Selasa, 28 Februari 2017

Kompilasi Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

17.30 0
Hari kedua Abdulloh menjalani TO dr KPI, seperti biasa saat kujemput sepanjang perjalanan dia bercerita tentang apa yg dialaminya di kelas tadi.

Karena ingin mendengarkan ceritanya dengan seksama kutawari dia makan gado-gado kesukaannya. Muterlah kami mencari warung gado-gado, ternyata tutup. Kemudian kami ganti haluan untuk makan lotek, mirip2 lah dengan si gado-gado favorit ... ternyata tutup juga. Yo wislah akhirnya kutawarkan padanya mau makan apa. Dia pilih pempek, meluncurlah sepedaku dan berhenti di warung pempek, kemudian terjadilah percakapan ini

Me : Mas td dlm mengerjakan soal, kira2 berapa prosentase keberhasilannya?
Abdul : Mungkin hanya 70 % mi
Me : Gimana caranya supaya bisa 100%?
Abdul : Sebentar to mi, tak selesaikan dulu UK 1 nya, trus UK 2 setelah itu aku bisa evaluasi strateginya agar 100% berhasil

#challangelevel1
#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Challange komprod kali ini saya ingin merubah kebiasaan buruk saat "menyanyi di pagi hari". Yah terkadang bahkan hampir setiap hari harus "koprol" menyiapkan anak-anak agar siap berangkat sekolah tanpa terlambat, apalagi setiap hari harus bareng abinya yg jg hrs on time masuk kantor.
Kasus yg sering yg sering terjadi adalah sdh saatnya berangkat tetapi si adek Ridho belum siap juga. Padahal uminya tiap pagi memberi perintah dengan suara seperti kereta api, berulang-ulang dan memekakkan telinga, karena disuarakan dari arah dapur sedangkan si adek biasanya masih di dalam rumah. Dapur saya adalah bangunan terpisah dari rumah induk.

...dek ... cepat mandi...
...dek ... jangan lama-lama...
...dek ... cepat makan...

Kalimat itu tak cukup sekali harus kuteriakkan. Si adek Ridho ini memang punya karakter slow, bangun pagi bukannya langsung bersiap sekolah, biasanya ada aja yg dikerjakan. Main sama kucing lah, baca komik lah, main tembak-tembakan dulu, ngisengin ayam dulu, kadang malah tidur lagi sehabis sholat subuh.

Jadilah si mas Abdul pun sering menirukan umi memberi perintah kpd si adek. Walhasil bisinglah rumah kami dipagi hari.

Yang paling membuat gemas adalah tatkala semua sudah siap, bahkan abi sdh mengeluarkan motor eeeee....tetiba si adek bilang, ...umi....adek sakit perut, BAB dulu ya....
Gubrrakkk.....merah padamlah si mas Abdul, karena alamat mereka pasti terlambat.


Pagi ini saya mencoba menerapkan teori komprod yg baru saya dapatkan di perkuliahan bunsay IIP
GANTI PERINTAH DENGAN PILIHAN

Saat bangun pagi tadi umi bilang, adek nanti mau berangkat jam berapa?
Dia menjawab 07.30 agar tak terlambat
Akhirnya tanpa ba bi bu...si adek segera ambil air hangat dan menuju kamar mandi. Selesai mandi kebiasaannya belum berubah, bukannya langsung ganti baju atau makan, eee ... malah mainan kucing.

Walhasil uminya harus mengulang pertanyaan, adek mau berangkat jam berapa, ditambah kalimat adek sekarang udah jam berapa?
Selesai berganti baju tak juga langsung makan, tp malah baca komik. Uminya pun mengulang pertanyaan yg sama...

Kalau dihitung pagi ini lebih dari 5 kali umi melontarkan kalimat yg sama ke si adek...
Wah...memang tdk bisa instan meskipun praktek sdh sesuai teori. Butuh waktu dan konsistensi agar pagi hari dirumah kami tetap berjalan damai, terutama kompromi dengan si adek berhasil 😊
Gak ingin pula Abdulloh meniru gaya komunikasiku yg cerewet abis, karena bisa jadi gaya komunikasi anak meniru orang tuanya

#besukharuslebihproduktiflagi
#challangelevel1
#harike2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sejak awal menikah, pola komunikasi yang produktif dengan suami adalah masalah yang amat sangat serius bagi saya. Mempunyai suami dengan karakter introvert yang sangat hemat dalam berbicara membuat saya banyak eksperimen agar komunikasi tetap produktif. Mulai dari meluangkan waktu berdua hanya untuk melakukan pekerjaan remeh, mengefektifkan moment pillow time, sampai dengan menggunakan ekspresi dan bahasa tubuh. Tujuan saya hanya satu, yakni agar tujuan berkomunikasi bisa tercapai sehingga rumus FoE/FoR ku dan FoE/FoR ku menjadi FoE/FoR kita.

Pagi ini pun sembari menemani beliau sarapan, kami berbincang ringan tentang Lomba Desa, beberapa kali ngobrol tentang Lomba Desa ini beliau hanya diam tanpa tanggapan. Apalagi saat saya sodorkan anggaran untuk membeli pernak-pernik yang harus dibeli per KK, tak dilirik. Tapi pagi ini sedikit beda.

Me : Bee, udah beberapa hari ini aku kerja bakti di lingkungan, tgl 10 Feb nanti akan ditinjau pak Camat. Capek deh. Bambu utk "grogol" pagar tanaman hidup sudah tak mintain ke mbah Wo
Suami : Iya, barusan juga keliling untuk cari contoh kerun.
Me : Udah ada yg bikin?
Suami : Belum. Nanti buat, sekalian "grogol" pagarnya.

Ah .... Lomba Desa....semoga kekompakan juga terjadi di keluarga masing-masing.
.....Foto pagarnya menyusul....

#challangelevel1
#harike3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


"Nang, umi repot..."

Tiba-tiba si ganteng sudah berdiri disampingku sambil membawa racikan masakan yang akan kubuat sarapan pagi ini. Tanpa bentakan dan tanpa perintah.

Semoga kedewasaanmu menjadi bekal untuk memasuki dunia pondok pesantren ya nak, itu rezeki anak sholeh.

#chalangelevel1
#harike4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komunikasi artinya ada pemberi pesan, ada penerima pesan, bentuk pesan itu sendiri dan feedback setelah pesan disampaikan.

Seorang istri, karena fitrahnya sbg wanita, biasanya lebih murah bicaranya dibanding suami. Ketika berkomunikasi terkadang istri mengucap 1.000 kata, akan tetapi suami hanya membalas hanya 1 kata.
Bagi saya saat hendak menyampaikan sesuatu yg penting ke suami, harus berfikir, merenung, dan merangkai kata, termasuk mencari waktu yg tepat. Obrolan serius biasanya saya memilih saat pillow time. Saat dimana kondisi Paksu sedang rileks.

Misalnya saat semalam sy ingin menyampaikan gagasan tentang keinginan sy mencari tenaga admin untuk toko kami. Kebetulan sudah ada kandidatnya. Tinggal meminta persetujuan beliau.
Berceritalah sy panjang lebar tentang omzet toko, perkembangannya dan bahkan bercerita tentang kandidat admin sy yg seorang piatu (sangking lamanya bercerita, hampir mirip dengan dongeng pengantar tidur😂). Biasanya Paksu hanya diam menyimak cerita saya. Di ending cerita, sy bertanya, "Bolehkan ya saya kasih kesempatan si fulanah utk mengembangkan potensinya dlm mengelola toko kita?"

Dan beliaupun menjawab, "ya"....
Setelah itu 😴😴💤

#challangelevel1
#harike5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Niat ingsun mau ngurus daftar ulangnya Abdulloh. Baru sampai Pinyungan dpt info kalau Auda panas. Jadilah menambah agenda utk mengambil Auda dan membawanya berobat.

Setelah diobservasi semalam, kondisi si gadis pondok sudah berangsur membaik. Subuh tadi saya berniat utk praktek ilmu "gigit lidah". Memanfaatkan moment saat bertemu si gadis pondok. Kami memang LDK (Long Distance Kinship). Jadi setiap moment bs bertemu selalu saya manfaatkan untuk briefing kpd si gadis pondok ini. Apalagi minggu ini dia akan menghadapi moment penting untuk melanjutkan jenjang pendidikan diatasnya.

Gadisku ini amat sangat mirip Abinya. Introvert dan hemat dlm berbicara. Karena karakternya itu, beberapa kali briefing kami lalui dengan metode ceramah. Padahal utk anak seusianya saya paham metode itu tdk efektif. Kebiasaan emak2 utk ngomel pun terkadang masih mewarnai..... Nah untunglah sdh dapat ilmu "gigit lidah" dari pak Dodik. Lumayan, sangat membantu untuk briefing pagi ini 😊

#chalangelevel1
#harike6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Family forum, saat yg pas untuk keluarga saya adalah bakda maghrib. Biasanya kami ngumpul di ruang keluarga sambil menyantap makan malam. Maklum belum bs menyediakan ruang makan yg representatif untuk keluarga 😀

Dan seperti biasa, yg menjadi moderator forum ini pastilah saya. Mendengar dan menyikapi celoteh anak bagi sy sangat menarik. Karena disitu sy belajar sekaligus mempraktekan 12 Gaya Populer, Penghambat Komunikasi dengan Keluarga.

Sore kemarin kami berbincang tentang kondisi si adek Ridho yg sedang sakit. Agak sulit bagi sy utk menghindar dari kesalahan komunikasi karena terlalu sering pula saat anak sakit sy selalu menganalisa. Dan sore kemarin sy mencoba untuk tdk menganalisa kenapa adek bisa sakit. Tapi saya coba bertanya apa yg adek rasakan saat sakit. Dan Ridho pun mengalirkan rasanya tentang rasa sakitnya. 

Ternyata anak seusianya sdh mampu menarik hikmah dari sakit yg dideritanya.
Syafakallah sayang, semoga cepat pulih, umi rindu suara tembak-tembakanmu

#challangelevel1
#harike7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Berkomprod dengan partner kerja ternyata lebih susah dr pada berkomprod dengan keluarga. Yups feelnya juga gak dapet.

Siang ini ceritanya dapat telpun dari seorang partner, suara diujung mengatakan bahwa kerjaan saya kurang tepat, sebenarnya hanya masalah kecil. Tapi intonasi dan nadanya menurut saya kurang enak didengar, khas...khas...seorang otoriter.

Saat si partner komplain sebenarnya saya hanya mendengarkan, kemudian saya jawab, "Bapak bukankah sebelum saya serahkan sudah saya konsultasikan terlebih dahulu?"

Ee...di ujung suara malah lebih keras berkata, "Gak usah saling menyalahkan, kerjakan ulang saja, salah semua itu."

Ternyata komunikasi produktif agar dapat feelnya harus bertatap muka secara langsung.

#chalangelevel1
#harike8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Salah satu kesalahan fatal dalam berkomunikasi adalah tdk menyertakan empati ketika sedang berhadapan dengan penerima pesan.

Sore ini saya dan suami akan berangkat ke Klaten. Bingung juga mau nitipin adek Ridho ke siapa, krn buleknya sedang ke Madiun. Gsk tega menitipkan kepada para lelaki krn adek Ridho baru sembuh. Kalau diajak nanti mas Abdul pasti pengen ikut juga.

Akhirnya coba membuka dialog dengan mas Abdul untuk mencari solusi.

Me : "Umi dan Abi mau berangkat ke Klaten nih, tapi bulek ke Madiun, adek pun baru sembuh."
Abdul : "Berarti nanti aku cuma sama Zaki dan pak Kun?"
Me : "Iya.... gimana adek ya....?"
Abdul : "Ikut umi aja, kan baru sembuh, kasihan gak ada yg ngurus nanti."
Me : "Gak papa mas gak diajak?"
Abdul : "Gak papa mi, aku bs ngurus diriku sendiri."

#Lega......
#challangelevel1
#harike9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Pesan yg akan disampaikan : seriuslah dalam mengikuti tes seleksi
Target komprod kali ini adalah anak gadisku, Auda. Hari ini saya dan suami mengantar si gadis untuk mengikuti tes masuk SMA. Karakter easy goingnya terkadang membuat kami harus "memperpanjang usus".

Pagi sebelum mengikuti tes, kami sampaikan bahwa kami mendukung apapun yg menjadi pilihannya. Setelah urusan pemberkasan beres saya antarkan si gadis untuk mencari ruangan tempatnya akan menjalani tes tertulis. Setelah ketemu saya berpesan, "Kerjakan sebaik mungkin, dan jangan sia-siakan kesempatan."

Kemudian saya pun pamit untuk menuju ruang tes wawancara orangtua.

Selesai wawancara orang tua ternyata si gadis belum menjalani tes wawancara, saat ditanya bagaimana tes tulisnya, dengan santai dia menjawab: "Ya, bisa."
Kemudian mengalirlah dialog ringan saya dengannya
Me : Umi td wawancara berdua sama Abi
Auda : kok berdua?
Me : karena kami mendukungmu.

#challangelevel1
#harike10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Hari Kedua Melatih Kemandirian Anak

17.06 0
Sebagai calon pemimpin keluarga kelak, bekal kemandirian mutlak diperlukan. Kemandirian bukanlah hal yg bisa disulap layaknya sulapan saat akan mengikuti lomba. Namun kemandirian ini perlu dilatih sejak kecil agar si calon ini tdk gagap saat tiba waktunya.
Masih terkait melatih kemandirian kedua bujangku. Inilah kegiatan kami hari ini

♡✩★✩★✩★✩★✩★✩★✩★✩★✩★✩★♡

👦 Abdul
Tupoksi : Melatih Kematangan Diri
Kegiatan :
✔ Hari pertama kemarin sukses menyeterika bajunya (meski baru baju dalam)
✔ Hari kedua ini tugas Abdul selanjutnya adalah setelah memandikan kucing dilanjutkan dengan mencuci sepatu dan tas milik dia sendiri.
✔ Membantu membuat sarapan pagi, memasak omelet telur yg lezat 🍳
✔ Berhubung hari ini Abdul, Ridho dan Abi akan mancing bersama, maka tugas tambahannya adalah mencari umpan 🐟🐠

👦 Ridho
Tupoksi : Melatih Kemandirian Emosional
Kegiatan :
✔ Hari pertama kemarin melatih kontrol emosi disaat mengantuk, dengan cara segera berwudhu disaat kantuk melanda. Ridho ini masih belum bs mengontrol diri disaat mengantuk. Jadi saat kantuk melanda masih sering uring-uringan.
✔ Hari kedua, bersama dengan mas Abdul memandikan kucing dan mencuci tas serta sepatu.
✔ Melatih kesabaran dengan kegiatan memancing 🐠🐟 yg asyik bersama Abi dan mas Abdul

#happyfundayboys
#harikedua
#gamesleveldua
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip

Hari Ketiga Melatih Kemandirian Anak

17.04 0
Melatih kemandirian anak tidak cukup sehari dua hari atau sekali dua kali. Tp proses melatih kemandirian anak butuh waktu yg lama dan dilakukan berulang-ulang. Tentunya dibarengi dengan keteladanan dan do'a dari kedua orang tua.

Masih ingat tabungan voucher jajan milik Abdulloh anak saya? Bagian ini review dari proses kami untuk mendidik anak agar mandiri financial, sebuah bagian dari proses melatihnya agar berpenghasilan. Calon pemimpin keluarga hrs mampu menghidupi diri sendiri sebelum berumah tangga kelak.

Dan sampai detik ini pun kami terus mengulang dan mengulang proses tersebut, karena kami tahu godaan untuk jajan di sekolah mereka sangat luar biasa. 


Setiap awal pekan kami berikan uang saku sebesar Rp 5.000 yg harus cukup untuk jajan selama sepekan. Orang lain mungkin akan menganggap kami ortu yg pelit 😁. Sebenarnya tidak, karena setiap harinya saya selalu membawakan bekal makanan dari rumah, meski hanya pisang goreng.

Di bulan ini tantangan yg sebenarnya adalah mempersiapkan Ridho agar lebih matang emosionalnya. Tadi malam, kecapekan setelah seharian ikut mancing membuatnya tertidur setelah sholat Isya, sehingga tdk sempat menyiapkan peralatan sekolah. Dari dulu kami sdh melatihnya dengan Manajemen Tas, namun kondisi lelah dan ngantuk membuatnya lalai. Sehingga pagi harinya masih berantakan. Terlebih ada satu tugas sekolah yg tdk ada dirumah (kertas anyaman) krn memang info dari walasnya mendadak kemarin siang. Walhasil saat hendak berangkat sekolah, uminya ini terpaksa ambil bagian untuk membantunya siap-siap. Karena tertinggal (abinya hrs on time tiba di kantor) terpaksa akhirnya umi ikut turun gunung mengantarnya sekolah, dan tentunya membelikan, terus menyusulkan ke sekolah, kertas anyaman utk tugas hari ini.

#hariketiga
#tantangan10hari
#melatihkemandiriananak
#kuliahbunsayiip

Hari Keempat Melatih Kemandirian Anak

17.03 0
Menyapu, cuci piring, membersihkan kamar, belanja ke warung, sudah biasa dilakukan Abdul untuk membantu saya. Meski sdh terbiasa tetapi pekerjaan itu tetap perlu saya latih. Selain untuk mengajarkan kemandirian keterampilan hidup, saya ingin kegiatan itu menjadi sebuah habbit yg akan membantunya kelak ketika tiba waktunya untuk berpisah dengan saya.

Untuk waktu sekarang pekerjaan itu belum bisa menjadi habbit, karena masih sering harus diminta. Jadi sebelum menjadi habbit. Kami masih akan terus mengulangnya dan menambah sedikit tantangan setiap harinya.

Sedangkan melatih kemandirian emosional Ridho, masih perlu ditingkatkan. Belanja di tukang sayur di pagi hari menjadi salah satu media. Berbelanja sesuai kebutuhan dan menahan diri dari keinginan untuk jajan itu yg saya ajarkan pagi ini. Berbekal uang seribu rupiah, Ridho saya bebaskan untuk memilih apa yg mau dibeli. Dari sekian banyak jajanan yg dijual, pilihannya jatuh pada susu kedelai. Alhamdulillah si bungsu ini sdh mulai bisa memilih jajanan yg baik dan layak dikonsumsi

#harikeempat
#tantangan10hari
#kemandiriananak

Hari Kelima Tantangan Kemandirian Anak

08.39 0
Tidak ada bekal kemandirian yang lebih berharga selain kemandirian keimanan. Karena keimanan yang kuat akan menjadi bekal hidup kelak dikemudian hari.  Sholat tepat waktu di masjid, mengaji dan menghafal Al Qur'an tanpa diperintah umi dan abi, menjadi pointer utama untuk melatih Abdul dan Ridho agar fitrah keimanannya semakin kuat.

Setiap sehabis Maghrib mereka berdua kami biasakan untuk tilawah dan muroja'ah. Bertiga bersama Abdul dan Ridho kami biasa murojaah dengan cara bersahutan dan bergiliran. Cara ini cukup efektif karena anak-anak termotivasi untuk serius menghafal karena uminya ikut menghafal surah yang sama. Sering anak-anaklah yang menodong uminya untuk menyimak setoran hafalan mereka, sebelum uminya menagih setoran hafalan mereka.

Selain itu menghafal Al Qur'an juga menjadi latihan agar anak mencapai kemandirian emosional. Karena menghafal Al Qur'an butuh ketelatenan dan kesabaran. Saat anak-anak mulai frustasi karena hafalannya tidak bertambah, maka perlu di refresh. Menggali dan mendengarkan cerita mereka tentang kegiatan tahfidz di sekolahnya juga cukup memberikan motivasi tersendiri. Seperti semalam saat anak-anak bercerita tentang pencapaian teman-temannya, yang saya lakukan hanya mendengarkan dan memberi apresiasi positif, untuk selanjutnya menceritakan apa yang dilakukkan para salafus shalih dalam mengimani Al Qur'an.

#harikelima
#tantangan10hari
#melatihkemandiriananak
#kuliahbunsayiip

Kamis, 23 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak

05.40 0

Resume Materi Kelas Bunda Sayang IIP
Narasumber : Bu Septi Peni Wulandani
Senin, 20 Februari 2017
Pukul 20.00 - 21.00 WIB

➖➖➖➖➖➖➖

Institut Ibu Profesional
Materi Bunda Sayang Sesi #2

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?

Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
Toilet Training
Makan sendiri
Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
👨👩👦👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨👩👦👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨👩👦👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
👨👩👦👦Hargai keinginan anak-anak
👨👩👦👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨👩👦👦 Terima ketidaksempurnaan
👨👩👦👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨👩👦👦 Berbagi peran bersama anak
👨👩👦👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
👨👩👦👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨👩👦👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨👩👦👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨👩👦👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2Ketrampilan Literasi
3Mengurus diri sendiri
4Berkomunikasi
5Melayani
6Menghasilkan makanan
7Perjalanan Mandiri
8Memakai teknologi
9Transaksi keuangan
🔟Berkarya

3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1Konsistensi
2Motivasi
3Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1Rumah harus didesain untuk anak-anak
2Membuat aturan bersama anak-anak
3Konsisten dalam melakukan aturan
4Kenalkan resiko pada anak
5Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita

Salam,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber bacaan:

Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014
Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara
Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi


➖➖➖➖➖➖➖
PERTANYAAN
1 Anak saya kembar umur 3 th 2 bulan. Skrg lg saya latih utk tidur sendiri terpisah dr saya. Sebelumnya hanya terpisah tempat tidurnya saja tp masih dalam 1 kamar. Skrg saya latih utk tidur di kamar mereka. Sblmnya saya menidurkan mereka dulu dgn membaca dongeng, setelah mereka tidur baru saya pindah ke kamar saya. Gak apa2 bu anak umur segitu saya latih tidur sendiri? Kadang di hati saya masih suka bertanya apakah ini terlalu cepat? Takutnya mereka merasa kehilangan atau diasingkan (atau sebenernya saya yg kehilangan ya bu😂) tp di sisi lain saya ingin melatih kemandirian mereka. Setiap hari saya komunikasikan bahwa mereka sudah besar jdi tidurnya di kamar mereka. Pagi2 ketika mereka bangun saya apresiasi dgn bilang "anak bunda sudah bangun. Tdi malam tidur sendiri di kamar karin kiran ya? Hebat anak bunda" betulkah bu cara yg saya lakukan?

Sukma - IIP Pekanbaru


JAWABAN
1 Mbak Sukma betul perkiraan mbak, ketika ada pertanyaan "takutnya mereka merasa kehilangan" itu sebenarnya lebih ke kitalah yang merasa kehilangan. Maka melatih untuk tidur sendiri di usia 3-5 th, kalau berhasil bagus banget. Tetapi kalau belum maka masih ada waktu di usia sekolahnya nanti. Yang tidak boleh adalah sampai besarpun tetap satu kamar dengan kita.  karena sejatinya anak sedang belajar mengelola rumah tangganya kelas dengan mengelola kamarnya saat ini.

----------
PERTANYAAN
2 Ibu, bagaimana menyelesaikan tahapan kemandirian yang belum selesai di usia sebelumnya?
Apakah ada batas waktu menyelesaikan ketertinggalannya?

Nur'aini - IIP Bandung


JAWABAN
2 Teh Nuraini, apabila ada yang tertinggal sebaiknya dituntaskan sebelum aqil baligh, setelah aqil baligh tinggal menyempurnakan saja, bukan lagi dari nol


----------
PERTANYAAN
3 Assalaamu'alaykum bu septi..
Sy defi dari solo.
1. Alhamdulillaah anak sulung saya (2th 7bln) termasuk anak yg saya rasa mandiri bahkan terasa dr sejak bayi.
Makin kesini, sy berusaha memberi tugas2 harian sprti memasukkan baju ke mesin cuci, mengambil beras utk dicuci, merapikan mainan, mengembalikan piring dan gelas stlh makan.
Seperti ini apakah berlebihan utk skala umur segitu bu? Soalnya misal bumer dtg liat cucunya pas sy suruh2 gt, sy sllu dblg "ra mesakne tho ndhuk..."

2. Utk hal lain memotong sayur dg gunting, lalu dimasukkan ke plastik utk stok kulkas, sy upah 1000/2000 (ini apakah boleh bu, anak diupah?, apa akan menjadikannya malas bekerja klo tdk diupah? Bagaimana cara yg benar dlm pemberian upah agr tdk terjadi hal sprti itu? Apa malah tdk perlu upah ibu?)

Matursuwun bu, atas waktunya utk sharing..

💐💐💐💐💐


JAWABAN
3 Mbak Defi, memberikan tugas ke anak-anak usia 1-3 th itu harus seperti bermain, tidak boleh menjadi rutinitas dan kewajiban anak-anak sehari-hari. Maka kalimat yang kita pakaipun bukan " ibu minta tolong nyuci beras ya nak" melainkan "Ibu mau mencuci beras, apakah kakak/adik mau ikut?

Sedangkan untuk pemberian upah sebaiknya dihindari, karena hal tersebut akan mendidik anak berperilaku buruk, mereka akan terbiasa melakukan sesuatu karena ada external motivation, padahal di usia sekolah anak-anak harus muncul yang namanya internal motivation. Sehingga kita akan terkaget-kaget saat memasuki usia sekolah nanti, apabila dari usia 5 tahun ke bawah, motivasinya karena upah.

----------
PERTANYAAN
4 Assalaamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh Bu Septi..

Mohon penjelasannya y ibu 🙏🏻

Untuk proses kemandirian anak ini, wajar nggak sih bu kalau anak mengalami fase kemunduran? Padahal sebelumnya bisa dibilang, anak sudah cukup mandiri. Anak saya yang berusia 4 tahun, sekarang sering meminta tolong untuk hal-hal kecil dan dia sedang dalam kondisi santai, misalnya minta untuk dibalikkan baju (bagian dalam baju posisinya diluar).
Lalu bagaimana kiat supaya fase ini terlewati bu?


Satu lagi y bu
kalau kita berikan tanggung jawab tidak menyesuaikan dengan usia anak, tetapi berdasarkan hasil pengamatan kita bahwa anak mampu diberikan tanggung jawab lebih, kira-kira ada efek samping yang negatif nya nggak bu?

Terima kasih banyak y ibu atas jawabannya 😍😍😍

Tamia - IIP Kalbar


JAWABAN
4 Mbak Tamia, anak-anak mengalami fase kemunduruan dalam kemandirian itu sangat mungkin. Hal tersebut biasanya disebabkan beberapa faktor. kalau anak di usia sekolah biasanya karena faktor beban tugas di sekolah. Kalau anak di bawah 5 tahun, biasanya fastor psikis, seperti punya adik lagi, perlu kasih sayang ibu/bapaknya dll.
Maka carilah penyebab utama mengapa anak kita mundur kemandiriannya. bahkan kalau saya, ketika anak-anak sakitpun, pasti ada faktor psikologis yang menyebabkan daya tahan tubuhnya turun. Sehingga pengobatan awal tidak buru-buru ke dokter melainkan menyelesaikan urusan psikisnya terlebih dahulu. Karena secara alamiah anak yang bahagia, imunitas tubuhnya  naik, sehingga jarang sakit.
Anak yang sering sakit juga akan berpengaruh terhadap kemandiriannya, karena kita terlalu melindunginya.

Efek samping memberikan tanggung jawab anak yang tidak sesuai dengan usianya, biasanya akan membuat anak-anak tersebut tidak mau mengerjakan tanggung jawab tersebut tepat di usia yang seharusnya. Maka apabila hasil pengamatan mbak tamia melihat anak tersebut mengerjakan tanggung jawabnya karena internal motivation, silakan dilanjut, apabila bukan , mohon dipertimbangkan kembali

----------
PERTANYAAN
5 Assalamualaikum, ibu . Ijin bertanya. Anak saya usia 5 menjelang 6thn. Akhir2 ini menjadi segala sesuatu ingin bersama bunda seperti mandi, makan minta disuapin, tidur harus diusapan. Padahal sdh bisa mandiri. Bagaimana saya kembali menerapkan kemandirian?
Lalu kalau ada sesuatu yang kurang berkenan mudah sekali menangis, jika bertengkar dg sang kakak reaksinya cpt memukul. Namun setelah menyesal dan bermain lagi seperti biasa.
B. Untuk sang kakak yang berusia 8thn bagaimana melatih kemandirian nya? Kadang konsisten dg tugas yg diberikan, kadang sama sekali tidak mau bergerak kalau lihat adik tdk membantu.
Terima Kasih ibu🙏🏻

Tika - IIP Karawang


JAWABAN
5 Mbak Tika, carilah penyebab utama mengapa adik bersikap seperti itu. Ada baiknya kita tidak buru-buru menyalahkan si adik, mungkin banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Selesaikanlah faktor penyebabnya terleboh dahulu. Inilah pentingnya kita belajar mendiagnosis permasalahan anak, tidak buru-buru mencari jalan pintas.

Kemudian untuk kakak, jadikanlah ia assisten bunda untuk menjadi buddy adik-adiknya, buddy itu adalah orang yang selalu ada di saat sedih maupun suka. Sehingga kakak tidak akan bergantung pada adik. Ini pentingnya berbagi peran, bukan menyamakan peran

----------
PERTANYAAN
6 Point ke-5 dari dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak adalah berikan tanggung jawab sesuai usia anak. Contoh tanggung jawab nya seperti apa ya yg sesuai usia anak?

Fitrah - IIP Bogor


JAWABAN
6 Mbak Fitrah, seperti yang sudah saya sampaikan di materi, bahwa anak usia 1-3 th adalah saatnya mengontrol diri, maka latihlah toilet training, makan sendiri dan berbicara baik-baik, dll ( ini tugas utama mereka) jangan dibebani tugas yang lain, karena anak-anak harus selesai dengan ketrampilan yang berkaitan dengan dirinya terlebih dahulu, baru belajar ketrampilan untuk melayani orang lain.

Usia 3-5 tahun, saatnya ia muncul inisiatif untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginannya dan meniru aktivitas orang dewasa sangat tinggi. Maka ijinkanlah anak-anak usia ini untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa yang dia ingin lakukan. Karena kalau kita larang, maka start usia 3-5 tahun inilah anak-anak akan mulai kecanduan game, karena aktivitas meniru orang dewasa makin berkurang dan aktivitas bermain dengan orangtuanya mulai tidak seru.

Usia sekolah ( 6-18 th)

Mulailah dengan menjalankan 10 ketrampilan dasar yang harus diikuasai anak-anak setahap demi setahap , seperti yang saya tuliskan di materi.

Usia 18 tahun ke atas
Saatnya mereka menjadi orang dewasa, tanpa tuntunan kita lagi

----------
PERTANYAAN
7 🙋🏻 ass bu septi..saya risni iip payakumbuh, mau bertanya
1. Bagaimana cara melatih kemandirian ank usia 3th7bln untk tdk minum susu dgn botol lg.. saat anak berhenti asi usia 2 thn, diganti dg mnum susu dg botol..sampe sekarang blm mau minum susu dg gelas.mhon pencerahannya bu..
2. Si kakak usia 6 th..sangat suka melakukan apa yg saya lakukan...seperti memasak..ada 1 kejadian pas usia 5th,dia mau bantu saya saat sya goreng ikan.. Eh ternyata kenak ciprat minyak panas.. Semenjak saat itu jdi takut klo liat saya lg goreng2. Gmna cra mengatasi traumanya buk??
Mksi buk.


JAWABAN
7 Uni Risni,
1. lakukan upacara pembuangan botol, katakan pada anak kita, bulan depan kita lakukan upacara pembuangan botol ya, agar adik bersiap-siap secara mental. Ini saya lakukan ke enes dulu, dan berhasil. Dia buang sendiri botolnya, kemudian dia sapih dirinya dari botol. Gelisah di hari pertama, saya perbanyak dengan minum susu kotak waktu itu, karena selain susu botol dia paling suka susu kotak. Tapi waktu mau tidur sangat gelisah, saya temani untuk menghadapi rasa itu, dan 3 hari selesai.

2. Kenalkan pada resiko, dulu ketika usia 3-5 th, anak-anak berusaha untuk masak sarapan sendiri. Maka sebelum mereka memasak saya siapkan segala peralatannya, seperti tangga kayu kecil yang kokoh, agar mereka sampai ke kompor, dan tidak jatuh. Salep dan terigu dingin saya siapkan di dekat kompor dan di kulkas, untuk jaga-jaga, apabila kena minyak maka::
a. matikan kompor
b. oleskan salep/ambil terigu dingin yang ada di kulkas, masukkan tanganmu kesana.

Apabila ada telur pecah:
a. ambil lap
b. bersihkan telur
c. kemudian buang ke tempat sampah
d. ambil pel + pewangi
e. pel sampai bersih

Apabila ada gelas /piring pecah
a. Ambil sandal, pakai
b.Ambil sapu dan pengki
c. Sapu serpihan kaca yang besar-besar
d. Ambil lap basah
e. Bersihkan serpihan kecil-kecil
f. Buang selap-lapnya ke tempat sampah

Pengenalan resiko ini membuat anak-anak makin PD menjalankan aktivitasnya dan kita tidak panik apabila ada kejadian/kecelakaan

----------
PERTANYAAN
8 1. Bu septi saya teringat akan pemaparan ibu mengenai jika kita berhasil di anak pertama (role model) maka anak kedua dan selanjutnya akan lebih mudah karena bisa meniru kakanya. Nah yang terjadi saat ini dengan anak-anak saya adalah Aa (6th) mulai bisa diajak Mandiri mengerjakan tugas ringan sendiri seperti menyimpan kembali mainannya tapi adiknya (4th) malah jadi berkesan mengandalkan kakanya, pertanyaannya bagaimana agar Kakak dan adik ini bisa menerapkan konsep Mandiri seutuhnya sesuai usianya sehingga sikap saling mengandalkan ini tidak muncul pada adik?

2. Pemilihan Diksi yang bisa memunculkan motivasi untuk mandiri seperti apa yang tepat untuk diterapkan  kepada anak? Apakah "ayo a rapikan lagi bukunya supaya enak rapi kamarnya" atau kah 'aa kemarin rajin merapikan buku, hari ini juga yaa' Mengingat kedua anak saya tingkat motivasi nya lumayan berbeda aa lebih mudah tersentuh sedangkan adiknya agak cuek.

Fiena_Bandung


JAWABAN
8 Teh Fiena,
1. Ini pentingnya memberikan peran ke adik dan kaka secara bergantian. kalau umurnya berbeda jauh, berikan peran sesuai kategori umurnya, kalau umur berdekatan maka berikanlah peran yang berbeda setiap pekan. Misal pekan ini kakak menjadi direktur mainan, memastikan semua yang bermain mengembalikan pada tempatnya. Si adik menjadi direktur sampah, memastikan semua sampah berada pada tempatnya. Kemudian di putar peran tersebut.

2. Kalimat yang efektif adalah bukan menyuruh, melainkan mengajak melakukan bersama. Seperti yang saya lakukan dulu ke anak-anak, ketika mainan berantakan

"Wow mainannya kemana-mana, seperti gula yang bertebaran"
"Oke Ibu akan jadi semut besar, kalian jadi semut kecil" kita akan berlomba untuk mengambil gula-gula yang berserakan"
"Siapa yang lebih dulu selesai, akan jadi juara malam ini"

Kamar berantakan
"Mas, kamarmu artistik sekali, bagaimana kalau kita rapikan bersama, ibu bagian meja, mas bagian kasur ya, kapan kira-kira siapnya? ibu dikabari ya. Dengan pola komunikasi yang bukan sok bossy, membuat anak-anak lama-lama sadar dengan sendirinya. Itu yang saya lakukan dan bekerja ke anak-anak. maka pahami anak-anak ya teh, Komunikasi seperti apa yang paling produktif

----------
PERTANYAAN
9 Ibu Septi yg baik, contoh kemandirian apa sajakah yg sudah mulai dikenalkan utk bayi 0-12 bulan?
Dulu saya sempet denger, ibu mulai men-toilet training anak2 ibu sejak usia < 12 bulan, bisa diceritakan prosesnya/langkah2nya gmn bu?

Ketika ibu sedang mengandung Ara, kemandirian apa saja yg ibu kenalkan pd mba Enes dan apa saja yg dipersiapkan utk menyambut kelahiran adik?

Ria - IIP Bandung


JAWABAN
9 🍀Teh Ria, bayi 0-12 bulan baru taraf sensomotorik, masih bergantung semuanya ke orang lain. Sehingga jangan buru2 diminta mandiri, kecuali memang anak kita yg sudah minta.

🍀Mengebai toilet training,  kampanye saya di materi kemadirian anak ini  sebenarnya secara implisit adalah "HENTIKAN PEMAKAIAN POSPAK" ( popok sekali pakai) ke anak usia 1-3 th.

saya adalah ibu yang anti pospak sejak punya anak. Sehingga sejak anak-anak usia 6 bulan, sudah mulai saya latih toilet training dengan cara ditatur ( istilah jawa), secara periodik, membawa anak ke kamar mandi, dan bilang "ssst...ssst"  sampai dia pipis sendiri. Bahkan saat 1/3 malam, saya bangunkan untuk di tatur lagi....

Sehingga anak-anak tidak pernah mengompol, saat pup pun disesuaikan dengan bioritme tubuhnya. kalau mereka sudah bisa merangkak, saya letakkan bebek-bebekan toilet anak, di depan kamar mandi, dan saya mulai memperagakan. Kalau mau pup, pegang perut, maka merangkak ke depan kamar mandi, dan duduk di atas bebek ya. terus menerus seperti itu, sehingga saat 1-3 tahun sudah merdeka untuk urusan yang satu ini.

Sedih kalau lihat ada anak, dibiarkan berdiri, mengejan sampai merah, kemudian ibunya tenang-tenang saja.

Saat saya tanya " kenapa anaknya dik?"

"Nggak papa bu, udah biasa, itu sedang pup" huuffft....kebayang betapa orangtuanya malas untuk melatih anak-anak.

Setelah selesai, saya datangkan elan, untuk cerita tentang bagaiman dia melatih kucing usia 1 bulan, pup dan pee di tempatnya. Anak kucing saja bisa dilatih, lha kok kita menurunkan kemuliaan anak manusia.

🍀Ketika mengandung ara, saya hanya full bermain dg enes, bermain adik-adikan, ibu-ibuan, shg saat adiknya lahir, kita berdua seperti punya mainan adik-adikan.

Enes sdh lihai mengganti popok unt bobekanya, memandikan bonekanya.

Shg ketika ara lahir, dia berpikir ibunya sdg main boneka seperti dirinya.

Untuk menyambut sang adik, jauh2 hari kita ajak enes mempersiapkan segala keperluan adik.

Kemudian saat ara lahir, saya hanya menyusui ara, kemudian ara saya minta bapaknya yg pegang, setelah itu saya harus full dg enes.

Saat banyak orang menengok ara, saya minta enes yg membuka kado, sambil saya kampanye kl nengok anak ke dua, berikan kado ke kakaknya bukan ke adiknya

----------
PERTANYAAN
🔟 Assalamu'alaikum bu Septi, ada yang ingin saya tanyakan...
1. Mulai tahun ini, saya sudah menstimulasikan anak sy laki2 (12 th) utk membuat jadwal harian, yg isinya semua aktivitas yg dia lakukan sehari2. Saya amati memang sudah mulai ditepati, tetapi ada beberapa kegiatan (seperti membaca) yang memang di masukkan ke dalam  jadwal sesuai anjuran saya (aslinya rada malas membaca, bu). Kalo diingatkan, selalu jawabannya "kan, mama yang nyuruh... 😊" Gimana ya, bu supaya anak senang membaca. Padahal saya dan suami senang baca. Dan di rumah juga sengaja saya sediakan banyak sekali bahan bacaan...

2. Apakah memberi uang saku mingguan atau bulanan, termasuk melatih kemandirian dalam keuangan? Gimana teknik pelatihan yang terbaik?

Terimakasih

Sri Prihatiningsih - IIP Cirebon


JAWABAN
🔟 Mbak Sri Prihatiningsih
🍀 Semua anak yang berbicara, pasti bisa membaca. Permasalahannya adalah saat awal dulu stimulus membaca anak-anak itu apakah di dril?dipaksa atau bagaimana? Karena membuat anak BISA membaca itu mudah, membuatnya SUKA membaca itu baru tantangan.

kalau stimulus awalnya sudah menarik, maka tahap berikutnya lihat gaya belajarnya

Mengenail pertanyaan mbak sri ini nanti ada kuncinya semua di bunda sayang, sampai ke kecerdasan finansial anak, jadi mohon bersabar yaaa....

Sampai jumpa di tahap-tahap berikutnya


----------selesai----------