Senin, 24 Februari 2020

Bahagia Dengan Bersikap Asertif

19.56 0
Komunikasi adalah penjembatan sebuah proses interaksi agar terwujud kebahagiaan para pelakunya. Alahamdulillah di persaudarakan dengan teman seperjuangan di kelas Bunda Cekatan ini. Salah satu bentuk kolaborasi kami selama berinteraksi di kelas ini adalah membuat menu belajar baru untuk melengkapi menu belajar tentang komunikasi produktif di kelas Bunda Cekatan. Menu belajar ini tersusun based on insight yang kami dapatkan selama berinteraksi di kelas Bunda Cekatan ini. Perilaku asertif adalah salah satu kemampuan interpersonal yang akan membuahkan kebahagiaan dalam hidup. 

Selain perilaku asertif ada juga perilaku pasif dan agresif. Perilaku asertif merupakan penangkal terhadap perilaku pasif dan perilaku agresif. Adapun pengertian dari ketiganya adalah sebagai berikut:



Perilaku asertif adalah perilaku yang merupakan ekspresi/pernyataan dari minat, kebutuhan, pendapat, pikiran, dan perasaan, yang dilakukan secara bijaksana, adil, dan efisien, efektif dan produktif, sehingga hak-hak kita bisa dipertahankan tanpa melanggar hak orang lain. Perilaku asertif membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa berharga, memiliki konsep diri yang tepat, meningkatkan pengendalian diri (self-control) dalam kehidupan sehari-hari, serta memperoleh hubungan yang adil dengan orang lain. Pada saat kita menampilkan perilaku “manis”, “tidak menimbulkan masalah bagi orang lain”, lemah, pasif, mengorbankan diri sendiri, tidak bisa menolak, membiarkan kebutuhan, pendapat, pikiran, penilaian orang lain mendominasi kebutuhan, pendapat, pikiran, dan penilaian diri kita sendiri, maka kita sudah menampilkan perilaku non asertif.

Perilaku pasif ini menimbulkan rasa terancam dan tersakiti, tidak puas, depresi, penyakit fisik, serta akan mengukuhkan keberadaan perilaku agresif orang lain.

Sedangkan perilaku agresif adalah perilaku yang self-centered (hanya mengutamakan kepentingan, pendapat, kebutuhan, perasaan sendiri), tidak mempertimbangkan hak orang lain, berisi permusuhan dan kesombongan. Orang-orang yang agresif biasanya mengambil keuntungan dari orang-orang yang non asertif. Dari orang-orang agresif ini pulalah munculnya chauvinisme.

Dengan kata lain, dari ketiga perilaku tersebut, perliku asertif adalah perilaku yang akan membuat bahagia dan "membahagiakan orang lain" dalam interaksi interpersonal.

Perilaku asertif bisa dibentuk, pada dasarnya perilaku ini bukan karakter dasar yang melekat pada kepribadian seseorang. Inti dari bersikap asertif adalah kemampuan mengendalikan emosi. Seseorang yang mampu bersikap asertif maka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Adapun faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan ini antara lain;


  1. Jenis kelamin, seorang lelaki dipercaya lebih mampu beraikab asertif dibandingkan seorang wanita. Dikarenakan seorang lelaki lebih mampu mengendalikan emosi dan perasaannya.
  2. Kebudayaan, tradisi yang telah mengurat akar juga sangat mempengaruhi sikap ini. Dalam Islam, sikap asertif ini juga diajarkan dan dikuatkan dengan makna tsabat atau teguh pendirian. Dalam tradisi Barat sikap asertif ini juga sangat tumbuh subur, hal ini dibuktikan dengan ditentangnya segala bentuk penjajahan yang digaungkan oleh bangsa Barat.
  3. Faktor selanjutnya adalah pola asuh kedua orang tua. Keluarga adalah tempat pertama bagi seorang anak untuk belajar bersosialisasi, sebutannya adalah sosialisasi primer. Di keluarga anak diajarkan untuk mengendalikan emosinya. Ini adalah dasar agar bisa bersikap asertif sebelum anak siap untuk melakukan sosialisasi sekunder di masyarakat.
  4. Usia juga mempengaruhi kemampuan untuk bersikap asertif. Semakin berumur, pada dasarnya seseorang semakin kaya pengalaman hidupnya. Sehingga pengendalian emosinya juga lebih matang dibandingkan orang yang pengalaman hidupnya masih sedikit. Pengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter daru ber-bagai rentang usia juga sangat mempengaruhi kemampuan bersikap asertif ini.
  5. Tak dapat dipungkiri, tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi. Seseorang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih mampu bersikap asertif dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah dikarenakan luasnya wawasan yang mereka miliki.
  6. Yang terakhir dan sangat mempengaruhi kemampuan bersikap asertif adalah masalah sosial ekonomi. Seseorang dengan tingkat ekonomi yang lebih baik pada umumnya lebih mampu mengendalikan akal dan emosi dikarenakan telah selesai dengan urusan perut. Bagi seseorang yang masih terbelit dengan urusan perut maka keinginannya hanya satu, bagaimana dia mampu mencukuim kebutuhan sosial dasar ini sehingga tak jarang banyak yang bersikap agresif. Atau bagi mereka yang masih terbelit masalah perut ini, akan merasa sebagai golongan inferior, sehingga merasa sebagai golongan yang terkalahkan karena ketidakmampuan merubah mindset.


Sedemikian pentingnya sikap asertif, maka dalam praktek keseharian perlu adanya stimulus untuk menguatkan kemampuan ini. Dengan bersikap asertif seseorang akan mampu bersikap jujur, yang akan tampak pada perilaku sebagai berikut;


  1. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan
  2. Kemampuan untuk mempertahankan keyakinan
  3. Kemampuan untuk melindungi hak pribadi


Beberapa pengalaman BuPer dilapangkan, orang yang mampu bersikap asertif ini terkadang oleh sebagian orang disalah artikan sebagai  seorang yang terlalu idealis. Sebenarnya ada pembeda yang mendasar, yakni terlihat dalam adab (etika) dan etiket dalam berkomunikasi. Seseorang asertif pada intinya masih mampu bersikap kooperatif dan kompromi, namun dengan tidak meninggalkan keyakinannya.

Menurut BuPer sendiri, sikap asertif selain menghadirkan kebahagiaan juga akan lebih menguatkan eksistensi dalam berinteraksi. Seorang pemimpin yang mampu bersikap asertif akan menjadi sekarang pemimpin yang berwibawa dan disegani. Sedangkan jika dalam posisi sebagai anak buah, sikap asertif ini akan membuat pimpinan dan kolega menghargai pendapat kita.

Islam Berbicara Soal Tsabat


Di awal, BuPer menuliskan bahwa sikap asertif dalam Islam bisa diartikan sebagai tsabat yang bermakna teguh pendirian dan tegar dalam menghadapi ujian serta cobaan di jalan kebenaran. Tsabat bagai benteng bagi pemimpin dan orang-orang yang berada dalam kepemimpinannya. Ia sebagai daya tahan yang melahirkan sikap pantang menyerah. Tsabat itu ketahanan diri dalam menghadapi berbagai hal yang merintanginya, hingga dirinya mampu meraih cita-cita dan merealisasikan tujuan-tujuannya. Dalam tsabat ada kemuliaan karena adanya komitmen dan konsistensi pada prinsip yang diyakininya serta tidak larut bersama arus.

Tsabat itu berarti senantiasa bekerja dan berjuang, menempuh perjalanan yang amat panjang sampai batas akhir terminal kehidupan, dengan kemenangan di dunia ataupun gugur di medan laga.

Tsabat melahirkan keberanian menghadapi realita hidup. Ia tidak cengeng dengan beragam persoalan. Malah ia mampu mengendalikan permasalahan. Sebagaimana dalam firman Alloh “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu menghadapi satu pasukan maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (QS. Al Anfal (8): 45).

Tsabat mengantarkan pada ketenangan hati. Ketenangan hati menumbuhkan kepercayaan. Kepercayaan menjadi modal utama dalam berinteraksi dengan banyak kalangan. Karena itu sikap tsabat menjadi cermin kepribadian. Dan cermin itu berada pada bagaimana sikap dan jiwanya dalam menjalani arah hidupnya, juga bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalahnya.

Tsabat adalah cermin diri dalam meraih kebahagiaan. Karena tsabat dapat menjadi mesin penggerak jiwa-jiwa yang rapuh. Ia dapat mengokohkannya. Tidak sedikit orang yang jiwanya mati, tapi hidup kembali karena mendapatkan energi dari kebahagiaan seseorang. Ia bagai inspirasi yang mengalirkan udara segar terhadap jiwa yang limbung menghadapi segala kepahitan. 

Untuk itu, salah satu do'a yang harus dipanjatkan agar mampu berpegang teguh atas prinsip yang kita pegang, ada sebuah do'a sebagai penguatnya.

“Duhai pemilik hati, wahai pembolak balik jiwa, teguhkanlah hati dan jiwa kami untuk senantiasa berpegang teguh pada agama-Mu dan ketaatan di jalan-Mu”.


Wallahu alam 

Sumber Bacaan:
1. Hasan al Banna, Majmu`ah Rasail
2. https://www.google.com/amp/s/bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/meningkatkan-kemampuan-asertif/amp/
3. Melatih Diri Untuk Bersikap Asertif, Dra. Herlina, Psi. – Jurusan Psikologi – FIP - UPI

Komunikasi Produktif untuk Sosialisasi yang Interaktif dan Adaptif

05.19 0


Sosialisasi adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan berlaku sebaliknya. Ada suatu proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Manusia sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, akan merasa membutuhkan dan penting untuk berorganisasi demi pergaulan. Kebahagiaan dalam bersosialisasi adalah jika dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu jalan agar mampu berinteraksi dengan baik adalah dengan komunikasi produktif dan kontak sosial.

Dalam komunikasi, interaksi yang terjadi menunjukkan adanya hubungan antar individu yang terlibat. Di kelas ulat-ulat BunCek kali ini kembali BuPer dan kawan-kawan diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu komunikasi ini melalui program "Saling Memberi Hadiah". Sungguh seru sekali sehingga BuPer pun termotivasi untuk melengkapi peta belajar dengan mencari tahu apa arti penting komunikasi dalam membangun sebuah proses sosialisasi yang interaktif dan adaptif.


Sebagaimana sudah umum diketahui, bahwasanya sosialisasi memiliki tujuan antara lain:


  1. Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat. Dengan memberikan sosialisasi kepada individu, maka individu tersebut pada akhirnya dapat dengan mudah belajar untuk bersosialisasi pada masyarakat, sehingga individu tersebut dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat.
  2. Mengembangkan kemampuan sesorang dalam berkomunikasi secara produktif. Dengan sosialisasi, individu dapat dengan terbiasa untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan masyarakat.
  3. Mengembangkan fungsi-fungsi organik seseorang melalui introspeksi yang tepat. Dengan bersosialisasi, fungsi organik dalam tubuh/jiwa seseorang akan dapat terlatih dengan baik, sehingga individu tersebut dapat dengan mudah untuk berkumpul pada masyarakat. Serta, dengan komunikasi yang baik, maka individu tersebut dapat dengan mudah untuk hidup berdampingan di masyarakat.
  4. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat. Dengan sosialisasi, individu dapat dengan mudah untuk mendapatkan kepercayaan diri karena mereka memiliki komunikasi yang baik di masyarakat. Dengan adanya kepercayaan dan komunikasi tersebut maka individu dapat dengan mudah untuk bersosialisasi pada masyarakat.

Dari beberapa teman yang BuPer hubungi secara personal, hanya ada beberapa yang kemudian secara intens melakukan interaksi lebih lanjut. Alhamdulillah selama seoekas ini BuPer baru menemukan bentuk interaksi yang asosiatif. Beberapa diantaranya bersifat kooperatif, akomodasi dan asimilasi. Mungkin karena ada irisan kepentingan diantara BuPer dengan teman yang bersangkutan 😁.

Sebenarnya bukan hanya itu yang BuPer amati. Salah seorang teman berbagi BuPer adalah mba Allice yang berada di keluarga manajemen emosi. Berdua dengan kepentingan yang sama, kami saling memberi hadiah untuk melengkapi ketidakpahaman kami dalam menyelesaikan peta belajar dengan ilmu yg beririsan.

Dengan mempraktekkan strategi komunikasi produktif, BuPer mendapatkan beberapa insight bahwa komunikasi yang produktif tidak hanya memungkinkan untuk transfer  knowledge saja. Termasuk didalamnya bisa merubah attitude dan bersama-sama dengan teman BuPer (mba Allice) kami bersepakat untuk membuat projects bersama, menelorkan menu belajar baru dengan mensitesa dari beberapa pendapat. Berikut contoh kesepakatan (practice) yang akan kami jalani;


👩‍🌾 : Ayo kita kolaborasi, membuat menu belajar baru dengan melihat kembali materi BunSay di tema komprod. 

Adakah cara tepat untuk menstimulasi anak agar mau bersikap asertif?

Anak yg mempunyai sikap asertif pasti akan mempunyai kepercayaan diri

🧕: Wahh senang sekali bisa kolaborasi... 

Saya ada potluck kmrn yg saya dapat dari Dr.Aisha Dahlan mba.. tp ini video dan durasinya lama.. tentang seni mnegur anak yang efektif.. apakah ini termasuk asertif?

🧕 : Kalau dengan inquiry based learning.. bisakah mba? Paduan dg cognitive behaviour therapy.. atau neuro languange??

Ya Allah saya sebenernya masih ceteek banget ini... Jd terdorong majuu jauh ke depan 🙈🤭

🔜 Penasaran dengan hasil kolaborasi kami? Stay tune di jurnal BuPer selanjutnya ya...

🍒🍒🍒

Atau hanya yang bersifat transfer knowledge, kiriman hadiah dari mba Indah seperti pada dialog berikut;

🧕Assalamualaikum Mba Yani.. maaf mengganggu gfos..🙏🏻

sy sedang mendulang emas dr blog mu Mba..
Menyerap ilmu😍

Nah sy membaca ttg kebutuhan ilmu tips presentasi nggih..

saya lg ketemu makanan instan ttg ilmu itu. Smoga manfaat nggih...

(Kemudian mba Indah mengirimkan beberapa hadiah)

👩‍🌾 : Wa'alaykum salam.
Alhamdulillah sangat bermanfaat.

Done follow mba Sara di podcast (Spotify)

Aku nih Audi 🤭
Nyaman belajar dengan suara

BunCek sudah berhasil menjungkirbalikkan peta belajarku. Harus mau revisi dan merevisi terus. Tapi asyeek aja sih. Makin nagih, makin semangat untuk belajar lebih lanjut.

Walhasil petaku juga jadi berubah 😆

Stay tune di blogku ya, untuk beberapa insight yang kudapatkan selama di kelas BunCek ini.

Potluck apa yg bisa kubantu untukmu say?

🧕: Matursuwun. Sdh ckp kenyang mamam serap ilmu di blogmu Mba

(Mba Indah adalah teman satu keluarga di K3B, sosialisasi primer di keluarga ternyata bisa memenuhi kebutuhan belajarku. Insight yang kudapatkan; jangan sungkan untuk berbagi, maka engkau akan apa yang engkau butuhkan).

🍒🍒🍒

Selain itu interaksi dapat terjalin secara asosiatif dapat juga bersifat disosiatif. Di pekan ini BuPer belum mendapati bentuk interaksi yang seperti ini.

Ada banyak manfaat yang bisa diambil jika mampu menerapkan komunikasi produktif. Selain membuat sosialisasi lebih interaktif dan adaptif, setidaknya makna penting komunikasi dalam interaksi dapat menunjang setiap proses di dalamnya. Termasuk didalamnya proses pendidikan, memberikan indoinfor, memberikan pengaruh, menghibur, eksistensi diri, dan menjalin hubungan antar pribadi yang lebih intens.

Kamis, 20 Februari 2020

Komunikasi dan Personal Branding

08.17 0
Dasar Komunikasi

Percaya atau tidak, namun Anda harus percaya 😂 bahwa komunikasi adalah skill fundamental yang harus dimiliki manusia agar dapat berinteraksi di kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang baik akan membentuk personal branding yang baik. Kita akan dikenal dengan personal branding yang kuat apabila mampu mengkomunikasikan siapa diri kita dengan cara yang efisien dan efektif.

Oleh karena itu, pada jurnal yang lalu, BuPer telah memperkenalkan konsep komunikasi ala mang EEP (Efisien, Efektif dan Produktif). Komunikasi adalah proses yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, dengan kaidah ini diharapkan pesan yang menjadi fokus utama dalam komunikasi dapat diterima dan bukan sekedar diharapkan diterima.

Mengutip KBBI, definisi efisien adalah suatu cara tepat untuk menghasilkan sesuatu tanpa membuang biaya, waktu dan tenaga, dapat menjalankan tugas secara cermat dan tepat, bertepat guna, berdaya guna. Sedangkan efektif adalah proses menyusun komunikasi berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Sedangkan produktif adalah kemampuan untuk menghasilkan atau memberikan dampak atas proses komunikasi yang sedang terjadi.

Proses komunikasi sangat ditentukan oleh komponen berikut;

  1. Sumber (Sources/komunikator), 
  2. Pesan (Message),
  3. Media (Chanel),
  4. Penerima (Receiver/komunikan)

SPMP itu sendiri masih akan dipengaruhi oleh faktor kondisi sekitar seperti hambatan/sumbatan/noise dalam berkomunikasi dan kemampuan memberikan umpan balik dari masing-masing komponen. BuPer akan membahas lebih lanjut masalah ini dalam jurnal tersendiri berikutnya ya...

Impact atau dampak yang diharapkan dari interaksi yang terjadi dalam proses komunikasi melingkupi aspek kognitif, afektif dan konatif.


Aspek kognitif dikarenakan dari adanya pertukaran pesan adalah perubahan persepsi. Dari yang semula tidak tahu menjadi tahu. Menyamakan frame of reference dan field of experience sangat penting untuk keberhasilan pada aspek ini.

Dikarenakan komunikasi itu adalah soal rasa, maka komunikasi akan membawa dampak di sisi afektif. Komunikasi adalah soal seni, dan bukan sekedar kemampuan berbicara. Keberhasilan dalam berkomunikasi akan membuat para pelakunya bahagia.

Sedangkan konatif ini adalah dampat akhir dari interaksi yang terjadi. Komunikasi dengan konten yang baik akan menghasilkan hubungan yang baik. Dimana bisa menggerakkan masing-masing komponennya jntuk melakukan tindakan sesuai dengan tujuan komunikasi itu dibangun. Bahwa apa yang disampaikan dari hati akan sampai kehati menjadi sebuah landasan yang utama.

Cara memulai sebuah komunikasi akan menentukan personal branding kita. Karena fokus komunikasi adalah audience center maka interaksi yang terjadi dalam sebuah komunikasi dapat bersifat simetris maupun komplementer.

Dalam hubungan simetris, dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Jika dihubungkan dengan personal branding  hubungan sangat penting, hubungan ini akan melahirkan sosok figur yang kuat dalam sebuah interaksi. Sedangkan dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplenter yang lain. Kalau dihubungkan dengan personal branding, hubungan ini sangat mempengaruhi kewibawaan. Hubungan antara seorang ibu dan anak adalah salah satu contohnya. Personal branding sebagai ibu yang baik akan terlihat dari cara berinteraksi antara seorang wanita dengan anaknya.

Wallahu alam.

Mari berproses menemukan AHA lainnya di kelas ulat-ulat Bunda Cekatan.

Selasa, 18 Februari 2020

Komunikasi Interpersonal Melatih Kemampuan Mendengar

08.03 0

Salah satu bentuk komunikasi yang sedang hangat diperbincangkan di kelas BunCek adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi ini terbangun dari dua atau lebih individu dengan sifat transaksional. Hampir sebagian orang mampu berbicara dengan baik. Namun diantaranya hanya beberapa yang mampu menjadi pendengar yang baik.

Padahal kunci dari komunikasi interpersonal ini adalah sabar dan kemauan untuk mendengarkan. Di dalam komunikasi interpersonal juga berlaku beberapa aksioma komunikasi (lihat foto saya diatas).

Berikut ini adalah pelajaran yang bisa kuambil selama berkenalan di camping Bunda Cekatan. Menurutku, ada tiga hal yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal, yakni;

1⃣ Citra Diri
Makanya man teman jangan baper ya...
Kalau udah capek-capek ngajakin para ulat emess berkenalan, tapi gak direspon. Mungkin mereka yg gak ngerespon itu belum tau siapa diri kita. Oleh karena itu saat kenalan, usahakan dengan bio yang lengkap. Kalau perlu diembel-embeli dengan sedikit kecap ... 😆

Tau gak, apa hubungan kecap dengan perkenalan?


2⃣ Kecerdasan Emosi
Kalau mau berkenalan ya jangan kemudian langsung main sodor form dong. Bisa-bisa penerima pesan kita malah nyolot nantinya. Atau ngasih feedback negatif. Mbok yao... Pakai basa basi dikit. Tanya kabar dulu kek... Basa basi kek... Ajak kakek sekalian kalau kakek mau 😁

3⃣ Menggunakan bahasa tubuh
Kalau kenalan virtuil jangan sungkan untuk menggunakan emoticon.

Karena kalau kenalan virtuil itu kan kita gak tau seperti apa gesture  lawan bicara kita.

Kayaknya kenalan pakai VN dan video seru juga ya.

💞💞💞💞

Selama berkenalan selain melatih skill komunikasi, aku juga menemukan sebuah fakta.

Ternyata di Ibu Profesional itu semuanya orang hebat dengan berbagai keahlian ilmu. Masing-masing pun tak pelit dalam berbagi ilmu. Mantra semua murid semua guru di komunitas Ibu Profesional memang efektif untuk menggerakkan semua stakeholdernya untuk berbagi dan melayani. Terbukti banyak sekali ulat-ulat emess yang antusias untuk mendapatkan kenalan baru. Demi apa coba?

Demi mendapatkan pengalaman dan ilmu baru. Keren kan...

Terus apa hubungannya antara komunikasi interpersonal dengan kemampuan mendengarkan?

Yup... Seperti diawal kusebutkan, bahwa ada hubungan transaksional yang melandasi komunikasi bentuk ini. Layaknya transaksi antara pembeli dan penjual di pasar.  Maka agar pesan tersampaikan dan tidak mengalami sumbatan, perlu terus melatih kemampuan mendengar ini.

Kita itu sejak kecil dilatihnya berbicara dan bukan mendengar. Walhasil komunikasi tdk produktif karena tersumbat oleh faktor ketidakmampuan kita dalam mendengar. Padahal Alloh memberikan indera pendengar yang lengkap untuk bisa kita padukan dengan mulut dan akal kita.

Yuk cari tahu bagaimana cara melatih kemampuan mendengar kita 😉

1️⃣ Yang pertama adalah paraphasing. Kemampuan untuk mengulang kembali pernyataan lawan bicara ini ternyata sangat penting. Saat bercakap-cakap, Anda bisa mengulang apa yang disampaikan lawan bicara dengan kalimat sendiri tanpa merubah makna. Dengan kemampuan seperti ini, lawan bicara akan melihat Anda sangat peduli dengan percakapan yang yang terjadi.

Contohnya dalam dialog ini nih;

Seseibu : Assalamualaikum mb Yani...
Bolehkah 'berkenalan' lebih dekat mb? 🤭
Perkenankan saya berkenalan y mb.😁

Yani :  Wa'alaykum salam. Mau berkenalan yah? Kayaknya.... asyik juga nih, aku kan ingin tahu lebih lanjut tentang dirimu juga.

✓ Nah... ada pengulangan kata berkenalan dalam dialog ini. Dan juga dikuatkan dengan kalimat "aku kan ingin tahu lebih lanjut tentang dirimu". Inilah skill paraphasing.

2️⃣ Reflecting feeling. Salah satu kemampuan mendengar ini sangat penting. Dengan kemampuan ini kita membuat sebuah pola komunikasi yang bersifat simetris dan komplementer. Artinya dengan menggunakan empati untuk menyetarakan perasaan, lawan bicara merasakan keterlibatan kita. Ini penting karena pesanny harus diterima dan bukan diharapkan hanya sekedar diterima, alias dibaca/didengar saja.

Tak contohkan dalam dialog berikut;

Seseibu : Aplg sebulan ini habis sakit dan dah 5 hari ini anak 2-2nya juga ga enak, berasa deh kayak perasaan mulai baperan. Ditambah sudah waktunya period....makin baperan kayaknya ya, aneh.  Padahal dah TUA.....atau saya perlu me-time kali ya...lelah jiwa raga soalnya

Pernah dengar curhat utama itu ke suami dan Allah. Kalau ke manusia yg happy2 saja 🤭

Me : I feel U mba. Kita memang butuh wadah untuk mengalirkan rasa.  Terkadang wanita butuh teman yg mengerti dirinya. Sesama wanita yang bisa membantunya untuk tegar.

Teman yang amanah menutup semua aibnya dan mau untuk menggenggam tangan untuk mendukungnya. Mendekatkannya kepada Sang Maha Pendengar dan mengembalikan kepercayaan dirinya agar bahagia menjalani peran hidupnya.
Karena bagaimanapun juga wanita ingin dimengerti.

✓ Gak ada salahnya menerima curcolan dan menempatkan diri jika berada di posisinya. Dengan begitu lawan bicara akan lebih mudah menerima pesan selanjutnya.

3️⃣ Reflecting of Fact atau merefleksikan fakta dan data dalam berkomunikasi. Hal ini penting, pesan komunikasi akan lebih mudah diterima jika ada kesamaan persepsi. Karena frame of reference (FoR) dan field of experience (FoE) masing-masing orang berbeda, dengan beberapa pertanyaan pembuka dalam sebuah dialog, akan menghasilkan FoE FoR kamu + aku menjadi FoE FoR kita.

Misalkan dalam dialog berikut ini;

BunTik : Golive nya keren sekali Bund... Meski baru pulang tp komitmennya hebaaat utk golive... Saya pengen masuk keluarga komunikasi, tp takut kekenyangan... 😅

BuPer : Makasih...Ahamdulillahasih diberi kesempatan go live. Asline itu ngos-ngosan juga, untung tdk tersedak 😄
Aku juga lom jalan-jalan ke keluarga lain. Lihat go live udah begah...
Berasa penuh perut ini😆

BunTik : Hahhaha bener juga ya... Golive aja dulu udh cukup
Saya di manajemen emosi Mba

BuPer : Wah keren... manajemen emosi itu pernah kulirik. Tapi petaku menuntun untuk belok dulu, soale penting tapi aku belum butuh saat ini 🙏
Apa yang udah didapat di sana mba?

BunTik : Iyaa mba... Ambil yg prioritas dulu.. saya pun.. mau ke komunikasi, ada di mindmap, tapi petanya nyuruh ke emosi dulu...
Sbenernya kemarin bingung antara 2 ini,,hehehe

✓ Kalau persepsinya sudah sama seperti ini, bisa lanjut tujuh hari tujuh malam ngobrolnya ha....ha...
Eh ... Lanjutkan dan tukar no WA saja

4️⃣ Synthesizing atau memadukan beberapa pendapat. Teknik ini bisa kita lakukan dengan menggali intectual curriosity lawan bicara kita. Kemudian menyampaikan kembali pendapat tersebut sesuai kefahaman kita. Dengan begitu lawan bicara akan merasa lebih dihargai sehingga impactnya ada kesepakatan bersama terhadap suatu pandangan

Contoh dialognya sebagai berikut:

BunTik : Di manajemen emosi ada subtopik lagi mba.. tentang innerchild, manajemen konflik, manajemen marah, self healing...
Nah, gara2 masuk sini saya jd bisa menyadari posisi saya ada dimana saat ini...
Skrg lg di tahap self healing... Saya belajar praktek sadar nafas, self talk, self love,, sampai bisa menerima dan akhirnya rahmat Allah bisa turun melalui kata2 saya... Jadi merasa lebih legaa setiap hari..

BuPer :Keren...Tuh kan, aku jadi mupeng. Tapi ingat diet kepo yg sedang kujalani. Next ah... Kalau butuh bantuan terkait manajemen emosi aku japri dikau ya kak 😘
Aku butuh juga self healing, self talk dan self love.

BunTik : Saya masih tetap tertarik ke  komunikasi loh Mba...
Bayangin di keluarga itu akan dapat suntikan cara ngobrol yang asyik dan lemah lembut ..
Kapan2 masih bisa nambah anggota kan mba?

BuPer : Saran aku, tuntaskan dulu di manajemen emosi say, karena untuk bisa ngobrol asyik dan lemah lembut itu kadang butuh main perasaan. Butuh skill menata emosi dulu, apalagi kalau yg dihadapi anak dan anak mertua.

✓ catatanku nih, kemampuan seperti ini butuh jam terbang dalam berkomunikasi. Karena pada umumnya, kebanyakan orang berkomunikasi itu hanya ingin pendapatnya diterima dan bukan menerima pendapat orang lain.

5️⃣ Imaging of Loud. Membayangkan seolah-olah kita sedang berada di posisinya juga sangat penting. Bagaimanapun juga dalam mengirim pesan, setiap instruksinya mengandung dimensi isi dan hubungan. Sehingga apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati

Jujur, agak sulit mencari dialognya dari hasil camping BunCek, karena aku belum sempat praktek kemampuan ini kemarin. Kurang lebih kuberikan contoh dialog sebagai berikut;

Pegawai : Bu, saya mohon izin. Hari ini tidak masuk. Anak saya tadi tiba-tiba muntah-muntah dan sekarang badannya panas

Bu Bos : Oke mba... Silahkan prioritas ke anak terlebih dahulu. Kalau anak muntah-muntah, jangan panik. Coba diberi air putih yang banyak dan dikompres dingin untuk panasnya.
Jika panasnya berulang sebaiknya segera kedokteran ya mba.

✓ jadi dengan kemampuan ini, yang menempatkan seolah-olah kita hadir saat anak tersebut muntah-muntah akan membuat lawan bicara tenang dan bisa menerima pesan selanjutnya.


Oke cynt....

Demikian reportase singkat jurnalku selama berkemah di kebun apel Bunda Cekatan. Semoga bermanfaat

Minggu, 16 Februari 2020

Connecting the Dots, Mencari Harta karun Komunikasi Interpersonal

16.50 0
Data didapat dari sampling penyetoran jurnal (belum semua kelas)

Pekan yang sungguh Mewah (Mmbuatku mEnemukan Waktu AHa ) di kelas Bunda Cekatan IIP, sebelumnya aku mau mohon maaf, grafik yang kusajikan di pict diatas, adalah hasil penerawangan dari response pengumpulan jurnal. Bukan berarti aku malas mencari kenalan baru, tapi justru banyak sekali yang masuk ke tendaku dan minta kenalan. Sampai gak sempat keluar tenda karena waktuku terbagi juga untuk finding strong why kenapa aku dihadirkan di keluarga komunikasi BunCek IIP. 

Di gambar grafik diatas aku menemukan indeks kebahagian ibu-ibu itu berkorelasi erat dengan manajemen emosi. Penting banget sih memang manajemen emosi itu, karena wanita itu memang terbiasa menggunakan emosi daripada akal dalam melihat segala sesuatu. Termasuk yang nulis ini nih. Njuk temuan ini apa membuatku pengen pindah kelas?

Big no... Karena aku sedang menjalani diet kepo. Manajemen emosi memang ilmu penting untukku. Namun di posisiku sekarang, aku lebih membutuhkan untuk cekatan di bidang komunikasi terlebih dahulu, karena berkaitan dengan kuadran aktivitasku. Belajar komunikasi adalah hal yang penting dan mendesak, sangat kubutuhkan saat ini. Next kalau sudah khatam, aku siap belajar ke keluarga manajemen emosi. Aku sudah save beberapa no kontak mastah mereka, bukankah itu tujuan utama tugas BunCek di Pekan ini? Yakni untuk MENGUATKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL diantara semua penghuni kelas BunCek. Grafik sih itu cuma bonus yang kudapat selama melayani teman-teman yang ingin berkenalan denganku.

Karena aku wong Jowo, yang terbiasa dilatih dengan "ilmu titen", wajarlah kalau aku rodok menerawang hal lain terkait tugas di pekan ini. Sedikit merasa "risih" karena kupikir tugas ini bukan sebuah acara sensus penduduk bumi BunCek, mentang-mentang musim sensus maka hampir sebagian besar tamu yang berkunjung ke tendaku mengenakan atribut petugas sensus. Ha....ha...ha...

Dan laginya .... Aha! ... aku menemukan sesuatu sesuai peta belajarku, tentang komunikasi interpersonal dalam rangka melatih salah satu kemampuan komunikasi relating to others. Nantinya beberapa temuanku ini akan kumuat dalam beberapa jurnal selanjutnya. Biar kalian setia berkunjung ke blog ku ini. #ups ... modus dikit gak papa ya.

Connecting the dots, wis grafikku sedikit nyeleneh, malah aku coba menghubung-hubungkan sesuatu yang kujalani di pekan ini, ya tugas ya praktek kemampuan komunikasi, ya mengunyah hasil Cipta Menu #1, man teman peserta Akademi Fasilitator IIP. Akhirnya aku ketemu yang satu ini (lihat gambarku dibawah ini). 

Connecting the Dots Kelas Bunda Cekatan
Bicara masalah pola kedewasaan berfikir, keren banget nih delivery method yang dipakai di kelas Bunda Cekatan. Kenapa?

Karena disini aku menemukan praktek nyata dari memerdekakan proses belajarnya manusia. Bahwa Steven Jobs yang notabene drop out dari bangku kuliah saja mampu menciptakan Mac. Maka tak menutup kemungkinan dengan connecting the dots, akan banyak peluang dan kefahaman baru dalam sebuah proses pemelajaran yang kujalani. Catat ya pemelajaran dan bukan lagi sekedar pembelajaran. Mengutip perkataan Steve Jobs berikut, silahkan di renungkan;

“Semua hal yang kita lakukan membentuk titik-titik. Titik-titik inilah yang nanti akan bertemu dan membentuk masa depan kita”.

Aku merasa apa yang sedang kujalani ini nyata dan tersusun sebagai sebuah titik-titik yang terhubung. Ya tantanganku di dunia nyata, ya tantanganku di teamwork IIP, ya keberadaanku di keluarga komunikasi. Sekarang semuanya tampak nyata dan tergambar bagai sebuah peta tambahan untuk melengkapi peta belajarku di kelas Bunda Cekatan ini.

Terimakasih kepada Ibu Septi Peni Wulandani, Founder IIP yang telah menempaku sedemikian sehingga menjadi aku yang sekarang. Semoga keberkahan selalu tercurah kepada beliau dan keluarga.

Selama aku melayani keinginan teman-teman yang ingin berkenalan itulah aku mendapatkan beberapa point penting terkait komunikasi interpersonal. Nanti aku jelaskan lebih lanjut di jurnal selanjutnya ya. Dan ini nih, sedikit bocoran dariku

Komunikasi interpersonal ini penting untuk keberhasilan proses belajar kita. Masih ingat kan bahwa komunikasi itu akan mendasari interaksi. Sehingga interaksi interpersonal yang besar akan menunjukkan semakin besar perhatian seseorang pada orang lain yang diajak berkomunikasi. Semakin bagus komunikasi interpersonal kita maka peluang pesan yang tersampaikan akan semakin banyak, sehingga tujuan berkomunikasi tercapai.

Ini dulu dogengku tentang komunikasi interpersonal... berikut, aku sertakan contoh salah satu komunikasi interpersonal yang kemarin udah kupraktekkan saat melayani teman yang ingin kenalan. Yah... sekaligus praktek you win- I win solution dalam bernegosiasi. Mohon krisannya yaa....

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

👩🏻‍🎤 Haii mbak, salam bunda cekatan, nanya dunk kudu jawab jujur tapinya inih...
Keluarga favoritmu apah, dan kenapa😘😘

👩🏻 K3B dunk.

Aku kan setia pada satu keluarga. Tapi kalau jatuh cinta, ada sih beberapa keluarga. Cinta kan gak harus memiliki

👩🏻 Kepo?

👩🏻‍🎤 Keluarga mana?

👩🏻 Boleh kok. gak akan mempengaruhi diet kepo lho 😆

👩🏻‍🎤 Eh mbak say kumau minta tolong banget inih kan dirimu amatlah baik hatii...eaaa ngrayu
Boleh tak kuminta isiin

https://bit.ly/(ceritanya si mbaknya ngasih link buat collect data utk grafik BunCek)

Semoga berkenan dan gak kesel yaak liatnyah😁

👩🏻 Password rayuannya salah 😆

👩🏻‍🎤 Coklat yaak 🍫🍪 apa lagi dunk
👩🏻‍🎤 Ngeri dilempar sutil

👩🏻 Password nya aku mau dengar aliran rasamu sebagai KK Keluarga T****gi

👩🏻 Tak tungguin ya 😘

👩🏻‍🎤 Lah kok tauu inih...
Panjang loh tak tuliss...


Akutu lagi hectic banget pas pemilihan dan pembebtukan KK beserta link kerna diamanahi acara seleh IP B****i mulai dari sewa gedung dll ampe dekorasi kelar tengah malem akakak...

Nah kahima song japrii katanya ditunggu sadunia kerna cuma aku yg blom buat link...

Waktu berlalu, dan ada beberapa yg join link itupun notif tertutup, sampe tetiba ku dijapri..

Ternyata dia hobi buat co*ng untuk rot*...
Wouw..

Adalagi yg punya peralatan lengkap vlogging...
Dan wouw lagii ajah

Sampe akhirnya kita merancang golive lain dari yg lainya mirip teleconference, apadaya pengajuan terlewat dan kahima b****i kena musibah hpnya hilang...

Hilang sudah koordinasi, dan kini kumewadahi apa yg bisa kita sharing dan berbagi...

Akusih mikirnya sebagai keluarga berkutat di t*****i kita mah kudu selesai dengan masalah hatii...

Mencakup khatam masalah emosi yakali buat ro****c g nyala trus baper....

Khatam urusan manag.waktu masa iya depan gadget dua hari dua malam dgn alasan tanggung nih sedikit lagi...

Khatam masalah mang.keuangan...
Nabung sudah pasti kerna hobi ** tak pernah mudah dan murah pastinya....

Bgituh...bgituhh...🤭

👩🏻 🔮 bola kristal yg memberi petunjuk kalau dirimu ada di keluarga itu. (Aku riset, cari data untuk memastikan keberadaannya disana) 😆

👩🏻Berarti dirimu mendua atau mentiga keluarga?

👩🏻‍🎤 Mendua  tapi sejurus ahaha...

W*s dan t****i...
Sama ajah

👩🏻 Tapi dirimu bahagia kan say?
Meski mendua dan terpaksa harus ambil amanah itu?

Ada temanku di keluarga itu. Salam ya

👩🏻‍🎤 Iyes sangat bahagiaa...

Para mastah tak pelit ilmu bahkan untuk istilah ajaib pun mereka mau jawab masyaAllah

👩🏻 Subhanallah, berarti penghuni keluarga itu mastah semua dong.

Sungkem dulu sama mastah A****i

👩🏻‍🎤 Yaa akumah seujung apaan dah elmunyaa dibanding mereka...

Maluu ama mbak 👩🏻

👩🏻 Kok malu sama aku? 🤔

Aku tu pen berkunjung kesana. Ada irisan dengan petaku

Tapi kayaknya mundur alon-alon sik.

Di keluargaku mbrudul banyak ilmu baru

👩🏻‍🎤 Diet kepooo berlanjutt
👩🏻‍🎤 Hayuklah

👩🏻‍🎤 Tak kasih resume aja apa yaak (dan aku pun dapat harta Karun link ke Drive resume keluarga mereka)

👩🏻‍🎤 Link ini Ini isiin yaak🤭

👩🏻 Udin lhooo dari tadi

👩🏻‍🎤 Lah g tak cek form responnya ahaha
👩🏻‍🎤 Makaciii yaak

Jumat, 07 Februari 2020

Bekal Ilmu Seorang Komunikator

07.30 0

Menuju 10.000 km jam terbang dibidang komunikasi itu ternyata tidak mudah, tantangan terberatnya ada pada kurangnya penguasaan BuPer terhadap konsep dan teori ilmu komunikasi. Hu....hu... jadi kebelet pengen belajar langsung sama ahlinya biar tidak terjadi tambal sulam pemahaman. Maka di kelas Bunda Cekatan kali ini tekad Ulat BuPer untuk diet kepo semakin menguat. Pasang kacamata kuda dan say no ... aku tertarik dengan aneka ragam varietas apel yang ditawarkan oleh banyak keluarga, tapi belum apel dari keluarga lain. Masih banyak apel yang harus kucicip dari hasil kebun keluargaku sendiri, K3B (Kita Keluarga Komunikasi Bahagia).




Ruben dan Steward (2005) menyatakan bahwa alasan mempelajari ilmu komunikasi dikarenakan komunikasi adalah skill fundamental dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi adalah cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas. Terkhusus dalam sebuah keluarga, komunikasi akan menjadi pilar utama agar terjalin ikatan kuat dalam mewujudkan visi dan misi keluarga. Sedemikian pentingnya ilmu komunikasi oleh karena itu, mau tidak mau, suka atau tidak suka, BuPer wajib untuk menambah jam terbang di bidang ini.

Di jurnal yang lalu, sesuai request dari anggota keluarga K3B, BuPer sudah mengulas tips ala BuPer dalam berkomunikasi dengan pasangan. Di jurnal ini, BuPer akan mengulas dan menganalisa ilmu penunjang apa saja yang diperlukan untuk menambah jam terbang sehingga bisa meraih predikat cekatan di bidang komunikasi. Bukan mundur kebelakang sih, tapi BuPer hanya mencoba untuk kembali merestruktur pola berfikir agar tujuan BuPer tercapai. Termasuk sedikit merubah mind mapping yang sudah pernah BuPer buat di jurnal kelas telur-telur kemarin





Telah dikenal 5 (lima) Kaidah Ilmu Komunikasi (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication), dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri, yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble), yang berarti merengkuh atau meraih. Kelimanya akan menjadi “alas” bagi BuPer untuk meraih predikat cekatan di bidang komunikasi. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, BuPer menetapkan ilmu-ilmu (apel-apel) yang akan menjadi makanan utama selama berada di keluarga K3B Kelas Bunda Cekatan ini:

 Etika dan Etiket dalam Berkomunikasi

Termasuk didalamnya harus mempelajari dan menguatkan kembali tentang adab, sabar, dan bahasa serta norma-norma yang berlaku. Etika dan etiket berkomunikasi bisa ditunjukkan melalui perilaku:
  1.       Jujur tidak berbohong,
  2.       Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan,
  3.       Lapang dada dalam berkomunikasi,
  4.       Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik,
  5.       Menggunakan bahasa yang efektif dan efisien,
  6.        Tidak mudah emosi / emosional,
  7.        Berinisiatif sebagai pembuka dialog,
  8.        Berbahasa yang baik, ramah dan sopan,
  9.        Menggunakan pakaian yang pantas - sesuai keadaan,
  10.        Bertingkah laku yang baik.


Bentuk Komunikasi

Mencakup pola dan model komunikasi, persuasi, negosiasi dan argumentasi. Teori komunikasi penting dikuasi, namun penerapannya lebih penting lagi. Dengan mempelajari teori komunikasi yang banyak ini, BuPer berharap bisa semakin percaya diri. Kalau perlu wajib membeli jam terbang dengan mengikuti kursus atau pelatihan sesuai kebutuhan. Meskipun BuPer paham jika membutuhkan waktu yang lama untuk menguasainya, kuliah ilmu komunikasi saja butuh lebih 2 (dua) SKS bukan?... He...he...

Khusus untuk pola komunikasi, sudah pernah diulas di jurnal BuPer yang terdahulu (klik disini). Sedangkan untuk teori lain, one bite a time, pelan-pelan dikunyah, biar tidak tersedak makan apelnya.

Relating to Others

Ini ilmu tingkat dewa agar bisa memahami orang lain. BuPer sangat menyukai berhubungan dengan orang lain, hal itu dapat membuka lebih besar wawasan yang telah ada dengan cara berbicara dan dekat dengan orang lain. Tetapi ada saat dimana BuPer tidak mengerti apa yang orang lain inginkan sehingga BuPer bisa saja salah berbicara atau mungkin juga salah melakukan suatu hal yang bisa saja melukai perasaan orang lain. Untuk itu penting banget menguasai ilmu ini, agar empati semakin terlatih, kemampuan mendengar semakin tajam sehingga mampu memberikan feedback dengan baik.

   Di zaman sekarang ini, memahami orang lain tentu penting di banyak aspek. Contohnya di dalam keluarga, memahami anggota keluarga ini sangat penting untuk menumbuhkan bonding. Di dunia kerja maupun bermasyarakat pun sangat penting, kita harus cepat beradaptasi dengan teman sekantor kita, agar kita nyaman disana. Oleh karena itu bila kita mudah untuk memahami orang lain, maka kita juga dapat dengan mudah akrab dengan orang-orang baru.

Handling Complaint

Pernahkah mendapatkan komplain dari seseorang? Bagaimana rasanya?
Mendapakatkan komplain itu harus disyukuri, artinya ada yang perhatian kepada kita. Alih-alih bersyukur, mungkin sebagian orang justru akan tersinggung yang berujung emosi ketika mendapatkan komplain. Nah... agar terselamatkan dan tetap bahagia dalam berkomunikasi, ilmu ini juga penting. 

Di dunia ini tidak ada kebenaran yang mutlak selain kebenaran Ilahi, mensikapi komplain sebenarnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan lebih baik komplain harus dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas diri. Butuh jurus-jurus jitu agar hati dan lidah tetap adem, bukan sekedar kamuflase, wajah tetap tenang namun hati menyimpan bara membara. Wanita nih, terkadang susah merendam emosi, sehingga saat mendapatkan komplain sering kali mengesampingkan akal sehat. Emosi adalah salah satu sumbatan dalam berkomunikasi, karena sebenarnya tidak akan ada komunikasi jika emosi lebih menguasai diri. Jika terjadi seperti ini, yang harus dilakukan adalah pause, berhenti sejenak. Jangan melanjutkan komunikasi ketika emosi menguasai.

Teknik Presentasi

Ini adalah bekal makanan BuPer yang terakhir. Mengingat pengaruh komunikasi non verbal (93%) lebih besar daripada pengaruh komunikasi verbal (7%). Menguasai teknik presentasi adalah hal yang tak kalah penting. Mencakup disini, ilmu tentang copyright, desain grafis sampai dengan teknik public speaking. 

Jika kelima bekal tadi sudah berhasil BuPer kuasai, maka kelak tiba saatnya menentukan peran apa yang akan diambil. Peran yang bisa diambil oleh seorang ahli di bidang komunikasi itu sangat banyak sekali. Mungkin bisa menjadi seorang motivator, public speaker, penceramah, PR atau humas, dan lain sebagainya. Peran apapun nanti yang akan diambil yang penting bahagia dulu dan cekatan menguasi bidang keilmuannya. Setuju.....???

Selasa, 04 Februari 2020

Mari Bicara, Karena Kita Satu Suara

07.35 0
Tantangan di kelas BunCek pekan ini membuat ruang untuk mengumpulkan para pejuang komunikasi sebagai keluarga besar. Penasaran pakai banget sih, siapa saja yang senasib dan sepenanggungan denganku. Akhirnya.... disinilah kami, para pejuang komunikasi berkumpul, dengan tagline Kita Keluarga Komunikasi Bahagia (K3B), akan berjuang bersama untuk meraih predikat cekatan di bidang komunikasi. Setelah melalui brainstroming dan plling, di sesi  pertama pekan ini tantangan kami adalah mencari tips agar bisa berkomunikasi dengan suami secara bahagia. Ini adalah awal, Pijakan sebelum kami memperjuangkan komunikasi dengan anak, keluarga besar atau bersama orang lain.



Menurut BuPer, keberhasilan komunikasi dengan pasangan suami akan menjadi dasar keberhasilan komunikasi dengan personal yang lain. Suami dan istri ibarat 'satu wajah' beda nyawa. Meski dua pribadi yang berbeda tetapi harus saling melengkapi. Dalam Al Qur'an disebutkan;

…Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami), dan kalian adalah pakaian bagi mereka…(Q.S al-Baqoroh ayat 187)

Ayat ini menjelaskan betapa interaksi antara suami dan istri itu sangat dekat. Maka keberhasilan komunikasi dengan pasangan akan menghasilkan interaksi yang bahagia. Interaksi bahagia adalah kunci utama mutual understanding dalam sebuah pernikahan. Ketika ada sumbatan dalam komunikasi diantara keduanya, tentunya yang akan tertampil bukanlah 'wajah' yang bahagia. Istri tidak akan bisa menjadai pakaian bagi suami dan begitu sebaliknya

Tersebab pola komunikasi dengan suami akan menjadi pilar utama untuk menjalin ikatan kuat dalam mewujudkan misi dan visi keluarga,  untuk itu perjuangan di K3B akan kami mulai dari sini. Kami akan persembahkan kudapan lezat untuk go live show di FBG dengan tajuk "Mari Bicara, Karena Kita Satu Suara". 7 Tips Komunikasi yang Membahagiakan Bagi Suami Istri.


Di Potluck BuPer yang lalu, disebutkan bahwa komunikasi bukan soal bicara. Keberhasilan komunikasi dengan pasangan tidak ditentukan seberapa tingkat kecerewetan atau kependiaman pasangan kita. Seorang introvert pun mampu berkomunikasi secara bahagia dengan pasangannya. Komunikasi dengan pasangan harus mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki, baik secara verbal maupun non verbal.

Berikut BuPer akan membagikan tips berkomunikasi ala Mang EEP (Efisien, Efektif dan Produktif) dengan pasangan yang telah BuPer jalani selama hampir 19 (sembilan belas) tahun pernikahan. Efisien, meskipun komunikasi itu membutuhkan effort energi yang besar, namun jika dilakukan dengan efisien maka BuPer bisa sedikit menghemat energi. Efektif karena mampu mempengaruhi pasangan, ingat kunci komunikasi yang berhasil adalah pesan tersampaikan dan diterima penerima pesan. Produktif karena setelah komunikasi yang dibangun itu sifatnya berkelanjutan, tidak hanya dalam satu waktu.

7 Tips Komunikasi yang Membahagiakan Bagi Suami Istri.

1. Clear 'n Clarify

Panduan utama dan pertama adalah membiasakan diri untuk clear 'n clarify atau bahasa kerennya cek dan ricek setiap memulai komunikasi. Pasangan kita terlahir dari keluarga yang pola pengasuhannya berbeda dengan keluarga kita. Untuk itu bisa jadi  field of experience (FoE) sangat berbeda dengan kita. Sebagai seorang individu yang berbeda dengan kita, selain FoE, frame of reference yang dimilikinya juga berbeda. Clear 'n clarify  adalah salah satu cara untuk menyamakan persepsi diantara kita dan pasangan.

Clear maksudnya dalam berkomunikasi dengan pasangan gunakan kalimat dengan kaidah KISS (Keep Information Short and Simple), hampir semua lelaki di dunia ini tidak suka kalimat yang bertele-tele. Maka latihan ya bun, agar mampu menutarakan pendapat dengan kaidah ini.

Clarify disini artinya jangan segan untuk bertanya jika ada keraguan dalam diri kita saat berkomunikasi, don't assume. Ingat assume menjadi pintu celah pembuka syak wasangka, su'udzon bahasa agamanya.

2. Milikilah empati.

Agar memiliki empati maka kita harus melatih keterampilan mendengar. Jadilah pendengar yang baik. Jangan buru-buru memberi penjelasan. Kita perlu melakukan komunikasi secara sungguh-sungguh bukan hanya mendengar saja, tapi berkomunikasi pula dengan hati (benar-benar mendengarkan dan merasakan). Melanjutkan empati, agar dapat berempati dengan pasangan maka ketahui terlebih dahulu apa bahasa cintanya. Dengan begitu dengan mudah kita bisa mengambil hati pasangan kita. Kaidahnya tetap berlaku kok, bahwa apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati.


3. Berkomunikasilah secara fleksibel, namun dengan memperhatikan ruang dan waktu. 

Salah satu kuncinya adalah dengan menerima dan memahami kebiasaan pasangan kita. Mengetahui kondisi pasangan kita sehinga paham kapan saat harus memberikan pujian, kapan harus memberikan kritikan, kapan harus diam, kapan harus memberikan efek jera. Kuncinya buat kesepakatan dengan pasangan ada satu waktu yang memang dikhususkan untuk berkomunikasi secara intens, misal saat pillow talk.

4. Menggunakan body language.

Komponen komunikasi terdiri dari verbal dan non verbal. Dengan komposisi pengaruh sbb:
🔸Verbal : 7 % pengaruhnya
🔸Non Verbal : 93 % pengaruhnya, terdiri dari : Intonasi : 38 % dan Body Languange : 55 % 
Oleh karena itu kemampuan non verbal ini sangat perlu untuk ditingkatkan . Ingat... Komunikasi bukan soal bicara. Sentuhan, eye contact, dan pelukan terbukti sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah komunikasi

5. Apresiasi dan bukan evaluasi

Selanjutnya adalah berikan kritikan dan celaan pada tempatnya, dan perbanyak memberikan apresiasi. Orang dewasa itu paling tidak suka di evaluasi, apalagi para lelaki, mereka akan mengedepankan ego dibandingkan perasaan. Jadi salah satu tips keberhasilan komunikasi dengan pasangan adalah dengan memperbanyak apresiasi baik secara verbal maupun non verbal. Salah satunya dengan saling memberi hadiah. Hadiah tidak selalu berupa barang. Hadiah ini akan mendekatkan secara personal.


6. Gunakan mantra ajaib

Ada kalanya pada saat melakukan komunikasi, pesan tidak tersampaikan secara tepat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Fokus pada solusi, bukan pada masalah. Pada saat menemukan masalah, fokus pada solusi, segera temukan solusinya. Kepercayaan diri anak juga kita dibangun dari kebiasaan kita memandang persoalan. Ganti kata tidak bisa, menjadi BISA. Kuncinya adalah segala sesuatu bisa kita kita pelajari. Kalimat SAYA BISA, akan membangun kepercayaan diri kita.

b. Katakan apa yang kita inginkan, bukan apa yang tidak kita inginkan. Menyampaikan apa yang kita inginkan akan menjadi efektif setiap kita berkomunikasi dengan pasangan kita.
c. Fokus ke depan, bukan pada masa lalu. Jika pasangan melakukan kesalahan, beri kesempatan kembali. Sampaikan resiko serta solusi sebagai antisipasi sebelum kejadian yang sama terulang. Jadi pasangan memahami resiko dan solusinya, sehingga mereka tetap semangat untuk mencoba kembali. Tidak perlu mengungkit-ungkit kesalahannya di masa lalu.

7. Mulai saja jangan menunggu. 

Sering sumbatan komunikasi ada pada perasaan tidak enak, takut menyakiti sehingga enggan untuk memulai ketika butuh konfirmasi. Bisa jadi pasangan kita tidak peka sehingga kitalah yang harus memulai.

Demikian tips singkat dari BuPer, semoga bermanfaat