Selasa, 28 Februari 2017

Hari Kelima Tantangan Kemandirian Anak

Tidak ada bekal kemandirian yang lebih berharga selain kemandirian keimanan. Karena keimanan yang kuat akan menjadi bekal hidup kelak dikemudian hari.  Sholat tepat waktu di masjid, mengaji dan menghafal Al Qur'an tanpa diperintah umi dan abi, menjadi pointer utama untuk melatih Abdul dan Ridho agar fitrah keimanannya semakin kuat.

Setiap sehabis Maghrib mereka berdua kami biasakan untuk tilawah dan muroja'ah. Bertiga bersama Abdul dan Ridho kami biasa murojaah dengan cara bersahutan dan bergiliran. Cara ini cukup efektif karena anak-anak termotivasi untuk serius menghafal karena uminya ikut menghafal surah yang sama. Sering anak-anaklah yang menodong uminya untuk menyimak setoran hafalan mereka, sebelum uminya menagih setoran hafalan mereka.

Selain itu menghafal Al Qur'an juga menjadi latihan agar anak mencapai kemandirian emosional. Karena menghafal Al Qur'an butuh ketelatenan dan kesabaran. Saat anak-anak mulai frustasi karena hafalannya tidak bertambah, maka perlu di refresh. Menggali dan mendengarkan cerita mereka tentang kegiatan tahfidz di sekolahnya juga cukup memberikan motivasi tersendiri. Seperti semalam saat anak-anak bercerita tentang pencapaian teman-temannya, yang saya lakukan hanya mendengarkan dan memberi apresiasi positif, untuk selanjutnya menceritakan apa yang dilakukkan para salafus shalih dalam mengimani Al Qur'an.

#harikelima
#tantangan10hari
#melatihkemandiriananak
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar