Sabtu, 18 November 2017

Kreativitas Membutuhkan Keberanian

06.39 0
"Kreativitas membutuhkan keberanian" adalah salah satu kutipan favorit saya. Pepatah ini sudah lama tetapi kata-kata emas  dari Henri Matisse. Kreativitas benar-benar membutuhkan banyak keberanian. Ketika orang-orang kreatif mengekspresikan emosinya melalui karya seni, tulisan atau musik mereka, dan mereka mempresentasikannya ke seluruh dunia untuk dilihat di Internet, mereka pada dasarnya menempatkan diri mereka pada blok pemotongan untuk dikritik oleh semua orang di planet ini. Kegiatan ini sangat  berani, sangat rentan, dan membutuhkan tingkat kepercayaan diri dan keberanian tertentu.

Kamis, 16 November 2017

Rabu, 15 November 2017

Saat Alat Pemukul Kasur Berubah Menjasi Senapan

03.45 0
Terinspirasi dari pameran alutsista Brimob yang tadi digelar di Alun-alun kota Pacitan, Ridho yang memang punya hobby main perang-perangan, kembali beraksi dengan alat yang biasa kupakai untuk memukul-mukul kasur saat dijemur. Ada saja kreativitasnya sore ini. Alat yang terbuat dari rotan tersebut memang mempunya tangkai panjang dengan kepala pemukul selebar raket, bentuknya pun mirip raket. Sehingga pas untuk bermain tembak-tembakan

Itulah Ridho, apapun yang dipegangnya akan berubah fungsi menjadi mainan tembak-tembakan
 

Selasa, 14 November 2017

Mengingat Pesan

08.05 0
Pernah dibuat kesal gegara nitip pesan ke anak, tetapi anak lupa untuk menyampaikan ke yang bersangkutan?
Bisa jadi itu akibat kesalahan kita saat menyampaikan pesan. Mungkin si anak tidak paham dengan maksud pesan yang kita titipkan, atau bisa jadi saat menyampaikan pesan kita kurang kreatif sehingga pesan tersebut tidak membekas di memori anak.

Memori anak-anak sangat pendek waktunya, andaikata kita menyampaikan pesan dengan cara yang monoton maka bisa dipastikan pesan tersebut akan lewat tak berbekas. Banyak media untuk menyampaikan pesan dan keberhasilan dalam menyampaikan pesan sangat bergantung pada gaya belajar anak. Anak dengan gaya belajar visual seperti Ridho lebih nyaman dengan pesan berupa tulisan atau gambar.

Pagi ini Ridho mendapat tugas untuk menyampaikan pesan saya kepada gurunya. Karena kesibukan saya, tidak sempat untuk memback up pesan tersebut dengan WApri gurunya. Saat menjemputnya di sore hari, saya pun agak terkejut ketika Ridho berkata, "Mi pesannya sudah saya sampaikan ke pak guru." Terus terang saya lupa telah menitip pesan kepadanya. Sambil mengucapkan terima kasih, saya bertanya kepadanya, bagaimana cara dia mengingat tugas mengirim pesan ini. Dan kemudian Ridho pun membuka catatan di bukunya.
Wah perlu ditiru nih

Minggu, 12 November 2017

Beda Anak, Beda Kreativitas

06.17 0
Saat menjenguk anak-anak adalah moment untuk mengevaluasi pencapaian hasil belajar mereka dan juga untuk mengukur sejauh mana tingkat kedewasaan mereka masing-masing.  Salah satu parameter yang saya pakai untuk mengukur kedewasaan mereka adalah dengan melihat kebijakan mereka dalam memanfaatkan uang saku.

Hari ini Abdul dan Auda mendapat uang yang sama untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, masing-masing mendapat 400.000. Uang itu bebas mereka belanjakan untuk belanja sesuai kebutuhan mereka. Menurut pengamatan saya Auda lebih banyak belanja toiletris dan body care daripada makanan ringan. Mungkin karena perempuan jadi pilihan belanjanya jatuh ke hal-hal tersebut. Sedangkan Abdul lebih memilih belanja makanan ringan.

Selepas berbelanja, saya pun sedikit mewawancarai mereka. Auda bercerita untuk makanan ringan dia lebih suka menyantap keripik singkong yang saya bawa. Abdul memilih banyak belanja makanan ringan karena itu yang dia butuhkan. Untuk mencuci baju dia lebih memilih laundry sedangkan Auda berhemat dengan mencuci sendiri.

Demi melihat kedua kakaknya berbelanja Ridho pun tidak mau ketinggalan, dan belanjaan yang diburunya adalah makanan ringan, meski dia tidak mendapat jatah uang untuk berbelanja. Lha....siapa dong yang membayar?
Akhirnya kedua kakaknya pun berinisiatif untuk urunan membayar belanjaannya Ridho

Sabtu, 11 November 2017

Memanfaatkan Fasilitas akan Menumbuhkan Kreativitas

05.19 0
Akhir pekan ini kami berencana untuk berkumpul bersama di Klaten, Auda ada keperluan cap tiga jari di SMPnya, Abdul sudah kehabisan uang saku dan jajan, Ridho pun sudah kangen dengan kedua saudaranya. Berjanjilah kami untuk bertemu di SMP Auda dulu. Rencananya Auda akan berangkat hari Jum'at dengan naik bis dari Kartasura dan menginap dirumah saudara malam harinya. Paginya Auda akan ke SMPnya dan kami jemput disana.

Kami pun berangkat dari Pacitan bakda dzuhur, berhubung hujan maka suami membawa mobil dengan perlahan. Kami tidak bisa menghubungi Auda, HP nya tidak aktif, kami pun tidak bisa mengecek posisinya.

Sesampainya di Klaten kami langsung menuju ke tempat Abdul. Setelah bertemu dengannya kami pun bergegas menjemput Auda meski dalam suasana hujan rintik-rintik. Dan Auda pun belum bisa dihubungi. Tetiba ada notif messenger di HP ku, dari Auda. Dia mengabarkan posisinya sudah di rumah budenya, dan meminta kami langsung menyusulnya.

Hari ini Auda kami biarkan untuk mengurus urusannya sendiri, tanpa melibatkan bude atau omnya. Kami biarkan dia menggunakan fasilitas transportasi umum menuju SMP nya. Ternyata Anak itu lebih memilihh menggunakan Go Car daripada harus naik bus umum. yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana di bisa order Go Car padahal HPnya masih HP polyphonic dengan keyboard yang belum qwerty???

Ternyata dia memanfaatkan fasilitas laptop dan wifi yang ada di rumah budenya

Jumat, 10 November 2017

Benarkah Kreativitas Akan Muncul Saat Kepepet?

07.14 0
Sering mendengar istilah the power of kepepet?
Beberapa orang sering menganggap kalau dalam kondisi kepepet barulah orang akan memeras otak, berfikir untuk menciptakan sesuatu yang baru demi bertahan.
Contohnya seorang yang kepepet karena uang belanja yang menipis, maka dia akan kreatif menyusun menu untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga dengan budget yang terbatas. Hi....hi....Umiyani pernah ngalami ini, bagaimana mengolah sepotong tempe dengan harga Rp 500,00 menjadi lauk tempe goreng dan sayur oseng tempe,.....itu tahun 2000 yang lalu @_@

Nah bagaimana dengan anak-anak?
Jargon the power of kepepet ini akankah memacu anak untuk memunculkan kreativitas?
Rasanya hampir tidak ada seorang ibu yang akan membenturkan anaknya dalam kondisi kepepet ini. Seorang anak terlahir dengan segudang kreativitas pada otaknya, namun keterbatasan linkungannyalah yang membelenggu kreativitasnya. Oleh karena itu bebaskan anak dari segala keterbatasan agar kreativitasnya semakin tumbuh subur.

Hari ini Umiyani akan menguji hipotesis benarkah dalam kondisi kepepet Ridho akan lebih kreatif. Project yang kami jalani hari ini adalah mandi tanpa teriakan. Seperti biasa, agar bisa bangun pagi, Ridho harus dibangunkan. Tak cukup sekali, kadang butuh lebih dari 3 (tiga) kali menggoyang-goyangkan badannya barulah Ridho bangkit dari tempat tidur. Pagi ini sengaja setelah dibangunkan Umiyani tidak mendendangkan lagu wajibnya untuk menyuruh Ridho mansi pagi.Cukup hanya bertanya ...." Jam berapa dek?"

Mungkin karena heran, tumben Umiyani tidak menyuruh mandi, Ridho malah ke dapur, setelah puas bermain kucing dia kembali melihat jam dinding. Karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.00 dia pun bergegas ke kamar mandi, mandinya sangat cepat, mungkin karena hari sudah siang. Selepas itu langsung mengambil sarapan, makan dan langsung merapikan peralatan sekolahnya sambil makan. Biasanya sih makannya lama, tumben pagi ini sangat cepat dan dilakukan sambil melakukan pekerjaan yang lain.

Karena kesiangan, dia pun harus berfikir bagaimana cara cepat agar dia tidak terlambat tetapi tanpa melupakan sarapan.

Kamis, 09 November 2017

Bermain Memupuk Kreativitas

06.13 0
Bermain di alam terbuka bisa menjadi salah satu sarana untuk memupuk kreativitas anak. Karena dalam terbuka mereka bisa lebih banyak mengeksplorasi apa yang mereka butuhkan untuk menciptakan suatu permainan yang asyik. Selain itu bermain di alam terbuka juga cukup efektif untuk menghemat budget membeli mainan pabrikan.

Seperti yang dilakukan Ridho. Anak ini mempunyai hobby bermain perang-perangan.  Hobby nya ini sangat tersalurkan di alam terbuka. Dia biasa mengendap-endap seolah-olah sedang menjadi tentara yang sedang mengintai. Biasanya dia akan mengambil benda panjang apa saja yang ada di dekatnya untuk dijadikan senapan. Adapun yang sering menjadi musuhnya adalah para ayam yang banyak berkeliaran di halaman belakang rumah kami.

Ada saja idenya saat bermain perang-perangan,  mulai dari pakaian yang digunakan sampai alat yang digunakan sebagai senjata. Tampaknya dengan bermain peran dan bermain di alam terbuka dia bisa menciptakan dunianya sendiri yang sangat mengasyikkan

Rabu, 08 November 2017

Tak Ada Pistol-pistolan, Apapun Bisa Buat Bermain Pertempuran

06.38 0
Do sangat terobsesi dengan seorang tentara. Karakternya yang tegas sangat mendukung agar obsesinya ini terwujud menjadi seorang perwira. Permainan Yang paling disukainya pertempuran. Namun sayang, mainan pistol yang dimilikinya tak pernah berumur panjang. Mungkin karena terlalu sering di pakai bermain.

Ridho pun sering saya amati suka mengubah benda apa saja yang dipegangnya menjadi sebuah senjata, kadang hanger bisa berubah fungsi menjadi pistol, spidol pun bisa dirangkai menjadi pistol. Kayu bakar atau capstok  baju bisa menjadi senapan laras panjang, kadang penggaris dimainkan sebagai sebuah pedang.

Tampaknya memang benar tak usah membatasi dia dengan membelikan mainan senjata ala pabrik mainan.  Karena dengan kreativitas dan imajinasinya,  didekatbnya, benda apapun bisa menjadi alat untuk permainan pertempuran.

Jumat, 03 November 2017

Pengalaman Belajar KREATIVITAS di IIP

00.25 0
Belajar kembali dengan gaya baru, itu yang saya tangkap saat memulai belajar materi KREATIVITAS. Model pembelajaran kali ini sangat relevan dengan tema yang akan dibahas. Saya suka....saya suka....💗💓


Jika Anda telah ingin merancang masa depan anak anda, Anda tahu bahwa kreativitas akan sangat penting untuk kesuksesan mereka.
Anda ingin membesarkan anak-anak kreatif?

Bagaimana cara Anda menumbuhkan kreativitas?
Kreativitas disini didefinisikan sebagai menciptakan sesuatu yang orisinil dan bermanfaat.

Bill Gates menyetujui surat tahunannya yang mengatakan, "Inovasi telah dan akan terus menjadi kunci untuk memperbaiki dunia."


Jika Anda telah ingin merancang masa depan anak anda, Anda tahu bahwa kreativitas akan sangat penting untuk kesuksesan mereka.


Ahli kreativitas, Sir Ken Robinson menegaskan bahwa sekolah membunuh kreativitas. Hanya beberapa tahun di sistem pendidikan yang sekarang, anak-anak kita di tahun-tahun berikutnya akan mengatakan selamat tinggal pada kemampuan kreatif bawaan mereka.



Empat Cara Menumbuhkan Kreativitas 


 1. Down Time

Stres membunuh kreativitas. Itu sebabnya saya tidak mendukung penjadwalan atau pekerjaan rumah yang berlebihan - keduanya menciptakan stres dan kelelahan mental. Agar anak menjadi kreatif, kita harus memberi otak mereka waktu santai. Waktunya tidur siang, membaca, jalan-jalan - hal-hal semacam itu. (Untuk membaca lebih lanjut tentang bab 2 di buku Jonah Lehrer, Imagine.) Dewasa, inilah mengapa ide terbaik kita sampai pada kita dalam hujan yang lama ketika otak kita rileks. 


2. Kegagalan

Penelitian menunjukkan bahwa ketika kita gagal, kita belajar lebih banyak daripada kapan kita berhasil. Bila anak-anak kita gagal, kita bisa menggunakan pengalaman itu untuk membantu mereka belajar darinya. Begitulah cara Pixar memulai setiap hari - dengan kegagalan mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk belajar dari kesalahan masing-masing dan mengarah pada gagasan yang lebih kreatif.
 
3. Bermain Peran

Bermain, terutama bermain peran adalah salah satu cara yang paling menguntungkan orang tua, karena bisa menumbuhkan kreativitas. Berikan waktu, alat peraga, dan gagasan untuk bermain peran. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa "anak-anak prasekolah yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain peran memiliki tingkat kreativitas yang tinggi." 


4. Peluang untuk Merancang dan Membangun

Bermain di alam terbuka memungkinkan anak merancang dan membangun apa pun yang bisa mereka bayangkan. Saya ingin anak-anak saya menemukan permainannya sendiri. Karena itu akan mengarahkan mereka pada pemikiran kreatif dan berbeda. Selain mengasah kreativitas, dengan berani untuk merancang dan membangun juga memupuk kepercayaan diri mereka.

Omong-omong, seperti yang bisa Anda lihat dari empat cara di atas, Anda tidak bisa mengajarkan "kreativitas" sebagai kelas spesial seperti musik atau APE. Anda juga tidak menjadi kreatif dengan melakukan apa yang disebut "kelas kreativitas".



Suasana Diskusi

Pembelajaran di kelas ini sangat menarik, karena disajikan dengan cara yang berbeda. Peserta digiring untuk menampilkan sisi kreativitasnya masing-masing secara inside out tanpa dicekoki dengan teori-teori tentang kreativitas. Menurut saya cara ini sangat efektif karena dengan sendirinya saya sebagai peserta mampu menyadari kesalahan mendampingi anak dalam menumbuhkan kreativitas.

Kreativitas Menurut Saya 

Tempe adalah makanan yang paling mudah dijumpai di Indonesia, akan tetapi makanan ini menjadi simbol status sosial yang rendah. Bahkan ada ungkapan "mental tempe" yang digunakan untuk merendahkan dengan arti bahwa hal yang dibicarakan bermutu rendah karena murah seperti tempe.....

Kreatif menurut saya adalah mampu menciptakan "menu selera" dunia dengan bahan tempe tanpa merubah cita rasa aslinya. Saatnya tempe pun menjadi Steak Tempe.






























Sumber :
1. Materi Kreativitas, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional
2. Melissa Taylor, http://www.parenting.com/blogs/mom-congress/melissa-taylor/do-schools-kill-creativity-what-do-we-do-about-it 
3. Dyah Qyushartanti, http://dhiahqyushartanti.blogspot.co.id/2011/10/mengembangkan-kreativitas-melalui.html
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Tempe