Minggu, 23 Juli 2017

Mau Cerdas Financial Sejak Kecil? Suka Matematika Dulu

Tahun ajaran baru ini Umi melepas dua dari tiga anakku untuk merantau ke kota sebelah demi menuntut ilmu. Ada banyak cerita seru, namun yang paling menjadi perhatian bagi Umi adalah tentang kemandirian finansial mereka. Yah...tinggal jauh dari kami, kedua orang tua mereka, memang menuntut mereka untuk mampu mengatur keuangannya sendiri. Umi tidak begitu mengkhawatirkan hal tersebut karena jauh hari Umi dan Abi telah mengajarkan bagaimana caranya.

Sehingga saat beberapa wali murid sekolah Auda yang lain protes karena uang saku anak-anak yang dibatasi Rp 200.000 sebulan sudah habis dalam seminggu, Umi tenang-tenang saja. Auda sejak kecil sdh terbiasa dengan jatah uang saku dari kami. Dulu saat SD pun dia harus rela mendapat jatah uang saku sebesar Rp 3.500 per minggu.
What....berarti Rp 500 per hari?
Yah....sampai budenya anak-anak mengatakan, "Da Umimu itu pelit sekali!!!"

Bukan masalah pelit, tetapi inilah cara kami mengajarkan bagaimana agar anak bisa berhemat, karena berhemat itu kunci sukses agar bisa cerdas secara finansial. Karena selain memberi uang saku di awal pekan, Umi lebih senang memberi bekal sekolah berupa makan buatanku sendiri, macam nasi goreng, pisang goreng, ubi goreng, roti goreng....meski tidak semua harus digoreng....ha...ha...ha.... Bekal tersebut  Umi berikan dalam jumlah yang lebih dari porsi seorang anak, dengan pesan nanti dibagi ya sama teman-temannya. Lagi pula di sekolahnya sudah dapat snack dan makan siang, anak-anak malah sering dobel snacknya gegara teman-teman sekelas lebih suka jajan daripada snack sehat yang disediakan sekolah.

Lain Auda lain lagi si Abdul, kalau dia lebih perhitungan lagi, dari uang saku yang Umi berikan biasanya langsung di belikan voucher jajan, tetapi terkadang voucher tersebut malah tidak dibelanjakannya, dikumpulkan macam koleksi perangko ajah.... lha do'i gak jajan dong disekolah? Jangan salah, do'i ni pinter ngobyek, typenya yang seorang humanis senang sekali menolong orang, nah biasanya sebagai tanda terima kasih atas pertolongannya tersebut, dari teman atau gurunya, dia mendapat hadiah voucher, itulah yang do'i pake jajan.

Dan sekarang tiba giliran Ridho untuk belajar masalah uang saku, agar kelak ia bisa mengikuti jejak kedua saudaranya. Senin pagi adalah waktunya dia mendapat jatah uang saku, begitu pula dengan Senin ini. Kalau dulu biasanya mas Abdul yang belanjakan voucher, mulai tahun ajaran ini dia yang harus ngelola sendiri.

Umi, "Dek ini uang sakunya seperti minggu kemarin ya, ada Rp 7.000. Dan ini ada pisang goreng, jangan lupa berbagi dengan teman."

Ridho, "Umi nanti olahraga, aku boleh jajan lebih?.

Umi, "Boleh....kalau uang sakunya Rp 7.000, berapa harusnya adek jajan setiap hari?"

Ridho, "Rp 1.000, berarti kalau aku jajan lebih hari ini, Sabtu nanti aku gak usah jajan ya mi, kan pulang pagi.

Umi, "Terserah adek, yang penting jatahnya cukup ya buat seminggu" (sambil mengusap kepalanya yang berambut tipis)

#padahal nanti jatah snack dirumah, umi juga yg belanjain,


#HariPertama
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#MathAroundUs
#ILoveMath
#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar