Sabtu, 31 Desember 2016

Tugas Akhir MIP Batch #2

00.48 0
Alhamdulillah....
Tiba di akhir program MIP batch #2,  tiba pula di akhir detik-detik untuk mengumpulkan NHW. Special sekali NHW terakhir ini, karena ada unsur kerja kelompok bareng dengan teman-teman kordi Malang Raya yang lain. Karena IIP Jatim Selatan memang belum di split, jadi masih menjadi satu kesatuan dengan IIP Malang Raya 😊. Kali ini dengan mengemban double posisi amanah saya mencoba untuk sedikit membuat ulasan. Berikut saya post rencana struktur yang akan dilauching oleh IIP Malang Raya:

Rencana Struktur Pengurus IIP Malang Raya

👸🏻Koordinator kota : Andita

👸🏻Manager Online : Prima
Dibantu:
1. admin grup foundation: Maya
2. Admin grup FB dan FP: Lana, April

👸🏻Manager Offline : Jervine
Dibantu ketua:
Event offline Malang Raya : Susi
Event offline wirotaman: Yani
Event offline wil timur: April
Event offline pasuruan dsk: Andita

👸🏻Manager finansial: Putri
👸🏻Legal consultant: Yani

Andakata saya menjadi PJ Event Offline Wirotaman, maka saya akan menhimpun teman-teman member IIP yang berdomisili di sekitar Pacitan, Ponorogo, Madiun, Ngawi dan Magetan. Selama ini kegiatan offline IIP Malang Raya baru dipusatkan di wilayah Malang. Hal ini tentunya membuat kurang membuminya pilar-pilar IIP terutama untuk member yang berdomisili di eks karisidenan Madiun. Event yang paling tepat untuk diadakan adalah semacam talk show dengan mengundang ibu Founder secara langsung, biar feel nya dapat. Selain itu saya akan mendorong teman-teman yang berada di wilayah ini, khususnya yang berdomisili sama dengan saya, Pacitan, untuk bisa mandiri sehingga terbentuklah IIP kota Pacitan. Target jangka pendeknya dengan membuat RUMBEL Pilar-pilar IIP, yang jangka panjangnya semoga bisa menjadi cikal bakal IIP Pacitan.

Andaikata saya menjabat sebagai Legal Consultant, mungkin karena saya yang paling tua diantara teman-teman team kordi yah...
Sesuai tupoksi tugas yang telah diarahkan ibu founder maka saya akan menegakkan rule IIP, mengambil tindakan saat ada kasus pelanggaran dengan mempertimbangkan saran dari teman-teman kordi. Dalam mengawal rule IIP saya akan membuat jadwal khusus untuk mengingatkan member akan keberadaan rule IIP, termasuk akan saya buat catatan-catatan pelanggaran yang terjadi.

Semoga dengan menjadi PJ Event Offline akan membuka jalan untuk memandirikan IIP di kota saya tinggal. Aamiin.


Jumat, 23 Desember 2016

Berawal dari Komunitas, Memberi Manfaat untuk Pacitanku

16.51 0
Menjelang berakhirnya kelas MIP batch #2 semakin banyak yang saya dapatkan. Memakai rumus semakin banyak mendapat harus semakin banyak memberi, semoga apa yang saya dapatkan selama ini semakin barokah dan memberi kemanfaatan bagi semuanya.

Saya lahir dan dibesarkan di kota Klaten, namun sekarang berdomisili di Pacitan, mengikuti suami yang orang Pacitan. sudah hampir sepuluh tahun saya tinggal di Pacitan, sebuah kota yang terletak di Barat Daya Provinsi Jawa Timur. Kota ini menjadi salah satu destinasi wisata yang sedang naik daun tidak hanya di wilayah Jawa Timur. Di kota lain dan bahkan di Mancanegara Kota Pacitan juga terkenal akan keindahan pantai dan goanya. Wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini mempunyai banyak sekali pantai yang menawan, bahkan sebagian masih alami dan belum tersentuh pembangunan.


Kota pesisir masih memiliki akses transportasinya yang sulit. Jauh dari pusat pemerintahan Jawa Timur membuat masyarakat Pacitan sedikit terlambat untuk mengakses kegiatan-kegiatan yang berkualitas. Dengan adanya akses internet memudahkan masyarakatnya untuk mendapatkan informasi. Bahkan beberapa komunitas online, termasuk IIP, sudah memiliki member di kota ini. Akan tetapi sulitnya akses transportasi menjadi kendala tersendiri untuk dapat menghadiri kegiatan-kegiatan komunitas secara offline.


Masalah ibu dan anak cukup menjadi masalah yang perlu perhatian khusus di kota ini, masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan isu-isu terkait kondisi ini. Sampai saat ini di kota Pacitan belum ada lembaga khusus yang memberi edukasi terkait isu-isu yang banyak berkaitan dengan dunia ibu dan anak.


Beberapa orang member IIP yang berada di kota ini sudah intens untuk melakukan diskusi untuk meningkatkan kompentensi mereka untuk menjadi ibu yang lebih baik. Diskusi dan kegiatan yang mereka lakukan masih bersifat internal dikarenakan kesibukan masing-masing. Sebagai member yang tertua diantara mereka sering saya dijadikan sebagai rujukan referensi terkait masalah seputar urusan rumah tangga yang mereka hadapi, sebagian besar member IIP di Pacitan memang para mahmud, sedangkan saya yang hampir memasuki dunia jelita dianggap lebih banyak mempunyai pengalaman. Dengan kemampuan saya sebagi seorang communicator yang baik, mereka merasa nyaman saat saya memandu acara diskusi. Hal ini menuntut saya untuk terus belajar dan belajar agar bisa memuaskan dahaga keilmuan yang sedang mereka alami.


Sebagai resolusi akhir tahun ini, untuk tahun depan saya bersama dengan member IIP yang sudah intens bertemu selama ini, mempunyai mimpi yang sama yakni ingin memberikan kemanfaatan bagi masyarakat Pacitan dengan lebih banyak mengadakan event yang sifatnya eksternal dengan pola edukasi. Adapun tema-tema event yang akan kami adakan di Pacitan masih mengangkat isu-isu tentang ibu dan anak. Selain itu keberadaan komunitas akan lebih kami fungsikan sebagi rumah belajar bersama dan kegiatan pendampingan bagi masyarakat terkait permasalahan angka perceraian yang semakin meningkat. Semoga komunitas IIP di kota Pacitan semakin besar dan semakin banyak memberi kemanfaatan bagi masyarakatnya, khususnya kaum ibu.

Sabtu, 17 Desember 2016

BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN

02.58 0
Rangkaian materi dan tugasdi kelas MIP #2 sampai sudah di session #9. Kali ini membahas tentang BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN. Masih lanjutan dari materi-materi sebelumnya, menentukan dan menjalani misi spesifik hidup bagi saya suatu proses belajar yang never stop ending. Karena sejatinya kita tidak akan pernah tahu secara pasti apa misi spesifik hidup yang Allah tugaskan kepada kita, akan tetapi sudah menjadi tugas kita untuk menjalani misi yang menurut kita paling mendekati, tentunya dengan bahagia



Berikut saya sajikan materi lengkapnya 👇

*******************************************************************************

Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.

Rumus yang kita pakai :

PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.

Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.

Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini:                        
Karena

Everyone is a Changemaker

( Setiap orang adalah agen perubahan)

Sampai jumpa di perkuliahan Ibu Profesional selanjutnya untuk bisa lebih memahami secara detil matrikulasi IIP ini.

Salam,

/Tim Fasilitator IIP/

*********************************************************************************

Tak lengkap materi kelas MIP kali ini tanpa ada NHW, dan untuk materi kali ini berikut tugas  tentang Bunda sebagai Agen Perubahan versi saya


Kamis, 08 Desember 2016

Menjalani Misi Hidup Penuh dengan Produktivitas

21.08 0


Tugas NHW#8 Kelas MIP Batch #2


 
Semakin hari, rasanya semakin lengkap dan semakin merasa lebih terang langkah saya menapak menjadi Ibu Profesional berkat kelas MIP ini. Allah menunjukkannya sebagai jawaban do’a saya atas kegalauan saya akhir-akhir ini. Semoga sebelum berakhirnya kelas MIP ini (3 session lagi)  akan semakin jelas road map saya untuk menjalani misi spesifik hidup dengan lebih berbahagia.

KUADRAN AKTIVITASKU
SUKA
TIDAK SUKA
BISA
Menjahit
Memberi Motivasi
Memasak
Berkebun
TIDAK BISA
Jualan
Trainer
Menulis
Membuat Jurnal

Sebenarnya banyak kegiatan ala-ala bu-ibuk yang bisa saya kerjakan, mulai dari menjahit, merajut, membuat kue dan cookies, memasak dll, bahkan ada seorang teman bilang “Bu...kamu itu multi talenta, tapi kok belum ada satu yang bisa menghasilkan ya?”

Wah...jadi merasa selama ini saya kesasar, he....he...he.... Alhamdulillah berkat MIP saya mulai sedikit bisa meraba kira-kira jalaan hidup seperti apa yang akan saya tempuh. Menjahit adalah salah satu aktivitas yang bisa saya lakukan. Sejak kecil memang bisa dan suka menjahit, meski semuanya autodidak. Setelah resign dari pekerjaan, saya memiliki banyak waktu luang, awalnya saya gunakan untuk berkebun atau melakukan aktivitas yang ada hubungannya dengan pertanian karena saya pikir basic ilmu yang saya dapatkan di perguruan tinggi bisa menyibukkan saya dengan aktivitas yang produktif. Ternyata saya merasa dunia pertanian tidak membuat saya bahagia.

Kemudian saya beralih ke perdagangan, apa saja saya jual, sampai saya mendirikan sebuah usaha dengan brand Total Hijab dengan taglinenya One Stop Moslemah Shopping. Pada prinsipnya saya suka, apalagi teringat sabda Rasul bahwa; “sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah perniagaan” he...he...he.... Beberapa waktu terakhir ini usaha saya stagnan, hal itu mempuat saya merasa bahwa kemampuan marketing saya masih di bawah standar. Kedepan saya harus meningkatkan kemampuan marketing ini melalui pelatihan-pelatihan. Dan hasil TM saya ranah ini adalah ranah kelemahan saya, akan tetapi karena terlanjur nyemplung, maka saya harus bangkit dengan melakukan terobosan-terobosan jitu.

Satu kekuatan saya ada di servicing dan networking, sangat pas dengan saya yang seorang ekstrovert. Menurut suami saya (orang terdekat saya) faktor servicing inilah yang menjadi keunggulan kepribadian saya. Dan akhirnya saya memilih untuk menekuni profesi sebagai seorang PENJAHIT sesuai dengan kemampuan dan kesukaan saya (BE). Untuk merintis memiliki sebuah industri busana yang saya idamkan sedikit lebih mudah karena saya sudah memiliki beberapa pelanggan tetap dari usaha saya sebelumnya (HAVE). Saat ini saya mulai mempromosikan hasil karya jahitan saya, dan Alhamdulillah mulai ada beberapa orderan masuk. Kedepan saya tetap ingin mengembangkan skill menjahit saya melalui beberapa pelatihan dan berguru kepada yang lebih expert (DO).  
Satu hal lagi yang menjadi pelecut semangat saya adalah keinginan atau cita-cita dan bakat anak gadis saya dibidang designer busana. Semoga kedepan terjalin kolaborasi indah antara ibu dan anak yang berdasar minat dan bakat yang berkaitan.
Dengan menjadi seorang penjahit saya pikir saya akan lebih memiliki banyak untuk mengembangkan bakat dan minat saya yang lain yakni sebagai seorang motivator. Saat ini saya juga sudah mendirikan sebuah Yayasan yang memudahkan saya untuk bergerak di bidang edukasi dan pelayanan masyarakat. . Penjahit adalah pekerjaan saya dan motivator adalah profesi saya.


Jangka pendek ini saya lebih fokus ke dunia jahit-menjahit dulu untuk menciptakan basic finansial yang bisa menjadi pijakan saya untuk menekuni profesi selanjutnya. Saya optimis pijakan finansial ini akan terwujud beberapa tahun kedepan. Dan Profesi saya sebagai seorang motivator semoga akan segera mendapatkan pengukuhan selepas saya mengikuti kelas Matrikulasi IIP ini. Besar harapan saya bisa lulus dengan baik dan berhak memasuki jenjang fasilitator agar lebih banyak ilmu bisa saya dapatkan untuk mendukung profesi yang saya pilih.

MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

18.05 0
Berikut materi #8 dari kelas MIP batch #2, selamat mengunyah




Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.


Be Professional, Rejeki will Follow


Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa  rejeki  setiap orang  itu sudah  pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh  tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.


Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang



Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis).


Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang,   karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.


Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar

b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.

c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi

d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.


Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)

b. Kita ingin melakukan apa (do)

c. kita ingin memiliki apa (have)


Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)

c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)


Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.


Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.


Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/



Sumber bacaan:

Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014

Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2016

Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015

Jumat, 02 Desember 2016

Menuju Bunda Produktif yang Bahagia

19.13 0
Saatnya memasuki NHW #7 di kelas MIP kali ini. Dari NHW ke NHW di kelas MIP ini terasa semakin mendebarkan, karena ada sebuah tugas yang membuat saya terus mengevaluasi diri apakah saat ini saya sudah benar-benar memasuki tahapan Bunda Produktif atau belum. Meski dua tahun terakhir ini saya sudah terjun ke ranah produktif, ternyata masih banyak hal yang perlu saya kuatkan lagi, karena parameter seorang bunda produktif adalah BAHAGIA. Perasaan masih stagnan di ranah ini sangat mengganggu kebahagiaan saya. Untuk itu saya harus segera move on dari posisi ini agar bisa menjalani misi spesifik hidup dengan lebih baik.


Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang
(Septi Peni Wulandani)

Ada beberapa kilometer lagi yang harus saya lalui agar potensi demi potensi dapat saya gali dan saya kembangkan secara optimal, sehingga saya bisa nyaman berada dalam kendaraan misi spesifik hidup ini. Berawal dari hasil hasil temu bakat di www.temubakat.com, maka saya bisa menginventaris potensi yg selama ini saya miliki, berikut saya lampirkan hasilnya:




Potensi saya, berdasar hasil TM tersebut diatas, menurut saya sudah mendekati hasil analisa pribadi yang sudah saya tuliskan di NHW-NHW sebelumnya. Alhamdulillah bisa bertemu dengan Ibu Septi selaku coach yang tidak pelit ilmu, sehingga saya semakin bisa mengasah sisi tumpul saya dan senantiasa menajamkannya.
Selanjutnya untuk evaluasi ranah produktif maka saya perlu membuat kuadran aktivitas agar saya bisa segera bisa merubah posisi stagnan yang selama ini saya rasakan. Beikut saya sajikan dalam bentuk smart art:





Menurut ibu Septi untuk mengisi kuadran aktivitas tersebut, maka kita perlu memahami bahwa:
ü  Bisa/tidak bisa, itu berurusan erat dengan kemampuan kita
ü  Suka/tidak suka, sangat ditentukan oleh rasa dan emosi
ü  Penting/tidak penting, berhubungan dengan jam terbang
ü  Mendesak/tidak mendesak, itu berkaitan dengan waktu

Baiklah sekarang saatnya untuk meninggikan gunung dan bukan meratakan lembah. Semoga tahapan Bunda Produktif ini bisa saya lewati dengan mulus dan semakin membuat saya BAHAGIA.


Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari

19.04 0
Seri #7, Materi Kelas Matrikulasi IIP

REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI

Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.


Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR "

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.


Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.


 Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”


Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar


Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah 

bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga


Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah KEMULIAAN hidup.


“ Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI "


Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.


Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.


Maka

Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

 Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.


Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya


Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1menambah syukur,
2menegakkan taat 3berbagi manfaat.


Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya


Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.


Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.


Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber bacaan:

Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014

Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010

Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015

Jumat, 25 November 2016

Manajemen Waktu Seorang Ibu Profesional

18.26 0


"Because Life is Never Flat, enjoy it", bukan hanya iklan chitato \(‾▿‾\)

Membuka kembali materi demi materi, merenungkan ulang maksud dari NHW ke NHW, akhirnya membuat saya tersadar bahwa mengikuti kelas MIP ini bukan sekedar mengikuti proses perkuliahan biasa. Saya merasa sedang menjadi seorang coached yg sedang didampingi seorang coach profesional, yakni bunda Septi Peni Wulandani, founder IIP. Alhamdulillah proses demi proses menuntun saya untuk merevisi kembali road map keluarga saya agar tetap on the track. Berjalan menyusuri misi spesifik hidup, meskipun saya sendiri belum tahu pasti untuk menjadi apa, karena menurut saya ini adalah bagian dari rahasia Ilahi. Tugas saya hanya mendekatkan diri akan tujuan penciptaan dengan memperhatikan segala potensi diri dan lingkungan. Menyusun kembali puzzle hidup saya menjadi sebuah pemandangan yang indah, bersinergi dengan keluarga agar menjadi keluarga yang lebih baik.

Posisi sebagai seorang Ibu mendudukan saya sebagai seorang General Manajer yang multitasking. Seseorang yang bisa mengatur peran penting dalam rumah kecil kami agar terwujud keluarga yang SAMARADA.
Layaknya sebuah assesment bagi seorang Manajer handal,, maka sesssion coaching kali ini kembali mendudukan suami dan anak sebagai asesor atas kompetensi yang harus saya miliki. Saat ini sampailah saya di tahapan evaluasi diri sejauh mana saya terjebak dalam rutinitas. Rutinitas yang menjemukan akan menghambat laju langkah kita dalam menyusuri misi spesifik hidup.

Baiklah, bersama mari satu per satu kita urai rutinitas yang menjebak jalan hidup ini. Kali ini agar menjadi seorang GM handal, maka saya harus belajar tentang prioritas. Put first things fist,
Habit # 3 dari buku Stephen Covey's yang berjudul 7 Habits of Highly Effective People, mengajarkan tentang arti prioritas hidup. Bolehlah tonton videonya di sini  , supaya lebih nancap boleh juga tonton video jar of live.

Beberapa hal yang menurut saya meupakan prioritas dalam hidup untuk saat ini adalah
1.       Membersamai tumbuh kembang anak sampai menghantarkan mereka menjadi generasi akhil baligh
2.       Mengatur dan mengurus rumah agar terwujud baitii jannatii
3.       Mengurus dan membesarkan usaha sebagai ladang untuk aktualisasi diri

Beberapa kegiatan sehari-hari yang kurang penting dalam hidup saya saat ini
1.       Mencuci baju, karena terbantu oleh suami yang memang hobi mencuci
2.       Berkumpul bersama tetangga yang hanya sekedar sarana ajangsana
3.       Merawat binatang peliharaan karena tugas ini sudah terdelegasikan ke anak-anak

Dari 3 prioritas hidup saya diatas menurut saya untuk saat ini waktu saya banyak tersedot di aktivitas mengurus dan membesarkan usaha, ada sisa-sisa inner child yang harus saya damaikan yang menyebabkan hal ini. Tersebab lahir dari keluarga pengusaha membuat saya terbiasa mengabaikan beberapa urusan domestik rumah tangga. Saya harus berusaha keras agar bisa mengatur waktu agar semakin tersusun 10.000 jam terbang untuk memenuhi kompetensi saya sebagai ibu yang baik. Menengok NHW serta mengingat anak pertama sudah memasuki tahap akhil baligh, anak kedua dan ketiga sudah memasuki tahap pre akhil baligh, maka serasa saya dimanjakan waktu luang yang akhirnya menjebak saya di rutinitas pekerjaan dengan dalih menjalankan usaha.

Saat ini mau tidak mau saya harus mengatur time schedule, detik demi detik, menit demi menit, agar bisa keluar dari rutinitas yang melenakan. Menyelesaikan target dari cut of time. Mengikuti sunnah Rasul untuk membagi waktu saya sepertiga untuk ibadah, sepertiga untuk bekerja dan sepertiga lagi untuk istirahat. Walaupun bagi saya terkadang waktu beribadah harus beririsan dengan waktu bekerja dan istirahat, demikian juga waktu bekerja sering beririsan dengan waktu beribadah. Sedangkan waktu beristirahat memang fokus terpakai untuk beristirahat.

Wah....segala sesuatu ternyata kembali kepada niat, karena tidak diterima suatu amal melainkan benar niat dan caranya. Kerjakan apa yang menjadi prioritas, selesaikan, kemudian kerjakan prioritas yang selanjutnya. Tidak menunda-nunda pekerjaan karena waktu yang sangat terbatas. Sedikit refreshing boleh agar tdk terjebak dalam rutinitas yang menjenuhkan, namun hati-hati dengan hal-hal yang bersifat sia-sia, karena itu melenakan.



Ada tujuh poin rahasia manajemen waktu Nabi Muhammad menurut buku Membongkar Rahasia 7 Manajemen Waktu Nabi Muhammad, Penulis: M. Arif Hidayatulloh, Penerbit: Hayyun Media.

Dalam waktu 23 tahun beliau telah membuat perubahan besar di Jazirah Arab. Hal ini terjadi lantaran bagusnya manajemen waktu Sang Manusia Teladan itu.
 Rahasia pertama adalah shalat fardhu sebagai ajang membentuk watak dan tonggak ritme hidup. Umat muslim telah membuat pemilahan waktu dalam sehari dengan jelas. Umat Islam punya kelebihan di banding umat lain. Ketika kita janjian dengan teman sering kita melibatkan waktu-waktu shalat. Misalnya kita pergi habis Zhuhur ya…Hanya umat Islam yang memiliki trik manajemen waktu sehingga aktivitas kita dapat terprogram dengan baik.
 Rahasia kedua adalah berpola pikir investasi, anti-manajemen waktu instan. Maksud dari kalimat tersebut adalah jangan mengelola waktu dengan instan karena hal tersebut akan membuat kita malas dalam berproses. Persiapkan segala hal untuk masa depan kita. Sehingga kita dapat memetik hasilnya di kemudian hari.
 Rahasia ketiga adalah terus produktif, jangan biarkan waktu terbuang percuma. Kemudian rahasia selanjutnya adalah gunakan aji mumpung. Rahasia kelima adalah jauhi sikap menunda-nunda. Rahasia keenam adalah cepat, tapi jangan tergesa-gesa. Kemudian rahasia terakhir adalah rutin melakukan evaluasi.
  
 Terima kasih kepada IIP yang  telah membuka pemahaman saya untuk menyusun langkah menjadi seorang Ibu Profesioanal, manajer keluarga handal