Senin, 30 November 2020

Manuver Seorang Leader Demi Berjalannya Project Passion

16.52 0

 Judul asline sebenarnya bingung mau nulis apa, ha...ha...ha...


Tentang 4 E ya...

Aku adalah penganut kubu nurture jika sudah bicara soal bakat. kubu ini sangat menyakini bahwa sifat seseorang bisa berubah seiring dengan perubahan lingkungan dan pendidikan. Adalah John B. Watson yang mencetuskan teori ini. Aku yakin pengalaman mampu menuliskan segala pesan pada sifat dasar manusia. Layaknya sebuah kertas putih bersih, maka akan dapat tertulis dan tertuang warna yang indah seiring sejalan dengan bagaimana kerta itu dimanfaatkan. Proses dan pengalaman sangat mempengaruhi perubahan ini.


Halah gladrah, wong cuma disuruh menulis tentang apa yang dirasakan selama menjalani project passion, malah ke arah situ...he...he...


Jujurly dalam menjalani project passion ini pas banget, aku bisa memancarkan (shinning) 4 E yang selama ini berada terpendam dalam diriku. Hanya saja timeline projectnya yang terlalu cepat membuatku keteteran. Ditambah dengan tumpukan kerjaan akhir tahun kantor yang membuatku semakin tak berkutik.


Dari sini, aku baru sadar, bahwa selama ini aku baru menjalani pekerjaan, belum sepenuhnya menempuh profesi. Sangat berbeda sekali definisi pekerjaan dan profesi. Yang aku pahami pekerjaan itu dilakukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban demi menghasilkan nilai rupiah (produktif dalam sisi materi). Sedangkan profesi itu dijalani karena ada unsur 4 E nya tadi, easy, enjoy, excellent dan eran. 


Yah... terpaksa beberapa pekan ini aku skip kegiatan di Hexagon City kecuali yang wajib saja. Susah bagi waktunya dengan dunia nyata pren...(baca aktivitas publik yang sedang aku jalani). Ha...ha... jadi merasa sedikit hambar sih, hanya menggugurkan kewajiban tanpa menikmati permainan yang sedang berjalan di Hexagon City. Maafkan daku yang harus memprioritaskan beberapa pekerjaan kantor yang juga dikejar deadline.


Walhasil strategi menjalankan delegasi harus ditempuh. Alhamdulillah terbukti efektif. Beberapa tugas di Hexagon City dengan sukarela akhirnya dihandle oleh warga yang lain. Kunci utama keberhasilan pendelegasian ini adalah komunikasi, kepercayaan, dan kontrol. Aku bilang 3 K.


Gak mudah memang, namun sebuah teamwork bukan saja milik seorang leader. Bagiku leader adalah seseorang yang bertanggungjawab akan suksesnya sebuah team work dijalankan dengan membagikan porsi pekerjaan sesuai dengan kemmpuan anggota timnya. Bravo!!!



Kamis, 19 November 2020

Produktif dalam Berkomunitas

05.11 0

Mengelola komunitas itu tak bisa dijadikan pekerjaan sampingan. Tentu saja, karena sebuah komunitas terbentuk bukan hanya berdasarkan keinginan. Akan tetapi membangun komunitas itu harus direncanakan, dibangun, atau dimodifikasi untuk mencanangkan kehidupan yang berkelanjutan. Sehingga mengelola komunitas itu layaknya mengelola sebuah lembaga resmi. Harus ada yang bersedia menjadi full timer untuk mengelolanya.


Ilustrasi produktif dalam berkomunitas



Jadi menurutku, bergabung dalam sebuah komunitas itu tak cukup hanya berbekal satu kebutuhan yang sama. Menurutku agar para membernya betah bergabung dalam sebuah komunitas ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan para pengelola komunitas;

  1. Memenuhi kebutuhan membernya akan rasa aman, sehat, dan akhirnya bahagia,
  2. Menghargai kontribusi membernya dan memberikan apresiasi,
  3. Melindungi privasi membernya dengan mengedepankan kepentingan bersama,
  4. Peningkatan ekonomi dan kesempatan kerja agar kehidupan lebih bermanfaat.


Jika keempat hal tersebut terpenuhi, maka akan lahirlah sebuah komunitas yang berkelanjutan, dapat bertahan dari generasi ke generasi. Termasuk dengan sendirinya akan berkembang selaras dengan pola ideologi yang ditanamkan. Yah menanam, pas kali diksi yang dipilih ini, menanam itu sebuah proses menumbuhkembangkan, tidak hanya bertumbuh saja namun juga ada proses berkembang biak. Demikian pula sebuah komunitas yang berkelanjutan, harus mengusung sebuah ideologi dan memenuhi keempat aspek diatas.


Kemudian apa hubungannya produktivitas dalam berkomunitas?


Apalagi yang berkaitan dengan produktivitas diri, yuk kita coba uraikan....


Sebagian orang mungkin sudah menyepakati soal indikator produktif itu dapat dilihat dari output yang dihasilkan dibagi dengan waktu dan biaya. Sebenarnya menurutku indikator ini sangat kompleks. Nah, satu lagi,  kompleksitas dalam mengukur produktivitas diri, menurutku baru akan mencapai puncaknya bila menggunakan kuadran aktivitas sehari-hari.  Aku bahkan mendefinisi produktivitas dalam berkomunitas itu sesuatu yang sederhana dan  bersifat subyektif. Bergantung pada  pencapaian tujuan hidup dengan gaya komunikasi yang dibangun dalam berkomunitas itu sendiri.


Artinya kalau ada kesediaan member untuk berkorban habis-habisan demi mengelola komunitas itu luar biasa. Itu adalah pilihan sadar seseorang maka ia mempunyai otoritas untuk mengatakan saya sudah produktif dalam berkomunitas. Yang penting tentunya masing-masing pengelola dan member kemudian mampu menentukan definisi apa itu produktif bagi dirinya.  Bagi aku, produktif dalam berkomunitas baiknya dapat terpenuhi 2 indikator dasar berikut ini: menikmati proses (dimensi masa kini) dan kepuasan terhadap output (dimensi masa depan).  


Bagaimana soal kuadran aktivitas?


Yap... ini berkaitan dengan manajemen waktu seseorang. Berhasil mengelola komunitas mungkin bisa menjadi salah satu indikator produktivitas diri. Untuk itu, menurutku tak cukup jika hanya satu atau dua jam waktu sehari untuk mengelola sebuah komunitas. Butuh para pengelola yang full timer bagi sebuah komunitas agar menjadi sebuah komunitas yang berkelanjutan.


Senin, 09 November 2020

Perlunya Milestone Untuk Membentuk Habit Baru

05.34 0

Referensi dalam menulis jurnal ini adalah buku How to Master Your Habits karya ustadz Felix Y Siauw, belum khatam sih bacanya, tapi sudah mendapatkan beberapa insight. Kebingungan menghadapi timeline kelas Bunda Produktif dengan proses latihan habit akhirnya menuntunku untuk mencari lebih lanjut, sebenarnya apa sih hubungan antara habit dan milestone. Alamdulillah.... ilmu itu selalu datang disaat kebingungan melanda, yang penting tetap fokus pada solusi maka cahaya pencerah itu akan hadir. Oya jurnal ini kubuat untuk melengkapi jurnalku tentang Sinergi dalam Sebuah Team Work (Studi Habit 6 dari The Seven Habit - langsung klik ya)


Ada insight yang sama antara isi buku dan prosesku meraih predikat produktif di kelas ini. Isi buku ini tentang pola apa yang akan digunakan untuk membentuk habit, pola yang sudah terbukti ketika Ust Felix melatih habitnya untuk menjadi master di bidang dakwah.

Mapping Milestone Feducard Project
Mapping milestone Feducard Project, sebuah contoh dalam melatih habit


Jadi memang penting banget menetapkan milestonenya, karena ini adalah kerangka dasar, batasan waktu untuk berproses menjadi lebih produktif. Seperti gambar ilustrasi diatas, itu adalah milestone yang disepakati teman-teman tim Feducard Project. Inilah beberapa insight yang kudapatkan;


  • Seseorang akan lebih produktif dan dapat menguasai keahlian apapun yang diinginkan bila memang benar-benar menginginkannya, dengan cara membiasakan dan membentuk habit pada dirinya. Menjadikan yang luar biasa menjadi kebiasaan. (hal 21)
  • Sehebat apapun seseorang untuk merencanakan project, berpikir dan  beraktivitas untuk merelaisasikan dengan habitnya, maka sebenarnya dia tidak akan bisa ‘menipu’ habitnya. (hal 25)
  • Habit adalah hasil pengulangan suatu aktivitas dalam jangka waktu tertentu yang bertahap (milestone). Semakin banyak satu aktivitas diulang dalam jangka waktu yang lama, maka habit akan semakin kuat. Habit dibentuk dari practice (latihan) dan repetition(pengulangan) dalam rentang waktu tertentu. (hal 37)

Seiring dengan berjalannya Feducard Project ini aku memotivasi diri sendiri untuk tidak menghiraukan timeline kelas, namun tetap fokus dan bekerja untuk mewujudkan tujuan, maka seiring dengan berjalannya waktu karena ini adalah project passion akan dengan sendirinya terbentuk habit baru tersebut. Dengan syarat terus komitmen dan konsisten dengan pekerjaan plus membuat to do list harian berupa habit tracker.

Senin, 02 November 2020

Sinergi dalam Sebuah Team Work (Studi Habit 6 dari The Seven Habit)

16.32 0

Aku menulis jurnal ini setelah mengalami perenungan panjang. Banyak hal yang menari-nari di kepala, seakan-akan siap meloncat karena ritmenya berantakan. Yah... sebuah konsep baru terasa ingin masuk berjejalan pula ke dalamnya. Sehingga jurnalku ini terlambat dari baiasanya.


Ilustrasi The Seven Habit - Stephen R Covey
Ilustrasi The Seven Habit - Stephen R. Covey

Agak sulit memang mencari hubungan produktif - tim kerja - karakter - habit - project passion. Akhirnya memaksaku untuk berselancar di alam maya mencari inspirasi yang berujung pada buku 7 Habits for Highly Effective People dari om Stephen R. Covey. Duh ,,, kerasa bet kalau dulu baca buku ini gak khatam-khatam. Jadi menurut si om ini ada 7 habit yang efektif akan mempengaruhi sebuah produktivitas. 

Habit 1 – Proaktif

Habit 2 – Hidup Berdasarkan Visi

Habit 3 – Manajemen Waktu

Habit 4 – Berpikir Menang-menang

Habit 5 – Empathy

Habit 6 – Sinergi

Habit 7 – Mengasah Gergaji/Menggali Potensi


Pada gambar ilustrasi diatas aku dapat menganalogikan Seven Habit sebagai proses bertani, sebuah proses bertani diawali dengan pengolahan agar tanahnya yang subur adalah tanah kemandirian [kemenangan pribadi ]  . Tanah dalam pertanian sangatlah memegang peranan penting, karena kesuburan suatu tanaman sangatlah ditentukan oleh kondisi soil tanah tersebut. Bila tanahnya terlalu kering [ Ego/ over mandiri ] , maka tumbuhan akan kekurangan air dan akhirnya akan mati. Begitupun juga bila tanahnya terlalu gembur [ dependence / tergantung ] maka akan sulit pula tumbuhan tersebut berkembang karena tak ada dukungan yang kuat .


Kebiasaan berpikir menang-menang adalah bagaikan akar yang kuat dan sehat . Akar yang kuat dan sehat sangatlah menentukan perkembangan selanjutnya dari pohon tersebut . Sedangkan pohon yang sehat [ Habit 5 ] , akan menentukan juga kualitas dari buah yang akan dihasilkan [ Habit 6 ].


Jadi 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif pada dasarnya adalah sebuah kesatuan . Pendekatan yang menyeluruh dan tak bisa dipisah pisah kan. Sebagaimana yang dikatakan Om Covey, "anda tidak bisa memanen buahnya sebelum anda menanamnya."


Di jurnal kali ini aku akan fokus mempelajari habit 6 karena menurutku ini adalah tahapan yang paling tepat dalam mewujudkan tim kerja project passion. Sinergi menghendaki anggota tim untuk bekerja sama agar tercapai tujuan yang sama dengan lebih baik. 


Sebuah tim kerja tidak akan berhasil tanpa adanya habit ini. Aku contohkan saja dalam tim kerja yang sedang aku jalani sekarang. Mewujudkan project pembuatan kartu edukasi hanya akan dapat berjalan lancar jika masing-masing team mau berkontribusi. Edukasi itu sangat luas, masing-masing anggota tim memiliki keunikannya masing-masing. Satu produk tidak akan bisa hanya dikerjakan oleh satu orang, harus ada sinergi yang membutuhkan skill masing-masing personal. Aku ambil contoh satu produk, yakni produk kartu edukasi dengan tema pernikahan. Ada beberapa disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk membuat konten edukasinya. Keberadaan tim akan saling melngkapi, akan ada pembagian tugas dalam sebuah tim. Ada yang mengambil peran sebagai konsep design, ilustrator, konten dan yang paling penting harus ada role play sebelum produk tersebut diluncurkan. Nah ini tidak bisa diwujudkan tanpa kerja tim. 


Walau jujur dalam sebuah tim kerja pasti akan ada saja faktor penghambatnya. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan. Tim kerja dapat bersinergi dengan baik apabila masing-masing personelnya mengetahui dan mengakui adanya perbedaan di antara mereka dan bahwa perbedaan itu sangat baik dalam kehidupan. seperti halnya pepatah yang menyatakan;


Perbedaan hadir karena adanya perbedaan sudut pandang dari masing-masing orang mengenai suatu kondisi. Hal ini sangat baik dalam menyelesaikan sebuah masalah.


Dari beberapa kali diskusi di tim, ada dua hal penting yang aku pikir itulah kunci terlahirnya sebuah sinergi; yakni komunikasi dan hubungan relasi yang baik. Komunikasi akan membuka hati dan jalan pikiran anggota tim untuk mewujudkan ide baru. Memang butuh waktu dan pengorbanan untuk mewujudkan komunikasi yang lancar di antara personel tim. Komunkasi yang baik akan melahirkan penghormatan atas semua ide dan pendapat yang disampaikan semua anggota tim. Hal ini sangat penting, komunikasi sinergi harus dicapai sehingga personel lebih kreatif, termasuk mampu menyelesaian hambatan yang dihadapi sebelum peluncuran produk. Jika komunikasi sinergi tercapai, maka akan terlahir kompromi (hubungan relasi) yang lebih baik.


Jadi apakah melatih habit sinergi itu baik? Tentu. 

Walaupun kecenderungan orang akan mau menang sendiri,  namun habit sinergi ini akan dapat dicapai apabila kita telah menerapkan habit-habit sebelumnya, mulai dari proaktif sampai dengan empati.


Next... aku akan menjurnal tentang  Perlunya Milestone Untuk Membentuk Habit Baru, stay tune