggaran untuk membeli pernak-pernik yang harus dibeli per KK, tak dilirik. Tapi pagi ini sedikit beda.

Me : Bee, udah beberapa hari ini aku kerja bakti di lingkungan, tgl 10 Feb nanti akan ditinjau pak Camat. Capek deh. Bambu utk "grogol" pagar tanaman hidup sudah tak mintain ke mbah Wo
Suami : Iya, barusan juga keliling untuk cari contoh kerun.
Me : Udah ada yg bikin?
Suami : Belum. Nanti buat, sekalian "grogol" pagarnya.

Ah .... Lomba Desa....semoga kekompakan juga terjadi di keluarga masing-masing.
.....Foto pagarnya menyusul....

#challangelevel1
#harike3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


"Nang, umi repot..."

Tiba-tiba si ganteng sudah berdiri disampingku sambil membawa racikan masakan yang akan kubuat sarapan pagi ini. Tanpa bentakan dan tanpa perintah.

Semoga kedewasaanmu menjadi bekal untuk memasuki dunia pondok pesantren ya nak, itu rezeki anak sholeh.

#chalangelevel1
#harike4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komunikasi artinya ada pemberi pesan, ada penerima pesan, bentuk pesan itu sendiri dan feedback setelah pesan disampaikan.

Seorang istri, karena fitrahnya sbg wanita, biasanya lebih murah bicaranya dibanding suami. Ketika berkomunikasi terkadang istri mengucap 1.000 kata, akan tetapi suami hanya membalas hanya 1 kata.
Bagi saya saat hendak menyampaikan sesuatu yg penting ke suami, harus berfikir, merenung, dan merangkai kata, termasuk mencari waktu yg tepat. Obrolan serius biasanya saya memilih saat pillow time. Saat dimana kondisi Paksu sedang rileks.

Misalnya saat semalam sy ingin menyampaikan gagasan tentang keinginan sy mencari tenaga admin untuk toko kami. Kebetulan sudah ada kandidatnya. Tinggal meminta persetujuan beliau.
Berceritalah sy panjang lebar tentang omzet toko, perkembangannya dan bahkan bercerita tentang kandidat admin sy yg seorang piatu (sangking lamanya bercerita, hampir mirip dengan dongeng pengantar tidur๐Ÿ˜‚). Biasanya Paksu hanya diam menyimak cerita saya. Di ending cerita, sy bertanya, "Bolehkan ya saya kasih kesempatan si fulanah utk mengembangkan potensinya dlm mengelola toko kita?"

Dan beliaupun menjawab, "ya"....
Setelah itu ๐Ÿ˜ด๐Ÿ˜ด๐Ÿ’ค

#challangelevel1
#harike5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Niat ingsun mau ngurus daftar ulangnya Abdulloh. Baru sampai Pinyungan dpt info kalau Auda panas. Jadilah menambah agenda utk mengambil Auda dan membawanya berobat.

Setelah diobservasi semalam, kondisi si gadis pondok sudah berangsur membaik. Subuh tadi saya berniat utk praktek ilmu "gigit lidah". Memanfaatkan moment saat bertemu si gadis pondok. Kami memang LDK (Long Distance Kinship). Jadi setiap moment bs bertemu selalu saya manfaatkan untuk briefing kpd si gadis pondok ini. Apalagi minggu ini dia akan menghadapi moment penting untuk melanjutkan jenjang pendidikan diatasnya.

Gadisku ini amat sangat mirip Abinya. Introvert dan hemat dlm berbicara. Karena karakternya itu, beberapa kali briefing kami lalui dengan metode ceramah. Padahal utk anak seusianya saya paham metode itu tdk efektif. Kebiasaan emak2 utk ngomel pun terkadang masih mewarnai..... Nah untunglah sdh dapat ilmu "gigit lidah" dari pak Dodik. Lumayan, sangat membantu untuk briefing pagi ini ๐Ÿ˜Š

#chalangelevel1
#harike6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Family forum, saat yg pas untuk keluarga saya adalah bakda maghrib. Biasanya kami ngumpul di ruang keluarga sambil menyantap makan malam. Maklum belum bs menyediakan ruang makan yg representatif untuk keluarga ๐Ÿ˜€

Dan seperti biasa, yg menjadi moderator forum ini pastilah saya. Mendengar dan menyikapi celoteh anak bagi sy sangat menarik. Karena disitu sy belajar sekaligus mempraktekan 12 Gaya Populer, Penghambat Komunikasi dengan Keluarga.

Sore kemarin kami berbincang tentang kondisi si adek Ridho yg sedang sakit. Agak sulit bagi sy utk menghindar dari kesalahan komunikasi karena terlalu sering pula saat anak sakit sy selalu menganalisa. Dan sore kemarin sy mencoba untuk tdk menganalisa kenapa adek bisa sakit. Tapi saya coba bertanya apa yg adek rasakan saat sakit. Dan Ridho pun mengalirkan rasanya tentang rasa sakitnya. 

Ternyata anak seusianya sdh mampu menarik hikmah dari sakit yg dideritanya.
Syafakallah sayang, semoga cepat pulih, umi rindu suara tembak-tembakanmu

#challangelevel1
#harike7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Berkomprod dengan partner kerja ternyata lebih susah dr pada berkomprod dengan keluarga. Yups feelnya juga gak dapet.

Siang ini ceritanya dapat telpun dari seorang partner, suara diujung mengatakan bahwa kerjaan saya kurang tepat, sebenarnya hanya masalah kecil. Tapi intonasi dan nadanya menurut saya kurang enak didengar, khas...khas...seorang otoriter.

Saat si partner komplain sebenarnya saya hanya mendengarkan, kemudian saya jawab, "Bapak bukankah sebelum saya serahkan sudah saya konsultasikan terlebih dahulu?"

Ee...di ujung suara malah lebih keras berkata, "Gak usah saling menyalahkan, kerjakan ulang saja, salah semua itu."

Ternyata komunikasi produktif agar dapat feelnya harus bertatap muka secara langsung.

#chalangelevel1
#harike8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Salah satu kesalahan fatal dalam berkomunikasi adalah tdk menyertakan empati ketika sedang berhadapan dengan penerima pesan.

Sore ini saya dan suami akan berangkat ke Klaten. Bingung juga mau nitipin adek Ridho ke siapa, krn buleknya sedang ke Madiun. Gsk tega menitipkan kepada para lelaki krn adek Ridho baru sembuh. Kalau diajak nanti mas Abdul pasti pengen ikut juga.

Akhirnya coba membuka dialog dengan mas Abdul untuk mencari solusi.

Me : "Umi dan Abi mau berangkat ke Klaten nih, tapi bulek ke Madiun, adek pun baru sembuh."
Abdul : "Berarti nanti aku cuma sama Zaki dan pak Kun?"
Me : "Iya.... gimana adek ya....?"
Abdul : "Ikut umi aja, kan baru sembuh, kasihan gak ada yg ngurus nanti."
Me : "Gak papa mas gak diajak?"
Abdul : "Gak papa mi, aku bs ngurus diriku sendiri."

#Lega......
#challangelevel1
#harike9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Pesan yg akan disampaikan : seriuslah dalam mengikuti tes seleksi
Target komprod kali ini adalah anak gadisku, Auda. Hari ini saya dan suami mengantar si gadis untuk mengikuti tes masuk SMA. Karakter easy goingnya terkadang membuat kami harus "memperpanjang usus".

Pagi sebelum mengikuti tes, kami sampaikan bahwa kami mendukung apapun yg menjadi pilihannya. Setelah urusan pemberkasan beres saya antarkan si gadis untuk mencari ruangan tempatnya akan menjalani tes tertulis. Setelah ketemu saya berpesan, "Kerjakan sebaik mungkin, dan jangan sia-siakan kesempatan."

Kemudian saya pun pamit untuk menuju ruang tes wawancara orangtua.

Selesai wawancara orang tua ternyata si gadis belum menjalani tes wawancara, saat ditanya bagaimana tes tulisnya, dengan santai dia menjawab: "Ya, bisa."
Kemudian mengalirlah dialog ringan saya dengannya
Me : Umi td wawancara berdua sama Abi
Auda : kok berdua?
Me : karena kami mendukungmu.

#challangelevel1
#harike10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar