Kamis, 16 Februari 2017

Menyampaikan Misi Peradaban dengan Berkomunikasi Secara Produktif


Sebagai makhluk sosial seorang manusia membutuhkan komunikasi produktif sebagai salah satu sarana untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Berkomunikasi tidak semudah membuka mulut karena ternyata berkomunikasi membutuhkan skill tersendiri. Dulu saya menganggap skill berkomunikasi produktif hanya perlu dipelajari oleh seorang Public Speaking, tapi kini berkat kuliah Bunda Sayang di IIP saya menyadari bahwa semua perempuan yang ingin membangun peradaban dari rumahnya perlu menguasai skill ini agar misi yang diembannya dapat berjalan dengan baik. Karena seorang ibu yang mampu berkomunikasi dengan baik di keluarganya pasti juga akan berhasil berkomunikasi dengan lingkungannya.

Berkomunikasi artinya ada pesan yang harus disampaikan, ada pembawa pesan, penerima pesan dan respon atas pesan yang disampaikan. Belajar komunikasi produktif melalui Kuliah Bunda Sayang di IIP ini telah membuka mata saya bahwa ternyata kemampuan saya sebagai seorang komunikator masih perlu ditingkatkan. Dua dari sepuluh challange game yang saya kerjakan di materi ini masih mengalami kegagalan. jadi sangat malu karena salah satu kekuatan diri yang saya cantumkan saat mendaftar di program ini adalah komunikator.



Belajar komunikasi produktif di program ini saya mendapatkan sajian menu yang komplit, tidak hanya seputar magic word saja 😊. Dengan mempelajari 12 kesalahan dalam berkomunikasi saya bisa mengevaluasi sejauh mana kemampuan komunikasi saya dengan keluarga. Sehingga setelah mengetahui dimana titik letak kesalahan dalam berkomuikasi saya bisa memprediksi dan mengevaluasi keberhasilan pesan yang saya sampaikan. Beberapa kali dalam berkomukasi saya tidak menggunakan empati dan hanya nyerocos saja. Walhasil anak atau suami sebagai penerima pesan terkadang salah mengartikan pesan yang ingin saya sampaikan. Jadi ingat pepatah yang mengatakan; "Mulutmu Harimaumu". Berkomunikasipun tak hanya cukup dengan menggerakkan bibir agar terucap kata, karena agar lebih efektif, perlu juga menggunakan bahasa cinta.

Agar Komuikasi di dalam keluarga semakin produktif ada beberapa hal yang bisa saya tarik kesimpulan setelah mengikuti perkuliahan di sesi ini, diantaranya adalah:

  1.  Awali komunikasi dengan berdo'a, agar dilancarkan lisan kita dalam menyampaikan pesan. Berikut do'a yang dianjurkan;

    قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي  وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي  يَفْقَهُوا قَوْلِي
    Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
  2. Tentukan timing yang tepat.
  3.  Hindari 12 Kesalahan dalam Berkomunikasi, bisa lihat materinya disini
  4.  Gunakan magic word agar menyentuh hati si penerima pesan
  5.  Sertakan empati dan pelajari karakter si penerima pesan
  6.  Gunakan bahasa cinta, materinya ada disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar