Kamis, 19 November 2020

Produktif dalam Berkomunitas

Mengelola komunitas itu tak bisa dijadikan pekerjaan sampingan. Tentu saja, karena sebuah komunitas terbentuk bukan hanya berdasarkan keinginan. Akan tetapi membangun komunitas itu harus direncanakan, dibangun, atau dimodifikasi untuk mencanangkan kehidupan yang berkelanjutan. Sehingga mengelola komunitas itu layaknya mengelola sebuah lembaga resmi. Harus ada yang bersedia menjadi full timer untuk mengelolanya.


Ilustrasi produktif dalam berkomunitas



Jadi menurutku, bergabung dalam sebuah komunitas itu tak cukup hanya berbekal satu kebutuhan yang sama. Menurutku agar para membernya betah bergabung dalam sebuah komunitas ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan para pengelola komunitas;

  1. Memenuhi kebutuhan membernya akan rasa aman, sehat, dan akhirnya bahagia,
  2. Menghargai kontribusi membernya dan memberikan apresiasi,
  3. Melindungi privasi membernya dengan mengedepankan kepentingan bersama,
  4. Peningkatan ekonomi dan kesempatan kerja agar kehidupan lebih bermanfaat.


Jika keempat hal tersebut terpenuhi, maka akan lahirlah sebuah komunitas yang berkelanjutan, dapat bertahan dari generasi ke generasi. Termasuk dengan sendirinya akan berkembang selaras dengan pola ideologi yang ditanamkan. Yah menanam, pas kali diksi yang dipilih ini, menanam itu sebuah proses menumbuhkembangkan, tidak hanya bertumbuh saja namun juga ada proses berkembang biak. Demikian pula sebuah komunitas yang berkelanjutan, harus mengusung sebuah ideologi dan memenuhi keempat aspek diatas.


Kemudian apa hubungannya produktivitas dalam berkomunitas?


Apalagi yang berkaitan dengan produktivitas diri, yuk kita coba uraikan....


Sebagian orang mungkin sudah menyepakati soal indikator produktif itu dapat dilihat dari output yang dihasilkan dibagi dengan waktu dan biaya. Sebenarnya menurutku indikator ini sangat kompleks. Nah, satu lagi,  kompleksitas dalam mengukur produktivitas diri, menurutku baru akan mencapai puncaknya bila menggunakan kuadran aktivitas sehari-hari.  Aku bahkan mendefinisi produktivitas dalam berkomunitas itu sesuatu yang sederhana dan  bersifat subyektif. Bergantung pada  pencapaian tujuan hidup dengan gaya komunikasi yang dibangun dalam berkomunitas itu sendiri.


Artinya kalau ada kesediaan member untuk berkorban habis-habisan demi mengelola komunitas itu luar biasa. Itu adalah pilihan sadar seseorang maka ia mempunyai otoritas untuk mengatakan saya sudah produktif dalam berkomunitas. Yang penting tentunya masing-masing pengelola dan member kemudian mampu menentukan definisi apa itu produktif bagi dirinya.  Bagi aku, produktif dalam berkomunitas baiknya dapat terpenuhi 2 indikator dasar berikut ini: menikmati proses (dimensi masa kini) dan kepuasan terhadap output (dimensi masa depan).  


Bagaimana soal kuadran aktivitas?


Yap... ini berkaitan dengan manajemen waktu seseorang. Berhasil mengelola komunitas mungkin bisa menjadi salah satu indikator produktivitas diri. Untuk itu, menurutku tak cukup jika hanya satu atau dua jam waktu sehari untuk mengelola sebuah komunitas. Butuh para pengelola yang full timer bagi sebuah komunitas agar menjadi sebuah komunitas yang berkelanjutan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar