Senin, 22 Januari 2018

Anak Perempuan yang Keibuan dan Anak Lelaki yang Bertanggungjawab

20.53 0
Akhir level 11 kelas bunsay ini adalah sebuah reminder buat saya pribadi, bahwa ada tugas yang  belum selesai dalam membersamai anak. Yakni meregenerasikan jiwa keibuan kepada anak perempuan dan sikap bertanggungjawab kepada anak lelaki. Tugas ini bukan tugas yang ringan, berawal dari penanaman fitrah seksualitas, agar saat kelas mereka dewasa tidak mengalami bias identitas.

Sudah selayaknya anak perempuan tumbuh sesuai fitrahnya yang lemah lembut dan penyayang agar kelak dia bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu, madrasah pertama bagi anak-anaknya. Anak lelaki pun harus tumbuh sesuai fitrahnya sebagai seorang yang kuat dan bertanggung jawab seperti ayahnya. Tugas itu tidak akan sempurna tanpa adanya role model dari kami, kedua orang tuanya


Minggu, 21 Januari 2018

Memperkenalkan Definisi Baligh kepada Anak

03.44 0
Mengenalkan konsep baligh kepada anak-anak menjadi sesuatu yang sulit untuk diucapkan kepada anak-anak. Karena kalau menggunakan kata-kata yang sedikit vulgar akan membuat mereka membayangkan yang tidak-tidak. tetapi kalau menggunakan kata yang abu-abu apalagi ambigu justru akan membuat dia bias. Di keluarga kami untuk memperkenalkan konsep baligh ini melibatkan peran kami berdua sebagai orang tua. Anak perempuan yang memperkenalkan konsep baligh adalah Umi dan anak lelaki diperkenalkan konsep baligh oleh Abi.

Kami mengkondisikan anak-anak untuk mengenal konsep baligh ini saat mereka duduk di kelas empat SD. Kebetulan salah satu materi dalam pelajaran IPA membahas masalah reproduksi manusia, sehingga memudahkan kami untuk mendapatkan moment yang tepat. Caranya bagi kami cukup ngobrol santai berdua dengan anak dalam aktivitas berdua. Saat ngobrol ini kami pilih di kegiatan yang mereka sukai agar mereka dalam kondisi rileks.

Saat mereka dalam usia pre akhil baligh ini kami sudah melatih mereka untuk mengerjakan apa yang menjadi beban seseorang yang sudah baligh,seperti sholat 5 waktu tanpa bolong, puasa Ramadhan tanpa ada kesempatan untuk batal, tilawah harian, bahkan melakukan pekerjaan ala orang dewasa seperti memasak untuk anak perempuan dan ikut ke hutan untuk anak lelaki.

Kami pun melakukan PDKT kepada anak-anak agar mereka semakin dekat dengan kami. Abinya sering berkegiatan dengan Auda, anak perempuan kami, agar cinta pertama Auda terpatri pada sosok abinya. Dan saya, tentunya harus lebih dekat dengan kedua jagoan kami, Dul dan Do


Karena Dia Anak Lelakiku

02.49 0
Ibu mana yang tak bangga jika melihat anak lelakinya tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab dan sangat peduli kepada sesama, terutama kepada keluarganya.

Teringat aku pada suatu peristiwa saat meminta Abdul untuk menemaniku berbelanja barang dagangan ke pasar Klewer, Solo. Seperti layaknya seorang pedagang yang kulakan barang dagangan, maka banyak sekali barang yang kubeli dan itu tidak hanya berasal lebih dari satu toko. Kondisi pasar yang penuh sesak dan jarak antar kios ternyata tidak membuatnya mengeluh karena telah menemaniku berbelanja.

Yang dia lakukan justru tidak mengizinkan aku untuk menarik trolly yang bermuatan barang dagangan, dan subhanallah dia selalu menjagaku dengan selalu berjalan di sisi kananku. Dialah yang rela bolak-balik mengantar barang yang sudah kami beli ke mobil, padahal jaraknya tidak dekat. Sementara aku menunggu proses pembayaran.

Proses memupuk tanggungjawabnya sebagai seorang lelaki pelindung keluarga ini bukanlah proses yang instan, melainkan suatu proses pembiasaan dan memahamkan dia tentang bagaimana seorang lelaki harus bersikap. Proses ini adalah bagian untuk menumbuhkan fitrah seksualitasnya sebagai seorang lelaki sejati. Semoga kelak dia menjadi seorang suami yang bertanggung jawab dan ayah yang penyayang bagi anak-anaknya

Sabtu, 20 Januari 2018

Anak Lelaki Calon Pemimpin Keluarga

02.56 0
Salah satu cara untuk menumbuhkan fitrah seksualitas seorang anak laki-laki adalah dengan selalu mengajak anak untuk bersikap sebagai seorang pelindung keluarga, terutama untuk ibu dan saudara perempuannya. Cara ini sangat tepat untuk menumbuhkan jiwa tanggung jawab seorang anak laki-laki.

Adalah Abdulloh, anak laki-laki kedua kami. Sejak kecil Abdulloh selalu kami tempatkan sebagai penjaga keluarga. Dalam setiap kesempatan, Abdulloh selalu kami minta untuk menjadi pemimpin. Misalnya saat mengajaknya ke pasar, maka saya akan mengatakan kepadanya, "Mas... yuk temani Umi ke pasar" Terkadang kalau dia malas untuk ikut, saya tambahkan kalimat, "Temani Umi ke pasar ya mas, anak  lelaki itu selalu menjaga ibunya, di pasar kan banyak orang". Kalimat ini lebih lebih mengena dari pada, "Mas .... mau ikut ke pasar?"

Atau dalam sebuah kegiatan sepele, misalnya saat Auda, kakak perempuannya menginap di rumah buliknya, saya selalu berkata, "Mas... antar dan temani mbak Auda ke rumah bulik, anak gadis kan tidak boleh menginap di rumah orang lain sendirian.

Dengan cara seperti itu, saya berharap dalam diri Abdulloh kecil sudah tertanam jiwa tanggung jawab sebagai seorang lelaki.

Jumat, 19 Januari 2018

Fitrah Ketertarikan Terhadap Lawan Jenis

13.25 0
Hari ini tugas saya untuk mengantar dan menjemput Do sekolah. Pekerjaan ini sebenarnya tanggung jawab suami 😀. Karena beliau ada tugas keluar kota, jadi saya ambil alih.

Saat memasuki pintu gerbang, pandangan saya tertuju ke sekelompok anak yang berhijab.  Mereka duduk-duduk di depan kelasny a.  Tak ada satupun anak lelaki yg ada dikelasnys. Sekolahan Do memang menerapkan peraturan untuk memisahkan anak lelaki dan perempuan saat kelas empat.

Sekumpulan anak itu tampak asyik bercengkerama.  Ada beberapa yang bermain engkling. Pandangan saya beralih ke lantai atas, tempat kelas Do berada. Beberapa anak laki-laki tampak asyik di beranda loteng. Pandangan mereka tertuju ke bawah. Tampaknya mereka sedang mengamati anak-anak perempuan yg sedang asyik bermain engkling.

Anak-anak di beranda loteng itu saling goda, bahkan mereka mengolok-olok teman perempuan mereka yang tepat berada di bawah mereka. Entah apa maksudnya.

Saya pun berfikir apakah anak usia kelas empat SD sudah bisa merasakan ketertarikan kepada lawan jenis?
Tampaknya fase baligh anak zaman now lebih cepat dari fase akhil mereka.


Adakah Gender dalam Pekerjaan

07.37 0
Saat presentasi di kelas Bunsay kemarin, ada sebuah pertanyaan menarik yang diajukan oleh salah seorang peserta.

Apakah pekerjaan sehari2 dan profesi itu ada gendernya?

Sebelumnya menjawab saya ingin mengajak pembaca budiman untuk melihat sekeliling kita. Pernah melihat seorang ibu yg menjadi tukang batu dan bekerja di proyek.

Ada sebuah tanda ❓ besar di benak kita tentunya. Apakah ibu itu bekerja Sebagai tukang  batu Karena keahliannya? Atau karena terpaksa?

Saya pikir masalah pekerjaan ini tidak berkaitan dengan gender. Bedakan pekerjaan dan profesi

Akan tetapi untuk beberapa pekerjaan memang identik dengan gender karena tuntutannya, bukan ditetapkan berdasarkan gender. Misalnya tukang batu identik dengan tenaga yg kuat, dan tenaga kuat kebanyakan dimiliki lelaki.

Ada pekerjaan yg membutuhkan ketelatenan, menjahit, dan ini identik dengan wanita. Dan tidak menutup kemungkinan ada juga penjahit laki-laki,  namun biasanya fokus pada baju untuk laki-laki.

Artinya pekerjaan itu diambil atas dasar fitrahnya, pekerjaan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan itu menjadi ranah wanira. Dan pekerjaan yang membutuhkan tenaga dan pemikiran itu ramahnya laki-laki

Adab untuk Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak

06.22 0






Ketika mendengar kata seks mungkin sudah ada suatu gambaran tentang hal-hal yang tabu begitu ya, padahal dalam Islam sendiri pendidikan seks ini betul-betul dikemas dengan sangat luar biasa dan ini memang wajib untuk diketahui oleh ayah dan  bunda sejak mereka sejak dini.

Yang pertama kita lakukan adalah mengenalkan tentang konsep lakilaki dan perempuan. Jadi kalau punya anak laki-laki kalau dalam Islam sudah dijelaskan didiklah anak laki-laki dengan memanah, berkuda dan berenang begitu.

Untuk anak perempuan kenalkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan kewanitaan. Sehingga mereka tahu, oh laki-laki itu seperti ini, oh perempuan itu seperti itu. Kemudian yang kedua kenalkan tentang cara berpakaian laki-laki dan perempuan juga berbeda, dalam satu hadist dikatakan bahwa Allah melaknat laki-laki yang mirip perempuan atau perempuan yang kemudian mirip laki-laki.

Sekarang ini sudah terjadi banyak kaum laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan bahkan sudah bergaya seperti perempuan atau kebalikanya anak perempuan seperti laki-laki kalau kita lihat tayangan di televise, kita bisa saksikan begitu banyaknya bergaya dengan cara yang bukan fitrahnya.
Nah ini sudah kita ajarkan kepada anak kita bahwa kamu laki-laki, bagaimana cara kamu berbicara, bertindak, adalah seperti laki-laki dan juga kalau anak kita perempuan,

Kemudian yang ketiga adalah bagaimana mengarahkan anak kita cara bergaul tentunya kita ajarkan untuk tidak berkhalwat kemudian tidak berikhtilat berdua-duaan atau bergabung, bercampur, kita kenalkan tentang makhromnya dan sebagainy. Sehingga anak-anak kita tahu betul bagaimana membawa diri dalam pergaulan ini semua sebenarnya pendidikan seks, jadi bukan kemudian urusan seks itu urusan yang kaitanya dengan hubungan seksual kemudian berpacaran tidak, tidak ke sana.
Bahkan dalam Islam sangat diajarkan bagaimana caranya tidur, ayah bunda tahu ya dilarang anak perempuan atau anak laki-laki tidur dalam satu selimut, perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki juga tidak boleh tidur dalam satu selimut itu sudah diajarkan. Sebaiknya juga kalau punya anak laki-laki perempuan kita pisahkan sejak dini. 

Kemudian lagi ketika mereka sudah mulai beranjak besar, bagaimana cara berpakaian bagaimana cara menitup aurat laki-laki dan perempuan dan juga menjaga pandangan agar mereka tidak terbiasa melihat hal-hal yang tidak baik.Bunda kalau dirumah bukan kemudian wah ini pumpung dirumah kemudian berpakaian seadanya saja padahal kita punya anak laki-laki dirumah kita, kita ajarkan bunda harus berpakaian rapi dan tertutup dalam rumah.

Biasakan mata anak kita melihat hal-hal yang baik, walaupun itu adalah anak kita sendiri atau itu bundanya sendiri tetapi pembiasaan melihat hal-hal yang tidak baik akan membawa dia menjadi sebuah kebiasaan melihat hal-hal yang tidak baik juga menjadi suatu kebiasaan.

Ada lagi ayah dan bunda jangan lupa juga ketika mereka sudah mulai bergaul dengan teman sejenis dengan disekolahnya mungkin ya yang beranjak SMP itu juga dikenalkan  kamu tidak boleh lagi berboncengan dengan lawan jenis kamu sudah baligh harus bisa menjaga kulitmu tidak boleh bersentuhan dengan teman mu yang laki-laki.Ada hadistnya juga itu ya ditusuk jarum besi lebih mulia dari pada bersentuhan yang bukan mahromya kita jelaskan itu sejak dini sehingga anak-anak tahu betul.

Rabu, 17 Januari 2018

Selektif

07.12 0
Studi kasus pada anak gadis saya. Saat kelas II SMP dia pernah tertarik dan berpacaran (via medsos) dengan teman SD nya. Cinta Monyet, saya pikir. Ketertarikan terhadap lawan jenis memang sesuatu yang fitrah. Kami sebagai orang tua tak lantas menghakiminya. Tetapi lebih banyak ngobrol dan menceritakan masa lalu kami kepadanya. Menceritakan tentang kisah cinta monyet kami 😷.  Termasuk proses dipertemukannya saya dan suami sehingga menjadi suami istri,  tanpa berpacaran.

Dengan banyak bercerita kepadanya, membuat anak gadis kami kemudian lebih terbuka.

Selain itu faktor teman-temannya yang tidak mendukung dia untuk berpacaran sangat mempengaruhinya.

Akhirnya gak sampai lulus SMP, anak saya menyatakan putus dengan pacarnya yg eks teman SDnya itu, meski si anak laki-laki itu masih sering menghubungi, Alhamdulillah anak gadis saya tetap kokoh dengan pendiriannya. 

Sekarang pun setelah SMA dia sangat selektif dalam memilih teman.

#maaf jadi curcol 😅

Sabtu, 13 Januari 2018

Penanaman Adab dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak

18.33 0
Presentasi kelompok di kelas Bunsay kali ini mengangkat tema tentang fitrah seksualitas. Kelompok sebelumnya banyak membahas tentang defini dan kiat untuk menanamkan fitah sesksualitas tersebut. Cukup interaktif dengan penampilan yang sangat aktratif dari masing-masing kelompok.

Tentang definisi, referensi berikut sangat lengkap dan pas sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita. Silakan klik disini tentang prinsip dan tahapan mendidik fitrah seksualitas.

sumber: buku FBE


Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan. Sebuah tugas yang tidak ringan bagi para orang tua oleh karena itu proses penumbuhan fitrah ini dibutuhkan sebuah komunitas yang baik.

Disamping itu menumbuhkan fitrah seksualitas harus dibarengi pula dengan gerakan penanaman adab dalam beraktivitas sehari-hari. Menanamkan adab (QS 66:6) dan menumbuhkanfFitrah (QS 30:30) harus berjalan selaras, keduanya adalah amanah dan tanggungjawab setiap orangtua.

Mendidik Fitrah itu inside out, bagaimana membangkitkan antusias, ghairah, kecintaan dari dalam (intrinsic motivation), karena semua potensi kebaikan sudah terinstal. Mendidik Adab itu outside in, bagaimana nilai nilai Kitabullah perlu ditanamkan sehingga memuliakan potensi fitrah.

Tanpa fitrah yang tumbuh paripurna, Adab akan sulit ditanamkan. Kalaupun bisa, tentu dengan cara pemaksaan bukan berangkat dari kesadaran dan dari dalam diri manusia. Manusia bukan robot, mereka beramal bukan mekanistik seperti mesin atau dengan “stick n carrot” seperti hewan. Manusia yang fitri dan Islami beramal karena niat yang kuat dari dalam dirinya dipandu Kitabullah.

Begitupula tanpa Adab, maka fitrah akan tumbuh menggeragas tanpa arah dan panduan. Potensi keimanan seseorang bisa melantur menjadi kebatinan, potensi bakat pemimpin bisa menyimpang menjadi diktator, potensi belajar dan bernalar akan ngawur menciptakan kehancuran, potensi seksualitas akan berkembang sesat menjadi LGBT dsbnya.

Jangan lupa juga Fitrah seksualitas ditumbuhkan, ini bukan bicara pendidikan seks, tetapi bicara bagaimana ananda berfikir, bersikap, merasa sesuai gendernya. Fitrah seksualitas jika dirawat dan ditumbuhkan sesuai tahapannya dgn pendampingan penuh ayah bunda sejak 0-15 tahun kelak akan berujung od peran Ayah sejati atau Ibu Sejati. Jika tidak dirawat baik maka akan berakibat penyimpangan seperti LGBT atau setidaknya kelak akan gagap jadi Ibu atau gagap jadi Ayah.

Selanjutnya di tulisan mendatang mari kita kupas tuntas, adab apa saja yang perlu kita tanamkan agar fitrah seksualitas anak tumbuh dengan sempurna

#diresume dari beberapa materi kuliah FBE


Membangun Konsep Diri Anak dengan Menumbuhkan Fitrah Seksualitas, bagian 2

06.40 0
Pada tulisan sebelumnya disebutkan ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan konsep diri pada anak ini. Tiga hal tersebut adalah gambaran diri sendiri, citra diri dan jati diri. Tugas orang tua selanjutnya adalah mengajarkan anak agar mampu menciptakan konsep diri yang positif, salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan fitrah seksualitas sendari mereka kecil. Hal ini sangat penting untuk menghindarkan anak agar tidak bias identitas dan paham akan tugasnya kelak. Paham akan tugas utama sebagai seorang perempuan adalah sebagai ibu, pendidik utama anak-anaknya, dan tugas pokok seorang lelaki adalah mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Berikut adalah strategi yang dilakukan di keluarga kami untuk menanamkan konsep diri positif pada anak dari sisi fitrah seksualitas;
  1. Mengenalkan tentang konsep laki-laki dan perempuan
  2. Mengenalkan tentang cara berpakaian antara laki-laki dan perempuan 
  3. Mengarahkan anak dalam bergaul dengan lawan jenis
  4. Mengajarkan adab kapan waktu tidak boleh masuk dan kewajiban untuk meminta izin sebelum masuk ke kamar orang tua 
  5. Memisahkan kamar anak laki-laki dan perempuan, bahwa tidak boleh tidur dalam satu selimut
  6. Memahamkan tentang aurot dan kewajiban menutup aurot di depan non mahram
  7. Mengajak anak perempuan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengajak anak lelaki untuk banyak terlibat di kegiatan fisik dan kemasyarakatan

Dengan langkah tersebut, kami ingin anak-anak kami memahami tugasnya sesuai fitrahnya sebagai seorang laki-laki maupun perempuan. Dan kelak saat mereka dewasa bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah atau ibu yang baik

Rabu, 10 Januari 2018

Membangun Konsep Diri Anak dengan Menumbuhkan Fitrah Seksualitas, bagian 1

06.58 0
Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimeni fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya. https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep_diri

Menumbuhkan fitrah seksualitas adalah salah satu tahap untuk membangun konsep diri anak, karena ia akan menghargai dirinya dan mampu melihat sisi positif dari setiap kejadian untuk diambil pelajaran agar lebih berkembang di masa depan. Ketika mendengar kata seksualitas mungkin sudah ada suatu gambaran tentang hal-hal yang tabu begitu ya, padahal dalam Islam sendiri pendidikan seks ini betul-betul dikemas dengan sangat luar biasa dan ini memang wajib untuk diketahui oleh ayah dan  bunda sejak mereka sejak dini.

Yang pertama kita lakukan adalah mengenalkan tentang konsep laki-laki dan perempuan. Jadi kalau punya anak laki-laki kalau dalam Islam sudah dijelaskan didiklah anak laki-laki dengan memanah, berkuda dan berenang begitu. Untuk anak perempuan kenalkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan kewanitaan. Sehingga mereka tahu, oh laki-laki itu seperti ini, oh perempuan itu seperti itu.

Sekarang ini sudah terjadi banyak kaum laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan bahkan sudah bergaya seperti perempuan atau kebalikanya anak perempuan seperti laki-laki kalau kita lihat tayangan di televisi, kita bisa saksikan begitu banyaknya bergaya dengan cara yang bukan fitrahnya.
Nah oleh karena itu perlu kita ajarkan kepada anak kita bahwa kamu laki-laki, bagaimana cara kamu berbicara, bertindak, adalah seperti laki-laki dan juga kalau anak kita perempuan,

Kemudian yang ketiga adalah bagaimana mengarahkan anak kita cara bergaul tentunya kita ajarkan untuk tidak berkhalwat kemudian tidak berikhtilat berdua-duaan atau bergabung, bercampur, kita kenalkan tentang makhromnya dan sebagainya. Sehingga anak-anak kita tahu betul bagaimana membawa diri dalam pergaulan ini semua sebenarnya pendidikan seks, jadi bukan kemudian urusan seks itu urusan yang kaitannya dengan hubungan seksual. 

Ada tiga hal yang erat kaitannya kenapa menumbuhkan fitrah seksualitas erat kaitannya dengan konsep diri;
1. Diri Ideal (Self Ideal)
 Self-ideal terdiri dari :
·         harapan,
·         impian,
·         visi,
·         idaman
Dalam menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak sangat erat kaitannya dengan Self-ideal ini. Ada tahapan yang dibangun sesuai usia anak, agar anak mampu membedakan gender sejak berusia 3 tahun dan kemudian bangga sesuai dengan gendernya. Tugas orangtua adalah membantu anak-anak membentuk diri ideal mereka. Karena diri ideal ini akan menentukan sebagian besar arah hidup anak.
Ia menentukan arah perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta kepribadian.

2.  Citra Diri (Self Image)
Bagian ini menunjukkan bagaimana anak bisa membayangkan diri sendiri, dan menentukan bagaimana dia akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Bagaimana cara seorang perempuan bersikap hendaknya sudah diajarkan kepada anak perempuan sendari mereka kecil, sehingga tidak sifat-sifat fitrah sebagai seorang perempuan yang penuh dengan kelemah lembutan akan menjadi citra diri yang melekat pada kehidupannya.

3. Self-Esteem (Jati Diri)
self-esteem adalah seberapa besar anak menyukai dirinya sendiri. Semakin anak menyukai dirinya, semakin baik dia dalam bertindak dalam bidang apa pun yang dia tekuni. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian. Komponen-komponen pentingnya:

·         bagaimana anak berpikir tentang dirinya,
·         bagaimana anak merasa,
·         bagaimana anak bertingkah laku.
Jati diri adalah hasil perbandingan antara diri ideal dengan citra diri.
Jika citra diri anak sejalan atau mendekati diri idealnya, maka harga dirinya akan tinggi.
Jika citra diri anak tidak sejalan atau jauh dari diri idealnya, maka harga dirinya akan rendah.


Diresume dalam rangka memenuhi tugas kuliah Bunda Sayang IIP Level 11
 
·