Senin, 30 Maret 2020

Jurnal Pekan Kedua Kelas Kepompong Bunda Cekatan




Review Puasa Pekan Kedua



Menjauhi fikiran negatif itu sungguh menyenangkan, meringankan otak dan memperlancar peredaran sel darah merah. Sehingga imunitas tubuhpun semakin meningkat. walau sejujurnya keep positive mind itu sesuatu yang berat, namun percayalah impactnya sangat luar biasa jika terbiasa untuk ini.

Fikiran negatif itu melelahkan, dekat sekali dengan perasaan, jika tidak bisa menstabilkan perasaan, alih-alih mendapatkan kebahagiaan, yang ada mungkin malah terbebani dan tertekan. Jadi benar sekali jika di pekan kedua ini aku berusaha untuk puasa berfikir negatif.

Berhasil?

Insya Allah, indikatornya tidak ada badge merah, yang berarti belum ada yang perlu ditingkatkan di pekan ini. Bisa jadi yang kuhadapi masih datar saja sehingga aku berhasil melaluinya. Sebenarnya bukan masalah keberhasilan yang menjadi insight di pekan ini. Namun.... kalian tahulah jika fikiran itu mempunyai membran yang sangat tipis yang membedakan antara positif dan negatif. Membran itu aku sebut perasaan. Yah ... perasaan, terlalu memperturutkan perasaan akan melemahkan akal.

Untuk tetap bisa mengasah akal agar bisa berfikir positif; berikut tips dari aku:

  1. Clear and clarify... (insight hari ke #4 dan #7)
  2. Berfikir skeptis ... (insight hari ke #2 dan #6)
  3. Lebih baik diam jika memang bukan ranahku...(insight hari ke #5)
  4. Mencari hikmah... (insight hari ke #3)
  5. Memperbanyak apresiasi dan mengurangi evaluasi... (insight hari ke #1)



Puasa BunCek Day #7
==================
Be positif change your main.

Setelah sepekan menghalau dikirab negatif. Hari ini kembali dikejutkan dengan case di salah satu kelas online yang kuampu. Ternyata ada seorang peserta yang WApri jikalau ada seorang peserta lain yang tidak tertib aturan. Sebagai admin yang baik, si mbaknya yang berkasus sudah kuWApri untuk clear and clarify, sebelum kuambil tindakan.

Penting bagiku untuk clear and clarify ini agar aku tetap bisa positif thinking kenapa mbaknya Samapi tidak tertib aturan. Bisa jadi beliaunya tidak manjat WAG secara tuntas, bisa jadi sudah manjat tidak namun paham tidak paham akan aturan tersebut.

Satu jam... Dua jam... Krik... Krik...

WAprianku tak dibalasnya. Baiklah, mungkin si embak sedang menunaikan GFoS.

Always positif aja, biar bisa mengelola kelas tanpa beban. Layaklah kalau hari ini aku mendapatkan excellent.


Puasa BunCek Day #6
================
Info dari beberapa media sosial dan televisi lokal kemarin menyebutkan bahwa salah seorang PDP yang ada di Pacitan secara rapid test dinyatakan positif. Hal ini tentunya menimbulkan kepanikan yang luar biasa di kalangan masyarakat. Terlebih sang PDP adalah seorang public figure. Instansi terkait pun segera mengeluarkan pernyataan untuk meredam kepanikan masyarakat dengan mengatakan hasil rapid test positif, belum tentu swap testnya positif.

Otakku langsung mengarah skeptis, kalau diteruskan bisa mengarah ke fikiran negatif tentang kinerja pemerintah. Owalah.... skeptis itu ternyata tipis-tipis. Jadi inhale exhale... mencoba untuk tetap positif. Bisa jadi pemerintah tidak ingin terjadi kericuhan di masyarakat. Bisa jadi pemerintah langsung merancang kebijakan baru yang lebih mengikat masyarakat dalam pencegahan covid 19 ini tanpa membuat masyarakat semakin parno. Iya... inhale exhale dan tetap berusaha positif menanggapi semua infoemasi yang masuk, itu cara terbaik untuk menjaga imunitas.


Puasa BunCek Day #5
================



Lebih baik diam daripada memperkeruh suasana. Namun jika berada di posisi admin WAG dan sedang terjadi sesuatu disana. Maka lebih baik menjauhi pikiran negatif dan merangkul semua pihak yang bertikai.


Puasa BunCek Day #4
==================

Awark banget saat dihubungi salah satu kolega menanyakan apakah memang benar semua SPJ satu kegiatan di desa akan dibuatkan oleh kami para pendamping. Ini berita gak ada asbabul nuzulnya langsung aja mampu membuatku panas dingin. Buka apa sih, kalau memang kebijakannya begitu langsung membuat teman-teman pendamping ilfill. Coz harus berhadapan dengan pak Bos yang super killer man.

Easy man.... Mari kita bersikap asertif dengan mengesampingkan pikiran negatif. Langsung aku ajak teman-teman crew pendamping untuk meeting kilat di zoom. Maklum BuPer sedang puasa berfikir negatif. Jadi begitu dapat sebuah kabar berita yang menyesakkan dada, maka langkah pertama yang di tempuh adalah clear and clarify.



Puasa BunCek Day #3
==================


Qoadarullah hari ini aku sakit, dalam sakit beberapa orang, dalam sakit terkadang tidak mampu berfikir positif. Terlebih dalam kondisi pandemi seperti ini. Kekhawatiran jikalau terjangkit Covid 19 mengalahkan semangat untuk sembuh.

Hari ini aku sakit batuk kering, dalam sakitku ini aku yakin Alloh bermaksud untuk menunjukkan rasa cintanya padaku. Jikalau aku harus terjangkit covid 19, mungkin Alloh menginginkan aku menjadi seorang surveyor covid 19. Walau dalam hati kecilku aku berdo'a semoga ini hanyalah batuk biasa. Sikap positif inilah yang akan membuatku tetap kuat dalam sakit



Puasa BunCek Day#2
==================
Yes... puasa hari ini berkaitan dnegan kegiatan onlineku. Tahu sendiri kan gaes bagaimana pola di DuMay itu. Di di DuMay bekal utama yang menjadi senjata adalah skeptis dan kacamata kuda. Ini penting agar dapat berfikir positif. Bahasa tulisan yang notabene terkadang ambigu adalah salah satu kendala dalam komunikasi via WAG. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman, oelh karena itu satu tips yng kupakai ya itu tadi skeptis dan kacamata kuda.

no pict yaaa.... coz sedang no HP mode on



Puasa BunCek Day #1
==================
Memasuki pekank  aku bertekad untuk puasa berfikir negatif. Menurutku ini sangat penting.



Awal puasa yang bagus, aku mampu menghalau pikiran negatif saat mengisi workshop GC dan GD di sebuah SD Negeri yang berada di pelosok. Semua feedback yang diberikan peserta mengerucut ke terlalu cepatnya penyampaianku. Aku berfikir hal ini disebabkan karena rerata mereka hanya belum terbiasa dengan dunia online.

Salah satu kiat yang kupakai agar kuat puasa berfikir negatif kemarin adalah menghindari evaluasi dan memperbanyak apresiasi. Gaes... siapa sih yang suka di evaluasi? Evaluasi itu bagi sebagian orang sesuatu yang menurunkan harga diri. Termasuk orang yang memberikan evaluasi biasanya jika kebablasan jatuhnya bukan hanya sekedar mengevaluasi, malahan bisa masuk ke ranah mencari-cari kesalahan.

Beda dengan memperbanyak apresiasi, setiap orang, suka di apresiasi. Dengan mengapresiasi akan melahirkan insight, dengannya pula kita akan bisa tetap fokus pada solusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar