Sabtu, 25 Januari 2020

Menambah Jam Terbang; Belajar Pola Berkomunikasi dalam Keluarga

21.07 0




Setelah berkeliling di gua The Jungle of Knowledge tetapi belum menemukan potluck yang sesuai selera, maka dengan terpaksa aku mau makan potluck ku sendiri saja. Stelah kembali studi literasi aku menemukan satu materi yang menurutku sangat pas untuk kukunyah di saat aku sedang menghadapai tantangan komunikasi di level ini.

Ssstttt.... gaes... kubisikin ya

Sejak sebelum memasuki kelas telur-telur Bunda Cekatan, sudah tergambar kalau BuPer ingin menyelesaikan aktivitas komunikasi sebagai salah satu aktivitas cekatanku. Seiring berjalannya waktu, ternyata Allah menjawabnya dengan mengirimkan beberapa tantangan komunikasi untuk menguji niatku. Warbiyasah.... tantangannya sempat membuatku oleng dan menjatuhkan kepercayaan diriku. Namun bukanlah seorang yang beriman jika kemudian menyerah pada tantangan. Tantangan harus dihadapi dengan senyuman dan lapang dada, karena ini adalah salah satu tanda untuk naik kelas. Walhasil setelah menumpahkan aliran rasa di dada Mas Bojo, BuPer memutuskan untuk tetap lanjut. BuPer tidak boleh BaPer, maju terus dan harus siap mengambil konsekuensi dari pilihan yang sudah diambil.

Dengan prinsip "hanya mengatakan apa yag sudah dikerjakan", BuPer rasa semakin seru aja dalam melanjutkan aktivitas untuk menekuni bidang komunikasi ini sebagai sarana untuk menambah jam terbang. Alhamdulillah bisa berada di kelas Bunda Cekatan, jadi semakin merasa pas untuk menaklukkan tantangan ini. Karena di kelas ini BuPer akan belanja gagasan, belanja bekal sehingga benar-benar layak untuk mendapatkan gelar cekatan di bidang komunikasi. Hu...hu... padahal bukan alumni sekolah komunikasi, BuPer yakin pengalaman akan lebih menunjukkan keexpertan. Njuk lanjut....

"Komunikasi bukan hanya soal kemampuan berbicara"

 Dan potluck pertama yang akan kukunyah adalah tentang pola komunikasi keluarga, mari dinikmati bersama;

POLA KOMUNIKASI KELUARGA


Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (1986) mengungkapkan empat pola komunikasi keluarga pada umumnya, yaitu :

 1. Pola Komunikasi Persamaan (Equality Pattern)

Dalam pola ini, tiap individu membagi kesempatan komunikasi secara merata dan seimbang, peran yang dimainkan tiap orang dalam keluarga adalah sama. Tiap orang dianggap sederajat dan setara kemampuannya, bebas mengemukakan ide-ide, opini, dan kepercayaan. Komunikasi yang terjadi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung, dan bebas dari pemisahan kekuasaan yang terjadi pada hubungan inerpersona lainnya. Dalam pola ini tidak ada pemimpin dan pengikut, pemberi pendapat dan pencari pendapat, tiap orang memainkan peran yang sama. Komunikasi memperdalam pengenalan satu sama lain, melalui intensitas, kedalaman dan frekuensi pengenalan diri masing-masing, serta tingkah laku nonverbal seperti sentuhan dan kontak mata yang seimbang jumlahnya. Tiap orang memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan, baik yang sederhana seperti film yang akan ditonton maupun yang penting seperti sekolah mana yang akan dimasuki anak-anak, membeli rumah, dan sebagainya. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman. Masalah diamati dan dianalisa. Perbedaan pendapat tidak dilihat sebagai salah satu kurang dari yang lain tetapi sebagai benturan yang tak terhindarkan dari ide-ide atau perbedaan nilai dan persepsi yang merupakan bagian dari hubungan jangka panjang. Bila model komunikasi dari pola ini digambarkan, anak panah yang menandakan pesan individual akan sama jumlahnya, yang berarti komunikasi berjalan secara timbal balik dan seimbang.

2. Pola Komunikasi Seimbang Terpisah (Balance Split Pattern)

Dalam pola ini, persamaan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memegang kontrol atau kekuasaan dalam bidangnya masing-masing. Tiap orang dianggap sebagai ahli dalam wilayah yang berbeda. Sebagai contoh, dalam keluarga biasa, suami dipercaya untuk bekerja/mencari nafkah untuk keluarga dan istri mengurus anak dan memasak. Dalam pola ini, bisa jadi semua anggotanya memiliki pengetahuan yang sama mengenai agama, kesehatan, seni, dan satu pihak tidak dianggap lebih dari yang lain. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman karena tiap orang memiliki wilayah sendiri-sendiri. Sehingga sebelum konflik terjadi, sudah ditentukan siapa yang menang atau kalah. Sebagai contoh, bila konflik terjadi dalam hal bisnis, suami lah yang menang, dan bila konflik terjadi dalam hal urusan anak, istri lah yang menang. Namun tidak ada pihak yang dirugikan oleh konflik tersebut karena masing-masing memiliki wilayahnya sendiri-sendiri.

3. Pola Komunikasi Tak Seimbang Terpisah (Unbalanced Split Pattern)

Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari setengah wilayah komunikasi timbal balik. Satu orang yang mendominasi ini sering memegang kontrol. Dalam beberapa kasus, orang yang mendominasi ini lebih cerdas atau berpengetahuan lebih, namun dalam kasus lain orang itu secara fisik lebih menarik atau berpenghasilan lebih besar. Pihak yang kurang menarik atau berpenghasilan lebih rendah berkompensasi dengan cara membiarkan pihak yang lebih itu memenangkan tiap perdebatan dan mengambil keputusan sendiri. Pihak yang mendominasi mengeluarkan pernyataan tegas, memberi tahu pihak lain apa yang harus dikerjakan, memberi opini dengan bebas, memainkan kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang lain kecuali untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar meyakinkan pihak lain akan kehebatan argumennya. Sebaliknya, pihak yang lain bertanya, meminta pendapat dan berpegang pada pihak yang mendominasi dalam mengambil keputusan.

4. Pola Komunikasi Monopoli (Monopoly Pattern)

Satu orang dipandang sebagai kekuasaan. Orang ini lebih bersifat memerintah daripada berkomunikasi, memberi wejangan daripada mendengarkan umpan balik orang lain. Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat, dan ia berhak atas keputusan akhir. Maka jarang terjadi perdebatan karena semua sudah mengetahui siapa yang akan menang.


Keren...keren... tantangan yang kemarin dihadapi BuPer, salah satunya adalah karena belum memahami bagaimana pola komunikasi yang harus diterapkan di keluarga ideologisku. Kalau begini semakin merasa tertantang untuk melahap potluck-potluck lain yang masih berhubungan dengan komunikasi. Semoga senantiasa dimudahkan untuk aktivitas yang membahagiakan.

Kamis, 23 Januari 2020

Game Telur Menetas ala Bunda Cekatan

12.26 0



Orang bilang, bermain itu membuat awet muda. Bermain sambil belajar itu membuat ilmu lebih sarat makna. Sedangkan belajar sambil bermain, niscaya tidak akan melelahkan. Meski lipatan di dahi bertambah banyak bukan akibat berfikir keras, tapi karena tertawa yang bermakna. Meski tantangannya makin menukik tajam, mengharuskan terkadang tepok jidat. Tetapi bermain memang bisa menjadi salah satu strategi belajar yang menyenangkan.

Duh... Asalkan jangan mempermainkan pelajaran ya, alias banyak mencari pembenaran demi menggugurkan kewajiban dalam belajar. Misal tidak serius, asal tulis atau hanya sekedar setor jurnal.

Kapan hari aku memang pernah keteter sih, akibat SuSi (Susah Sinyal). Kejar setoran eh ... setor jurnal selalu mepet jam malam. Akibatnya gak mumtaz woy...

Pengen revisi ah, pan kapan.

Setelah berada di gua potluck kelas ulat- ulat, benang merahnya ketemu. Di kelas telur-telur ini meski terkesan muter-muter itu aja yang dijadikan game, ternyata menjadi ujian konsistensi dan komitmen aktivitasku, benarkah itu yang membuatku tertarik dan penting?

Baiklah...

Selasa, 21 Januari 2020

Kudapan Ilmu yang Tak Membuat Tubuh Melebar Kesamping

06.38 0
Hampir semua wanita pasti menghindari pertumbuhan kesamping. Oleh karena ituereka sangat menjaga pola makan. Demikian pula seorang pelajar ilmu, harus menjaga polanya juga agar tidak terkena badai tsunami.

Adalah sebuah keharusan bagi para pelahap ilmu untuk fokus kepada bidang yang membuatnya bahagia. Agar bisa menjalani peran hidupnya dengan merdeka. Setelah menetas menjadi ulat di kelas Bunda Cekatan, maka tiba saatnya aku harus fokus mencari kudapan untuk nutrisi agar aku semakin "sehat" dalam berkarya.

Nah...

Setelah memilih untuk menguasai ilmu satu yang aku bisa dan suka. Aku harus mencari nutrisi ilmu tambahannya agar linier dengan bidang yang sudah kukuasai.

Sebagai seorang communicator, aku memilih untuk melahap nutrisi lain sehubungan dengan ilmu komunikasi. Ternyata masih banyak turunan ilmu komunikasi yang harus kukuasai sobat. 

Salah satunya ilmu jurnalistik yang "belum" gue banget. Tapi ilmu ini amat sangat penting sekali. Mendasari kemampuan komunikasiku. Balik ke konsep awal, komunikasi tidak hanya soal kemampuan berbicara. Pesan verbal dan non verbal yang baik dan benar sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah komunikasi. 

Berikut aku sajikan kudapan nikmat ala BuPer ya... Bisa jadi ada yang ingi menekuni bidang yang sama. 




Ah....

Ternyata ada satu yang ketinggalan dan sangat penting. Ilmu mendengarkan, cabang ilmu yang ingin kukuasai dan sangat mendasari kemampuan komunikasiku.

Hu...hu... Gak sempat edit pict... Keburu ngantuk. 😴

Selasa, 14 Januari 2020

Nge-mapping My Mind

07.33 0
When HRH mean Helpful Raise Happiness, gak cuma Handayani Retno Hapsari aja .... wk... wk... wk....

HRH (Helpful Raise Happiness)

Bismillah....

Apalagi sekarang sedang menanam bibit Pace Pijar, Pancen Ibu Pembelajar, yang InsyaAllah akan tumbuh memancarkan sinar untuk menerangi kegelapan di sekitar. Kesempatan learning by facilitatingnya sudah mulai terbuka. InsyaAllah jalannya pun masih searah. Mugi Gusti Alloh ngijabahi.

Selasa, 07 Januari 2020

Melacak Bahagiaku

05.45 0
Sampai juga di jurnal ketiga untuk melacak bahagiaku. Di jurnal ini ada oleh-oleh dari Mas Bojo saat itu Fit Champ. Kalau di tugas BunCek ditanyakan kenapa aku menekuni aktivitas di telur merah, maka jawabku simpel. Aku ingin bahagia menjalani peranku.

Di oleh-oleh yang kuangkut dibawah ini menjelaskan tentang konsep bahagia dari sisi hormonal. Semoga bermanfaat 😉





Perasaan dan emosi yang muncul pada diri Anda tidak terjadi begitu saja. Hal tersebut dipengaruih oleh reaksi kimia yang ada di tubuh. Reaksi inilah yang bertanggung jawab terhadap perasaan positif maupun negatif.

Diantara dua perasaan itu, tentu yang perasaan positif seperti bahagia, senang dan cinta yang paling diinginkan. Nah, inilah empat hormon-hormon bahagia yang ada di tubuh beserta cara meningkatkannya.

1. Endorfin
Hormon ini merupakan obat penghilang rasa sakit alami tubuh Anda yang mampu memblokir rasa sakit.
Cara untuk meningkatkan tingkat endorfin:
• Berolahraga
• Makan makanan pedas
Lidah memiliki reseptor yang menangkap rasa pedas. Lalu otak menerimanya sebagai rasa sakit lalu akan melepaskan hormon endorfin.
* diduga refleksi dan totok juga meningkatkan hormon endorfin

2. Serotonin
Ini adalah kunci hormon kebahagiaan. Serotonin mengatur suasana hati, mencegah depresi pada diri Anda.
Cara untuk meningkatkan kadar serotonin:
• Berada di bawah sinar matahari
Sinar matahari menyebabkan tubuh Anda untuk memproduksi vitamin D, yang memicu pelepasan serotonin.
• Pikirkan hal-hal yang bahagia.
Otak Anda menghasilkan serotonin ketika Anda ingat kenangan atau memikirkan hal-hal yang membuat Anda bahagia.
• Mengonsumsi makanan seperti susu dan jagung, karena mengandung tryptophan, sebuah zat yang diubah tubuh menjadi serotonin.
• Olahraga ringan.
* mungkin termasuk rekreasi dan menyaksikan video video lucu😃

3. Dopamin
Dopamin adalah hormon kesenangan yang dilepaskan ketika Anda berusaha menuju tujuan. Hormon ini memotivasi Anda untuk bekerja keras mencapai tujuan tersebut. Inilah hormon yang membuat Anda waspada dan fokus akan suatu hal.
Cara untuk meningkatkan kadar dopamin Anda:
• Tetapkan tujuan harian atau bulanan
Hal ini membuat Anda fokus mengetahui hal apa yang ingin Anda capai minggu ini atau bulan ini.
• Tetapkan tujuan berolahraga
Hormon dopamin, akan meningkat bersama-sama dengan serotonin dan endorfin ketika berolahraga. Dengan menetapkan tujuan akan meningkatkan produksi dopamin bahkan lebih.
• Makan makanan yang kaya protein.

4. Oksitosin
Oksitosin adalah hormon cinta yang dilepaskan terkait hubungan percintaan dan melahirkan. Hormon ini juga meningkatkan perasaan cinta dan kepercayaan terhadap seseorang.
Cara untuk meningkatkan tingkat oksitosin:
• Pijat
Melemaskan otot memicu pelepasan hormon ini.
• Tunjukkan rasa sayang ke orang Anda kasihi
Dengan menyentuh, memeluk, mengusap orang yang Anda cintai bisa meningkatkan hormon oksitosin pada kedua belah pihak.