Kamis, 23 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak


Resume Materi Kelas Bunda Sayang IIP
Narasumber : Bu Septi Peni Wulandani
Senin, 20 Februari 2017
Pukul 20.00 - 21.00 WIB

➖➖➖➖➖➖➖

Institut Ibu Profesional
Materi Bunda Sayang Sesi #2

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?

Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
Toilet Training
Makan sendiri
Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
👨👩👦👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨👩👦👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨👩👦👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
👨👩👦👦Hargai keinginan anak-anak
👨👩👦👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨👩👦👦 Terima ketidaksempurnaan
👨👩👦👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨👩👦👦 Berbagi peran bersama anak
👨👩👦👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
👨👩👦👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨👩👦👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨👩👦👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨👩👦👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2Ketrampilan Literasi
3Mengurus diri sendiri
4Berkomunikasi
5Melayani
6Menghasilkan makanan
7Perjalanan Mandiri
8Memakai teknologi
9Transaksi keuangan
🔟Berkarya

3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1Konsistensi
2Motivasi
3Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1Rumah harus didesain untuk anak-anak
2Membuat aturan bersama anak-anak
3Konsisten dalam melakukan aturan
4Kenalkan resiko pada anak
5Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita

Salam,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber bacaan:

Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014
Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara
Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi


➖➖➖➖➖➖➖
PERTANYAAN
1 Anak saya kembar umur 3 th 2 bulan. Skrg lg saya latih utk tidur sendiri terpisah dr saya. Sebelumnya hanya terpisah tempat tidurnya saja tp masih dalam 1 kamar. Skrg saya latih utk tidur di kamar mereka. Sblmnya saya menidurkan mereka dulu dgn membaca dongeng, setelah mereka tidur baru saya pindah ke kamar saya. Gak apa2 bu anak umur segitu saya latih tidur sendiri? Kadang di hati saya masih suka bertanya apakah ini terlalu cepat? Takutnya mereka merasa kehilangan atau diasingkan (atau sebenernya saya yg kehilangan ya bu😂) tp di sisi lain saya ingin melatih kemandirian mereka. Setiap hari saya komunikasikan bahwa mereka sudah besar jdi tidurnya di kamar mereka. Pagi2 ketika mereka bangun saya apresiasi dgn bilang "anak bunda sudah bangun. Tdi malam tidur sendiri di kamar karin kiran ya? Hebat anak bunda" betulkah bu cara yg saya lakukan?

Sukma - IIP Pekanbaru


JAWABAN
1 Mbak Sukma betul perkiraan mbak, ketika ada pertanyaan "takutnya mereka merasa kehilangan" itu sebenarnya lebih ke kitalah yang merasa kehilangan. Maka melatih untuk tidur sendiri di usia 3-5 th, kalau berhasil bagus banget. Tetapi kalau belum maka masih ada waktu di usia sekolahnya nanti. Yang tidak boleh adalah sampai besarpun tetap satu kamar dengan kita.  karena sejatinya anak sedang belajar mengelola rumah tangganya kelas dengan mengelola kamarnya saat ini.

----------
PERTANYAAN
2 Ibu, bagaimana menyelesaikan tahapan kemandirian yang belum selesai di usia sebelumnya?
Apakah ada batas waktu menyelesaikan ketertinggalannya?

Nur'aini - IIP Bandung


JAWABAN
2 Teh Nuraini, apabila ada yang tertinggal sebaiknya dituntaskan sebelum aqil baligh, setelah aqil baligh tinggal menyempurnakan saja, bukan lagi dari nol


----------
PERTANYAAN
3 Assalaamu'alaykum bu septi..
Sy defi dari solo.
1. Alhamdulillaah anak sulung saya (2th 7bln) termasuk anak yg saya rasa mandiri bahkan terasa dr sejak bayi.
Makin kesini, sy berusaha memberi tugas2 harian sprti memasukkan baju ke mesin cuci, mengambil beras utk dicuci, merapikan mainan, mengembalikan piring dan gelas stlh makan.
Seperti ini apakah berlebihan utk skala umur segitu bu? Soalnya misal bumer dtg liat cucunya pas sy suruh2 gt, sy sllu dblg "ra mesakne tho ndhuk..."

2. Utk hal lain memotong sayur dg gunting, lalu dimasukkan ke plastik utk stok kulkas, sy upah 1000/2000 (ini apakah boleh bu, anak diupah?, apa akan menjadikannya malas bekerja klo tdk diupah? Bagaimana cara yg benar dlm pemberian upah agr tdk terjadi hal sprti itu? Apa malah tdk perlu upah ibu?)

Matursuwun bu, atas waktunya utk sharing..

💐💐💐💐💐


JAWABAN
3 Mbak Defi, memberikan tugas ke anak-anak usia 1-3 th itu harus seperti bermain, tidak boleh menjadi rutinitas dan kewajiban anak-anak sehari-hari. Maka kalimat yang kita pakaipun bukan " ibu minta tolong nyuci beras ya nak" melainkan "Ibu mau mencuci beras, apakah kakak/adik mau ikut?

Sedangkan untuk pemberian upah sebaiknya dihindari, karena hal tersebut akan mendidik anak berperilaku buruk, mereka akan terbiasa melakukan sesuatu karena ada external motivation, padahal di usia sekolah anak-anak harus muncul yang namanya internal motivation. Sehingga kita akan terkaget-kaget saat memasuki usia sekolah nanti, apabila dari usia 5 tahun ke bawah, motivasinya karena upah.

----------
PERTANYAAN
4 Assalaamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh Bu Septi..

Mohon penjelasannya y ibu 🙏🏻

Untuk proses kemandirian anak ini, wajar nggak sih bu kalau anak mengalami fase kemunduran? Padahal sebelumnya bisa dibilang, anak sudah cukup mandiri. Anak saya yang berusia 4 tahun, sekarang sering meminta tolong untuk hal-hal kecil dan dia sedang dalam kondisi santai, misalnya minta untuk dibalikkan baju (bagian dalam baju posisinya diluar).
Lalu bagaimana kiat supaya fase ini terlewati bu?


Satu lagi y bu
kalau kita berikan tanggung jawab tidak menyesuaikan dengan usia anak, tetapi berdasarkan hasil pengamatan kita bahwa anak mampu diberikan tanggung jawab lebih, kira-kira ada efek samping yang negatif nya nggak bu?

Terima kasih banyak y ibu atas jawabannya 😍😍😍

Tamia - IIP Kalbar


JAWABAN
4 Mbak Tamia, anak-anak mengalami fase kemunduruan dalam kemandirian itu sangat mungkin. Hal tersebut biasanya disebabkan beberapa faktor. kalau anak di usia sekolah biasanya karena faktor beban tugas di sekolah. Kalau anak di bawah 5 tahun, biasanya fastor psikis, seperti punya adik lagi, perlu kasih sayang ibu/bapaknya dll.
Maka carilah penyebab utama mengapa anak kita mundur kemandiriannya. bahkan kalau saya, ketika anak-anak sakitpun, pasti ada faktor psikologis yang menyebabkan daya tahan tubuhnya turun. Sehingga pengobatan awal tidak buru-buru ke dokter melainkan menyelesaikan urusan psikisnya terlebih dahulu. Karena secara alamiah anak yang bahagia, imunitas tubuhnya  naik, sehingga jarang sakit.
Anak yang sering sakit juga akan berpengaruh terhadap kemandiriannya, karena kita terlalu melindunginya.

Efek samping memberikan tanggung jawab anak yang tidak sesuai dengan usianya, biasanya akan membuat anak-anak tersebut tidak mau mengerjakan tanggung jawab tersebut tepat di usia yang seharusnya. Maka apabila hasil pengamatan mbak tamia melihat anak tersebut mengerjakan tanggung jawabnya karena internal motivation, silakan dilanjut, apabila bukan , mohon dipertimbangkan kembali

----------
PERTANYAAN
5 Assalamualaikum, ibu . Ijin bertanya. Anak saya usia 5 menjelang 6thn. Akhir2 ini menjadi segala sesuatu ingin bersama bunda seperti mandi, makan minta disuapin, tidur harus diusapan. Padahal sdh bisa mandiri. Bagaimana saya kembali menerapkan kemandirian?
Lalu kalau ada sesuatu yang kurang berkenan mudah sekali menangis, jika bertengkar dg sang kakak reaksinya cpt memukul. Namun setelah menyesal dan bermain lagi seperti biasa.
B. Untuk sang kakak yang berusia 8thn bagaimana melatih kemandirian nya? Kadang konsisten dg tugas yg diberikan, kadang sama sekali tidak mau bergerak kalau lihat adik tdk membantu.
Terima Kasih ibu🙏🏻

Tika - IIP Karawang


JAWABAN
5 Mbak Tika, carilah penyebab utama mengapa adik bersikap seperti itu. Ada baiknya kita tidak buru-buru menyalahkan si adik, mungkin banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Selesaikanlah faktor penyebabnya terleboh dahulu. Inilah pentingnya kita belajar mendiagnosis permasalahan anak, tidak buru-buru mencari jalan pintas.

Kemudian untuk kakak, jadikanlah ia assisten bunda untuk menjadi buddy adik-adiknya, buddy itu adalah orang yang selalu ada di saat sedih maupun suka. Sehingga kakak tidak akan bergantung pada adik. Ini pentingnya berbagi peran, bukan menyamakan peran

----------
PERTANYAAN
6 Point ke-5 dari dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak adalah berikan tanggung jawab sesuai usia anak. Contoh tanggung jawab nya seperti apa ya yg sesuai usia anak?

Fitrah - IIP Bogor


JAWABAN
6 Mbak Fitrah, seperti yang sudah saya sampaikan di materi, bahwa anak usia 1-3 th adalah saatnya mengontrol diri, maka latihlah toilet training, makan sendiri dan berbicara baik-baik, dll ( ini tugas utama mereka) jangan dibebani tugas yang lain, karena anak-anak harus selesai dengan ketrampilan yang berkaitan dengan dirinya terlebih dahulu, baru belajar ketrampilan untuk melayani orang lain.

Usia 3-5 tahun, saatnya ia muncul inisiatif untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginannya dan meniru aktivitas orang dewasa sangat tinggi. Maka ijinkanlah anak-anak usia ini untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa yang dia ingin lakukan. Karena kalau kita larang, maka start usia 3-5 tahun inilah anak-anak akan mulai kecanduan game, karena aktivitas meniru orang dewasa makin berkurang dan aktivitas bermain dengan orangtuanya mulai tidak seru.

Usia sekolah ( 6-18 th)

Mulailah dengan menjalankan 10 ketrampilan dasar yang harus diikuasai anak-anak setahap demi setahap , seperti yang saya tuliskan di materi.

Usia 18 tahun ke atas
Saatnya mereka menjadi orang dewasa, tanpa tuntunan kita lagi

----------
PERTANYAAN
7 🙋🏻 ass bu septi..saya risni iip payakumbuh, mau bertanya
1. Bagaimana cara melatih kemandirian ank usia 3th7bln untk tdk minum susu dgn botol lg.. saat anak berhenti asi usia 2 thn, diganti dg mnum susu dg botol..sampe sekarang blm mau minum susu dg gelas.mhon pencerahannya bu..
2. Si kakak usia 6 th..sangat suka melakukan apa yg saya lakukan...seperti memasak..ada 1 kejadian pas usia 5th,dia mau bantu saya saat sya goreng ikan.. Eh ternyata kenak ciprat minyak panas.. Semenjak saat itu jdi takut klo liat saya lg goreng2. Gmna cra mengatasi traumanya buk??
Mksi buk.


JAWABAN
7 Uni Risni,
1. lakukan upacara pembuangan botol, katakan pada anak kita, bulan depan kita lakukan upacara pembuangan botol ya, agar adik bersiap-siap secara mental. Ini saya lakukan ke enes dulu, dan berhasil. Dia buang sendiri botolnya, kemudian dia sapih dirinya dari botol. Gelisah di hari pertama, saya perbanyak dengan minum susu kotak waktu itu, karena selain susu botol dia paling suka susu kotak. Tapi waktu mau tidur sangat gelisah, saya temani untuk menghadapi rasa itu, dan 3 hari selesai.

2. Kenalkan pada resiko, dulu ketika usia 3-5 th, anak-anak berusaha untuk masak sarapan sendiri. Maka sebelum mereka memasak saya siapkan segala peralatannya, seperti tangga kayu kecil yang kokoh, agar mereka sampai ke kompor, dan tidak jatuh. Salep dan terigu dingin saya siapkan di dekat kompor dan di kulkas, untuk jaga-jaga, apabila kena minyak maka::
a. matikan kompor
b. oleskan salep/ambil terigu dingin yang ada di kulkas, masukkan tanganmu kesana.

Apabila ada telur pecah:
a. ambil lap
b. bersihkan telur
c. kemudian buang ke tempat sampah
d. ambil pel + pewangi
e. pel sampai bersih

Apabila ada gelas /piring pecah
a. Ambil sandal, pakai
b.Ambil sapu dan pengki
c. Sapu serpihan kaca yang besar-besar
d. Ambil lap basah
e. Bersihkan serpihan kecil-kecil
f. Buang selap-lapnya ke tempat sampah

Pengenalan resiko ini membuat anak-anak makin PD menjalankan aktivitasnya dan kita tidak panik apabila ada kejadian/kecelakaan

----------
PERTANYAAN
8 1. Bu septi saya teringat akan pemaparan ibu mengenai jika kita berhasil di anak pertama (role model) maka anak kedua dan selanjutnya akan lebih mudah karena bisa meniru kakanya. Nah yang terjadi saat ini dengan anak-anak saya adalah Aa (6th) mulai bisa diajak Mandiri mengerjakan tugas ringan sendiri seperti menyimpan kembali mainannya tapi adiknya (4th) malah jadi berkesan mengandalkan kakanya, pertanyaannya bagaimana agar Kakak dan adik ini bisa menerapkan konsep Mandiri seutuhnya sesuai usianya sehingga sikap saling mengandalkan ini tidak muncul pada adik?

2. Pemilihan Diksi yang bisa memunculkan motivasi untuk mandiri seperti apa yang tepat untuk diterapkan  kepada anak? Apakah "ayo a rapikan lagi bukunya supaya enak rapi kamarnya" atau kah 'aa kemarin rajin merapikan buku, hari ini juga yaa' Mengingat kedua anak saya tingkat motivasi nya lumayan berbeda aa lebih mudah tersentuh sedangkan adiknya agak cuek.

Fiena_Bandung


JAWABAN
8 Teh Fiena,
1. Ini pentingnya memberikan peran ke adik dan kaka secara bergantian. kalau umurnya berbeda jauh, berikan peran sesuai kategori umurnya, kalau umur berdekatan maka berikanlah peran yang berbeda setiap pekan. Misal pekan ini kakak menjadi direktur mainan, memastikan semua yang bermain mengembalikan pada tempatnya. Si adik menjadi direktur sampah, memastikan semua sampah berada pada tempatnya. Kemudian di putar peran tersebut.

2. Kalimat yang efektif adalah bukan menyuruh, melainkan mengajak melakukan bersama. Seperti yang saya lakukan dulu ke anak-anak, ketika mainan berantakan

"Wow mainannya kemana-mana, seperti gula yang bertebaran"
"Oke Ibu akan jadi semut besar, kalian jadi semut kecil" kita akan berlomba untuk mengambil gula-gula yang berserakan"
"Siapa yang lebih dulu selesai, akan jadi juara malam ini"

Kamar berantakan
"Mas, kamarmu artistik sekali, bagaimana kalau kita rapikan bersama, ibu bagian meja, mas bagian kasur ya, kapan kira-kira siapnya? ibu dikabari ya. Dengan pola komunikasi yang bukan sok bossy, membuat anak-anak lama-lama sadar dengan sendirinya. Itu yang saya lakukan dan bekerja ke anak-anak. maka pahami anak-anak ya teh, Komunikasi seperti apa yang paling produktif

----------
PERTANYAAN
9 Ibu Septi yg baik, contoh kemandirian apa sajakah yg sudah mulai dikenalkan utk bayi 0-12 bulan?
Dulu saya sempet denger, ibu mulai men-toilet training anak2 ibu sejak usia < 12 bulan, bisa diceritakan prosesnya/langkah2nya gmn bu?

Ketika ibu sedang mengandung Ara, kemandirian apa saja yg ibu kenalkan pd mba Enes dan apa saja yg dipersiapkan utk menyambut kelahiran adik?

Ria - IIP Bandung


JAWABAN
9 🍀Teh Ria, bayi 0-12 bulan baru taraf sensomotorik, masih bergantung semuanya ke orang lain. Sehingga jangan buru2 diminta mandiri, kecuali memang anak kita yg sudah minta.

🍀Mengebai toilet training,  kampanye saya di materi kemadirian anak ini  sebenarnya secara implisit adalah "HENTIKAN PEMAKAIAN POSPAK" ( popok sekali pakai) ke anak usia 1-3 th.

saya adalah ibu yang anti pospak sejak punya anak. Sehingga sejak anak-anak usia 6 bulan, sudah mulai saya latih toilet training dengan cara ditatur ( istilah jawa), secara periodik, membawa anak ke kamar mandi, dan bilang "ssst...ssst"  sampai dia pipis sendiri. Bahkan saat 1/3 malam, saya bangunkan untuk di tatur lagi....

Sehingga anak-anak tidak pernah mengompol, saat pup pun disesuaikan dengan bioritme tubuhnya. kalau mereka sudah bisa merangkak, saya letakkan bebek-bebekan toilet anak, di depan kamar mandi, dan saya mulai memperagakan. Kalau mau pup, pegang perut, maka merangkak ke depan kamar mandi, dan duduk di atas bebek ya. terus menerus seperti itu, sehingga saat 1-3 tahun sudah merdeka untuk urusan yang satu ini.

Sedih kalau lihat ada anak, dibiarkan berdiri, mengejan sampai merah, kemudian ibunya tenang-tenang saja.

Saat saya tanya " kenapa anaknya dik?"

"Nggak papa bu, udah biasa, itu sedang pup" huuffft....kebayang betapa orangtuanya malas untuk melatih anak-anak.

Setelah selesai, saya datangkan elan, untuk cerita tentang bagaiman dia melatih kucing usia 1 bulan, pup dan pee di tempatnya. Anak kucing saja bisa dilatih, lha kok kita menurunkan kemuliaan anak manusia.

🍀Ketika mengandung ara, saya hanya full bermain dg enes, bermain adik-adikan, ibu-ibuan, shg saat adiknya lahir, kita berdua seperti punya mainan adik-adikan.

Enes sdh lihai mengganti popok unt bobekanya, memandikan bonekanya.

Shg ketika ara lahir, dia berpikir ibunya sdg main boneka seperti dirinya.

Untuk menyambut sang adik, jauh2 hari kita ajak enes mempersiapkan segala keperluan adik.

Kemudian saat ara lahir, saya hanya menyusui ara, kemudian ara saya minta bapaknya yg pegang, setelah itu saya harus full dg enes.

Saat banyak orang menengok ara, saya minta enes yg membuka kado, sambil saya kampanye kl nengok anak ke dua, berikan kado ke kakaknya bukan ke adiknya

----------
PERTANYAAN
🔟 Assalamu'alaikum bu Septi, ada yang ingin saya tanyakan...
1. Mulai tahun ini, saya sudah menstimulasikan anak sy laki2 (12 th) utk membuat jadwal harian, yg isinya semua aktivitas yg dia lakukan sehari2. Saya amati memang sudah mulai ditepati, tetapi ada beberapa kegiatan (seperti membaca) yang memang di masukkan ke dalam  jadwal sesuai anjuran saya (aslinya rada malas membaca, bu). Kalo diingatkan, selalu jawabannya "kan, mama yang nyuruh... 😊" Gimana ya, bu supaya anak senang membaca. Padahal saya dan suami senang baca. Dan di rumah juga sengaja saya sediakan banyak sekali bahan bacaan...

2. Apakah memberi uang saku mingguan atau bulanan, termasuk melatih kemandirian dalam keuangan? Gimana teknik pelatihan yang terbaik?

Terimakasih

Sri Prihatiningsih - IIP Cirebon


JAWABAN
🔟 Mbak Sri Prihatiningsih
🍀 Semua anak yang berbicara, pasti bisa membaca. Permasalahannya adalah saat awal dulu stimulus membaca anak-anak itu apakah di dril?dipaksa atau bagaimana? Karena membuat anak BISA membaca itu mudah, membuatnya SUKA membaca itu baru tantangan.

kalau stimulus awalnya sudah menarik, maka tahap berikutnya lihat gaya belajarnya

Mengenail pertanyaan mbak sri ini nanti ada kuncinya semua di bunda sayang, sampai ke kecerdasan finansial anak, jadi mohon bersabar yaaa....

Sampai jumpa di tahap-tahap berikutnya


----------selesai----------                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar