Senin, 31 Juli 2017

Pakan Untuk Kucing

07.31 0
Mempunyai tiga ekor kucing 🐈🐈🐈kesayangan ternyata membutuhkan anggaran ekstra terutama untuk pakannya.
Kebetulan kucing kami makannya makanan pabrikan. Pernah dicoba dikasih ikan malah diare, mungkin karena belum terbiasa.

Pawang kucing di rumah kami adalah adek Do. Dia bertugas untuk memberi mereka makan setiap hari. Nah sebagai pawang kucing, adek Do harus bisa menghitung perkiraan kecukupan pakan. Satu kilo pakan cukup untuk berapa hari? Tugas adek Do lah untuk menganggarkannya sehingga dalam sebulan harus belanja berapa kilo pakan. Awalnya Do tak pernah menghitungnya, namun sekarang mau tak mau adek Do harus menghitungnya, demi menyukseskan pols hidup sederhana yang sedang dicanangkan Umi dan Abinya.

Minggu, 30 Juli 2017

Loundry dan Uang Saku

06.18 0
Akhir pekan ini mumpung ketemu Dul, kali ini review tentang kegiatan Dul yang berhubungan dengan Matematika selama di Pondok. Ada sedikit rasa tenang mengetahui Dul semakin bijak dalam mengelola uang saku. Dulu saat awal mengantarnya ke Pondok, Ummi berpesan untuk baju boleh dilaundrykan, kecuali pakaian dalam. Saat bertemu iseng Ummi menanyakan urussn cuci mencuci ini.

Ternyata mas Abdul lebih memilih untuk mencuci bajunya sendiri demi menghemat uang saku. Tetapi tak ada salahnya untuk ke tukang laundry akhir pekan ini karena ada beberapa baju pinjaman kakak kelasnya  yang harus dikembalikan. Nah inilah pengalaman pertama Dul ke tukang Laundry.

Atas saran Abi daripada melaundry hanya satu baju, sekalian saja laundry jaket dan spreinya. Berangkatlah Abdul dan Abi ke tukang laundry dengan membawa kresek.
Sesampainya kembali ke Pondok, Dul menunjukkan nota laundrynya.

Total berat barang yang di laundry 1,4 kg. Tarif laundrynya Rp 3.500/kg. Jadi total ongkos laundry dia hari ini adalah Rp 5.000. Dan berikut komentarnya, ongkos itu setara dengan uang sakunya sehari-hari, dan dia memilih untuk tak sering-sering ke tukang laundry. Hebat, anak Pondokku yang satu ini, perhitungan dengan uang saku

Berapa Kecepatannya?

05.59 0
Agenda keluarga kecil kami akhir pekan ini adalah berkumpul bersama di Pedan, di kota kelahiran Ummi. Sudah dua pekan kami terpisah, Mbak Da melanjutkan belajar di Sukoharjo sedangkan Mas Dul di Klaten.

Pagi-pagi adek Do sudah bersiap-siap tak sabar ingin ketemu kedua saudaranya. Meskipun Abi bilang kami akan berangkat siang, namun dengan semangatnya Do merapikan barang yang akan dibawanya ke Pedan sebelum berangkat sekolah. Moment perjalanan kali ini Ummi akan mencoba untuk mengajarkan tentang konsep kecepatan.

Sebelum berangkat Ummi sedikit memberi briefing tentang project yg akan kami jalankan. Bahan yang dibutuhkan di project ini jam, peta, ATK dan speedometer mobil 😆.

Tugas adek Do adalah melihat peta serta mengukur jarak antara kota Pacitan - kota Klaten, tentunya dalam skala perbandingan. Setelah itu mengkonversikan ke jarak tempuh yang sebenarnya dalam satuan KM. Setelah pengukuran ketemulah jarak Pacitan -Klaten sejauh 214 KM. Selanjutnya adek Do mencatat waktu berangkat, kami berangkat dari rumah Pacitan pukul 12.30 WIB. Satu, dua, sampai beberapa menit kemudian adek Do masih memperhatikan jarum pada speedometer mobil. Menurut Ridho, Abi mengendarai mobil dengan rata-rata kecepatan 60km/jam. Di menit-menit berikutnya adek Do sudah tumbang di atas pangkuan Ummi, mungkin sudah bermimpi indah bertemu dengan kedua saudaranya 😊.

Satu, dua, tiga... sesampainya di kota Klaten Do masih tertidur. Begitu mobil berhenti barulah dia bangun, seperti biasa komentarnya adalah cepet sampai ya Bi.
Ya iyalah, lha wong tidur 😂.

Meneruskan project hari ini, Ummi meminta adek Do untuk melihat jam dan mencatatnya sebagai jam kedatangan. Dengan melihat jam tangan birunya, dia mencatat pukul 15.47 sebagai waktu kedatangan. Tugas selanjutnya adalah melepas kangen dengan Mas Dul terlebih dahulu. Untuk menghitung kecepatan dilakukan malam hari setelah kami lengkap berkumpul.

Tibalah malam hari di kota Pedan, selepas makan malam kami berkumpul, ngobrol dan bermain bersama. Melanjutkan project di siang harinya adek Do harus bisa membuat estimasi berapa kecepatan rata-rata yang digunakan Abi untuk menempuh jarak antara kota Pacitan-Klaten dalam tempo 3 jam 15 menit.

Tampaknya adek butuh corat-coret dulu nih. Atau ada yang mau membantu menghitung?

#HariKeenam
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Jumat, 28 Juli 2017

Berapa Jarak Dari Rumah Ke Sekolah?

07.50 0
Demi menyelesaikan tugas dari ustadznya di sekolah, hari ini belajar takar menskarnya belum bisa lanjut. Kebetulan tugasnya tentang membuat denah dari rumah ke sekolah.

Ridho ternyata sudah bisa membedakan denah dengan peta. Saat umi bertanya tentang skala yang harus dipakai untuk membuat denah, justru dia protes. Dalam denah tidak memakai skala, tetapi menggunakan keterangan.


Okelah hari ini kita belum belajar tentang skala yang rumit. Diawali belajar tentang arah mata angin. Berhubung rumah kami di pinggir jalan raya kabupaten, maka arah rumah kami tidak jelas, menghadap ke utara bukan, ke timur juga bukan. Terus kearah mana dong? Timur Laut kah? Bukan juga 😆. Jadi kami memutuskan untuk menganggap rumah kami menghadap ke utara sedikit serong.

Kemudian menentukan perkiraan jarak. Cukup sulit untuk anak seusia Ridho, akhirnya Umi menyarankan untuk mengukurnya dengan melihat speedometer pada sepeda motor. Saat hendak berangkat tugas Ridho mencatat angka awal di speedometer, kemudian mencatat angka akhir sesampainya di sekolah.  Dan ternyata cukup jauh juga jarak antara rumah kami dengan sekolah, menurut catatan Ridho jarak yang harus ditempuh ada 14 km.

Wah menghitung waktu tempuh sudah, jarak pun sudah. Berarti besuk bersiap untuk belajar kecepatan ya nak 😄.

#HariKelima
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Kamis, 27 Juli 2017

Menakar Gula Agar Terhidang Susu yang Lezat

00.22 0
Hari ini mendung, jadi malas untuk keluar rumah, tetapi bukan berarti malas juga untuk belajar. Apalagi kalau dingin-dingin begini enaknya minum yang hangat-hangat, seperti susu coklat atau coklat hangat. Efeknya hmmmm.....menenangkan.

Kali ini Ridho pilih susu coklat hangat dan Umi pilih coklat hangat (paporit nih). Masih di dapur dan masih tentang matematika. Inilah senangnya belajar dirumah apa saja dan dimana saja dapat menjadi sarana dan prasarana untuk belajar. Tema hari ini adalah alat ukur berat dan isi, kalau di dapur sering diganti dengan istilah takaran.



Nah sebenarnya Ridho nih sudah sering buat susu sendiri, nuang air panas sendiri dari termos kecil yang memang khusus buat si ganteng ini. Iseng aja sih Umi pengin ngetes daya ingatnya tentang alat ukur ini. Anak ini suka yang manis-manis, kayak ummanya ha....ha....ha..... Makanya gak heran kalau setiap membuat susu dia pasti banyakin gula dan susunya. sambil ngintip Umi tanya ke Ridho,

"Adek suka susu manis? Berapa tadi takaran susu dan gulanya?

"Iya...., gak manis kan gak enak Mi, tadi dua sendok gula dan dua sendok susu untuk satu gelas ini" pamernya sambil menunjuk gelas susu buatannya.

"Hmmmm....Umi mau bikin coklat hangat nih, tapi gak suka manis, kira-kira berapa ya takaran gulanya? selidikku

"Satu sendok saja Mi, udah manis kok segitu"

"Oke dek, kalau Umi punya 1 kilo gula pasir, pasti cepetan adek nih yg ngabisin gulanya, kan adek suka manis."

"Masak Mi? kan adek pake sendok bukan timbangan? giliran dia yang bertanya.

"Iya kilo itu kan satuan berat standar, alat ukur berat yang sudah baku, kalau sendok itu sering juga digunakan sebagai pengukur berat selain timbangan. namanya alat ukur tidak baku. Adek mau tau satu kilo itu ada berapa sendok? tantangku

"Gak mau.....dingin.....mau minum susu aja...." sambil kabur ke ruang keluarga

Oke nak...besuk kita lanjutkan tentang alat ukur ini ya, biar engkau bisa mengasah logikamu.

#HariKetiga
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath


 

Rabu, 26 Juli 2017

Mengitung Perkiraan Waktu dari Rumah Ke Sekolah

05.23 0
"Jam tangannya sudah dipakai?"

"Sudah"

"Nanti Adek catat ya, jam berapa berangkat sekolahnya!"

"Baik Mi, bantuin ingat-ingat yah...!"

"Siap adek tentara (panggilan kesayanganku untuk Ridho)."

"Ayo, berangkat!" Abi pun segera menyalakan motornya.

"Jam berapa dek?"

"06.40 Mi, catat ya Mi."

"Oke, jangan lupa sampai sekolah nanti dicata juga sampainya jam berapa!"

"Siap" jawab Ridho sambil tangannya hormat di pelipis.

.
.
.
.

Dan sore harinya....

"Assalamu'alaykum Umi."

"Wa'alaykum salam. Baru datang dek...?
Tak lupa kan mencatat jam sampai sekolah tadi?"

"Iya...kucatat. Bentar ya Mi, kulihat di buku." Ridho pun mencari bukunya di dalam tas.

"Aha, pukul 07.00 Umi." Kata Ridho dengan mata berbinar-binar.

"Oke...yuk kita hitung berapa waktu tempuh dari rumah ke sekolah!" Kataku sambil menyodorkan selembar kertas.

Ridho pun mulai corat-coret di kertas tersebut.

"Aku tahu, aku tahu...waktu tempuh dari rumah ke sekolah 20 menit Umi.

@Matematika itu ada disekitar kita.

#HariKetiga
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath


Mengasah Logika Dengan Bentuk-bentuk Geometri

02.01 0
"Ayo dek...bantu Umi memasak."

"Ayo...masak apa kita Mi?"

"Sambel goreng kentang, adek bantu kupas dan potong-potong kentangnya ya..."

"Siap Mi."

Hi...hi....tumben anak lanang mau bantuin Umi di dapur. Segera kuserahkan alat pengupas dan pemotong sayur sebelum dia berubah pikiran. Kebetulan nih, bisa jadi media untuk belajar bentuk-bentuk geometri.

"Dek, kentangnya dipotong jadi bentuk apa?"


"Dadu dan segitiga Mi"

"Wah bagus itu, salah satu bentuk bangun ruang ya?"

"Iya..., oya Mi, kalau bangun ruang itu kan punya isi udara, lha dadu kentang ini isinya bukan udara, rumus menghitung isinya sama ya? Trus isinya apa?

"Itu namanya bangun ruang pejal dek, isinya ya kentang. Rumus nyari isinya sama."

"Aha💡! Kalau kue goyang ini ada bentuk bangun datarnya Mi, persegi, layang-layang, setengah lingkaran dan mata. Mata itu bangun datar apa Mi? Tanya Ridho ssmbil nunjukin potongan kue goyang yg tinggal separuh.



"Sudutnya berapa?"

"Dua"

"Apa bangun datar yg punya dua sudut?"

"Apa ya?"

@aslinya si umi jg lom tahu.

#HariKedua
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath

Minggu, 23 Juli 2017

Mau Cerdas Financial Sejak Kecil? Suka Matematika Dulu

18.58 0
Tahun ajaran baru ini Umi melepas dua dari tiga anakku untuk merantau ke kota sebelah demi menuntut ilmu. Ada banyak cerita seru, namun yang paling menjadi perhatian bagi Umi adalah tentang kemandirian finansial mereka. Yah...tinggal jauh dari kami, kedua orang tua mereka, memang menuntut mereka untuk mampu mengatur keuangannya sendiri. Umi tidak begitu mengkhawatirkan hal tersebut karena jauh hari Umi dan Abi telah mengajarkan bagaimana caranya.

Sehingga saat beberapa wali murid sekolah Auda yang lain protes karena uang saku anak-anak yang dibatasi Rp 200.000 sebulan sudah habis dalam seminggu, Umi tenang-tenang saja. Auda sejak kecil sdh terbiasa dengan jatah uang saku dari kami. Dulu saat SD pun dia harus rela mendapat jatah uang saku sebesar Rp 3.500 per minggu.
What....berarti Rp 500 per hari?
Yah....sampai budenya anak-anak mengatakan, "Da Umimu itu pelit sekali!!!"

Bukan masalah pelit, tetapi inilah cara kami mengajarkan bagaimana agar anak bisa berhemat, karena berhemat itu kunci sukses agar bisa cerdas secara finansial. Karena selain memberi uang saku di awal pekan, Umi lebih senang memberi bekal sekolah berupa makan buatanku sendiri, macam nasi goreng, pisang goreng, ubi goreng, roti goreng....meski tidak semua harus digoreng....ha...ha...ha.... Bekal tersebut  Umi berikan dalam jumlah yang lebih dari porsi seorang anak, dengan pesan nanti dibagi ya sama teman-temannya. Lagi pula di sekolahnya sudah dapat snack dan makan siang, anak-anak malah sering dobel snacknya gegara teman-teman sekelas lebih suka jajan daripada snack sehat yang disediakan sekolah.

Lain Auda lain lagi si Abdul, kalau dia lebih perhitungan lagi, dari uang saku yang Umi berikan biasanya langsung di belikan voucher jajan, tetapi terkadang voucher tersebut malah tidak dibelanjakannya, dikumpulkan macam koleksi perangko ajah.... lha do'i gak jajan dong disekolah? Jangan salah, do'i ni pinter ngobyek, typenya yang seorang humanis senang sekali menolong orang, nah biasanya sebagai tanda terima kasih atas pertolongannya tersebut, dari teman atau gurunya, dia mendapat hadiah voucher, itulah yang do'i pake jajan.

Dan sekarang tiba giliran Ridho untuk belajar masalah uang saku, agar kelak ia bisa mengikuti jejak kedua saudaranya. Senin pagi adalah waktunya dia mendapat jatah uang saku, begitu pula dengan Senin ini. Kalau dulu biasanya mas Abdul yang belanjakan voucher, mulai tahun ajaran ini dia yang harus ngelola sendiri.

Umi, "Dek ini uang sakunya seperti minggu kemarin ya, ada Rp 7.000. Dan ini ada pisang goreng, jangan lupa berbagi dengan teman."

Ridho, "Umi nanti olahraga, aku boleh jajan lebih?.

Umi, "Boleh....kalau uang sakunya Rp 7.000, berapa harusnya adek jajan setiap hari?"

Ridho, "Rp 1.000, berarti kalau aku jajan lebih hari ini, Sabtu nanti aku gak usah jajan ya mi, kan pulang pagi.

Umi, "Terserah adek, yang penting jatahnya cukup ya buat seminggu" (sambil mengusap kepalanya yang berambut tipis)

#padahal nanti jatah snack dirumah, umi juga yg belanjain,


#HariPertama
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#MathAroundUs
#ILoveMath
#

Sabtu, 15 Juli 2017

Budaya Membaca dan Literasi Media

15.54 0
  • Banyak cara untuk menstimulasi kecerdasan anak, salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan membaca. Membaca adalah awal dari proses berfikir, anak yg terbiasa membaca maka kemampuan verbalnya juga meningkat.
Tantangan kelas Bunda Sayang ini tentang stimulasi membaca pada anak. Bagi keluarga kami membaca sudah menjadi sebuah deep habit. Karena membaca adalah salah satu hiburan bagi keluarga kami. Ada satu poin yg menjadi catatan tersendiri, sebuah koreksian dari masa lalu. Adalah sebuah kesalahan di masa lalu saat kami menggegas anak untuk bisa membaca. Terbayang di ingatan wajah polos anak2 yg begitu tegang saat umi menyimak mereka membaca, terutama Dul. Sebenarnya mengajari anak untuk membaca itu bagus, tetapi yg terbagus adalah mengajak mereka mencintai buku.
Alhamdulillah proses untuk mencintai buku tdk perlu kami ulang, karena kami kedua orang tua mereka memang sudah mencintai buku sejak sebelum menikah. Mungkin habbit inilah yg menjadi teladan bagi anak2 untuk mencintai buku.

Nah selain menjadi teladan agar anak cinta buku, berikut tips untuk menstimulasi agar gemar  membaca (dikutip dari berbagai sumber):

  • Jadikan membaca bagian dari  aktivitas sehari-hari
    Bunda tidak perlu menyediakan sesi khusus belajar membaca. Biasakan anak membaca di berbagai kesempatan. Misalnya, di pagi hari saat sarapan, minta ia membaca dan mengeja kata-kata yang terdapat di kemasan makanan. Mulai dari kata yang singkat seperti nama produk, sampai yang panjang seperti instruksi makan. Selain itu, saat sedang bepergian, minta anak untuk mengamati dan membaca berbagai tulisan yang tertera di dinding gedung, papan iklan, papan pengumuman, dan lain sebagainya.
  •  
  • Dekatkan anak dengan buku
    Selalu sediakan waktu untuk  membaca buku dengan anak setiap hari. Misalnya, di sela-sela waktu bermain atau setiap sebelum tidur. Letakkan buku di berbagai area di dalam rumah, seperti di kamar tidur, di ruang keluarga, dan di dekat televisi sehingga anak otomatis menjadi dekat dengan buku. Selain itu, biasakan ia untuk selalu membawa buku saat sedang bepergian. Dengan begitu, ia tetap bisa membaca buku saat sedang di mobil atau pun ketika berada di restoran, di dokter, atau di tempat-tempat lainnya. Pastikan buku-buku yang dibaca anak memang sesuai dengan usianya, ya. 
  • Tambahan sy pilihkan bahan buku sesuai usia anak ya...Untuk balita pilihankan yg berbahan tebal dan tak mudah sobek
     
  • Membuat "buku" sendiri
    Jika bunda pandai menggambar, buatlah komik sederhana untuk si kecil. Misalnya, tentang si kecil yang sedang bermain bola, si kecil yang sedang pergi ke sekolah, dan lain-lain. Biarkan ia melihat proses bunda menggambar dan menulis cerita untuk menumbuhkan ketertarikannya terhadap membaca, menulis, dan menggambar.
  • Saya sih tak perlu harus mencari penerbit. Membuat buku ini cukup dengan staples dan lakban sehingga terbit untuk kalangan terbatas 😂.

  • Selamat Mencoba

  • #aliranrasa
  • #stimulasimembaca
  • #kuliahbunsayiip