Selasa, 04 Februari 2020

Mari Bicara, Karena Kita Satu Suara

Tantangan di kelas BunCek pekan ini membuat ruang untuk mengumpulkan para pejuang komunikasi sebagai keluarga besar. Penasaran pakai banget sih, siapa saja yang senasib dan sepenanggungan denganku. Akhirnya.... disinilah kami, para pejuang komunikasi berkumpul, dengan tagline Kita Keluarga Komunikasi Bahagia (K3B), akan berjuang bersama untuk meraih predikat cekatan di bidang komunikasi. Setelah melalui brainstroming dan plling, di sesi  pertama pekan ini tantangan kami adalah mencari tips agar bisa berkomunikasi dengan suami secara bahagia. Ini adalah awal, Pijakan sebelum kami memperjuangkan komunikasi dengan anak, keluarga besar atau bersama orang lain.



Menurut BuPer, keberhasilan komunikasi dengan pasangan suami akan menjadi dasar keberhasilan komunikasi dengan personal yang lain. Suami dan istri ibarat 'satu wajah' beda nyawa. Meski dua pribadi yang berbeda tetapi harus saling melengkapi. Dalam Al Qur'an disebutkan;

…Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami), dan kalian adalah pakaian bagi mereka…(Q.S al-Baqoroh ayat 187)

Ayat ini menjelaskan betapa interaksi antara suami dan istri itu sangat dekat. Maka keberhasilan komunikasi dengan pasangan akan menghasilkan interaksi yang bahagia. Interaksi bahagia adalah kunci utama mutual understanding dalam sebuah pernikahan. Ketika ada sumbatan dalam komunikasi diantara keduanya, tentunya yang akan tertampil bukanlah 'wajah' yang bahagia. Istri tidak akan bisa menjadai pakaian bagi suami dan begitu sebaliknya

Tersebab pola komunikasi dengan suami akan menjadi pilar utama untuk menjalin ikatan kuat dalam mewujudkan misi dan visi keluarga,  untuk itu perjuangan di K3B akan kami mulai dari sini. Kami akan persembahkan kudapan lezat untuk go live show di FBG dengan tajuk "Mari Bicara, Karena Kita Satu Suara". 7 Tips Komunikasi yang Membahagiakan Bagi Suami Istri.


Di Potluck BuPer yang lalu, disebutkan bahwa komunikasi bukan soal bicara. Keberhasilan komunikasi dengan pasangan tidak ditentukan seberapa tingkat kecerewetan atau kependiaman pasangan kita. Seorang introvert pun mampu berkomunikasi secara bahagia dengan pasangannya. Komunikasi dengan pasangan harus mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki, baik secara verbal maupun non verbal.

Berikut BuPer akan membagikan tips berkomunikasi ala Mang EEP (Efisien, Efektif dan Produktif) dengan pasangan yang telah BuPer jalani selama hampir 19 (sembilan belas) tahun pernikahan. Efisien, meskipun komunikasi itu membutuhkan effort energi yang besar, namun jika dilakukan dengan efisien maka BuPer bisa sedikit menghemat energi. Efektif karena mampu mempengaruhi pasangan, ingat kunci komunikasi yang berhasil adalah pesan tersampaikan dan diterima penerima pesan. Produktif karena setelah komunikasi yang dibangun itu sifatnya berkelanjutan, tidak hanya dalam satu waktu.

7 Tips Komunikasi yang Membahagiakan Bagi Suami Istri.

1. Clear 'n Clarify

Panduan utama dan pertama adalah membiasakan diri untuk clear 'n clarify atau bahasa kerennya cek dan ricek setiap memulai komunikasi. Pasangan kita terlahir dari keluarga yang pola pengasuhannya berbeda dengan keluarga kita. Untuk itu bisa jadi  field of experience (FoE) sangat berbeda dengan kita. Sebagai seorang individu yang berbeda dengan kita, selain FoE, frame of reference yang dimilikinya juga berbeda. Clear 'n clarify  adalah salah satu cara untuk menyamakan persepsi diantara kita dan pasangan.

Clear maksudnya dalam berkomunikasi dengan pasangan gunakan kalimat dengan kaidah KISS (Keep Information Short and Simple), hampir semua lelaki di dunia ini tidak suka kalimat yang bertele-tele. Maka latihan ya bun, agar mampu menutarakan pendapat dengan kaidah ini.

Clarify disini artinya jangan segan untuk bertanya jika ada keraguan dalam diri kita saat berkomunikasi, don't assume. Ingat assume menjadi pintu celah pembuka syak wasangka, su'udzon bahasa agamanya.

2. Milikilah empati.

Agar memiliki empati maka kita harus melatih keterampilan mendengar. Jadilah pendengar yang baik. Jangan buru-buru memberi penjelasan. Kita perlu melakukan komunikasi secara sungguh-sungguh bukan hanya mendengar saja, tapi berkomunikasi pula dengan hati (benar-benar mendengarkan dan merasakan). Melanjutkan empati, agar dapat berempati dengan pasangan maka ketahui terlebih dahulu apa bahasa cintanya. Dengan begitu dengan mudah kita bisa mengambil hati pasangan kita. Kaidahnya tetap berlaku kok, bahwa apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati.


3. Berkomunikasilah secara fleksibel, namun dengan memperhatikan ruang dan waktu. 

Salah satu kuncinya adalah dengan menerima dan memahami kebiasaan pasangan kita. Mengetahui kondisi pasangan kita sehinga paham kapan saat harus memberikan pujian, kapan harus memberikan kritikan, kapan harus diam, kapan harus memberikan efek jera. Kuncinya buat kesepakatan dengan pasangan ada satu waktu yang memang dikhususkan untuk berkomunikasi secara intens, misal saat pillow talk.

4. Menggunakan body language.

Komponen komunikasi terdiri dari verbal dan non verbal. Dengan komposisi pengaruh sbb:
🔸Verbal : 7 % pengaruhnya
🔸Non Verbal : 93 % pengaruhnya, terdiri dari : Intonasi : 38 % dan Body Languange : 55 % 
Oleh karena itu kemampuan non verbal ini sangat perlu untuk ditingkatkan . Ingat... Komunikasi bukan soal bicara. Sentuhan, eye contact, dan pelukan terbukti sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah komunikasi

5. Apresiasi dan bukan evaluasi

Selanjutnya adalah berikan kritikan dan celaan pada tempatnya, dan perbanyak memberikan apresiasi. Orang dewasa itu paling tidak suka di evaluasi, apalagi para lelaki, mereka akan mengedepankan ego dibandingkan perasaan. Jadi salah satu tips keberhasilan komunikasi dengan pasangan adalah dengan memperbanyak apresiasi baik secara verbal maupun non verbal. Salah satunya dengan saling memberi hadiah. Hadiah tidak selalu berupa barang. Hadiah ini akan mendekatkan secara personal.


6. Gunakan mantra ajaib

Ada kalanya pada saat melakukan komunikasi, pesan tidak tersampaikan secara tepat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Fokus pada solusi, bukan pada masalah. Pada saat menemukan masalah, fokus pada solusi, segera temukan solusinya. Kepercayaan diri anak juga kita dibangun dari kebiasaan kita memandang persoalan. Ganti kata tidak bisa, menjadi BISA. Kuncinya adalah segala sesuatu bisa kita kita pelajari. Kalimat SAYA BISA, akan membangun kepercayaan diri kita.

b. Katakan apa yang kita inginkan, bukan apa yang tidak kita inginkan. Menyampaikan apa yang kita inginkan akan menjadi efektif setiap kita berkomunikasi dengan pasangan kita.
c. Fokus ke depan, bukan pada masa lalu. Jika pasangan melakukan kesalahan, beri kesempatan kembali. Sampaikan resiko serta solusi sebagai antisipasi sebelum kejadian yang sama terulang. Jadi pasangan memahami resiko dan solusinya, sehingga mereka tetap semangat untuk mencoba kembali. Tidak perlu mengungkit-ungkit kesalahannya di masa lalu.

7. Mulai saja jangan menunggu. 

Sering sumbatan komunikasi ada pada perasaan tidak enak, takut menyakiti sehingga enggan untuk memulai ketika butuh konfirmasi. Bisa jadi pasangan kita tidak peka sehingga kitalah yang harus memulai.

Demikian tips singkat dari BuPer, semoga bermanfaat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar