Sabtu, 12 November 2022

Recharge Your Spirit [ Resume Taujih Dr. dr. Arief Alamsyah, MARS,DPL.FM.


“Menjadi orang itu seperti rumah singgah.

Setiap pagi ada yang hadir.

Bahagia, kecewa, pahit, pikiran sesaat yang datang sebagai tetamu yang tidak diundang....

Selamat datang, sambutlah semuanya.

Meskipun jika mereka sekumpulan duka, yang menghempas rumahmu seisinya.

Mereka bisa membersihkanmu menjadi sekeping bahagia. Urusi setiap tamu dengan hormat.

Pikiran gelap, aib, jahat, terima mereka di ambang pintu sambil tertawa, suruhlah mereka masuk.

Bersyukurlah pada apapun yang datang karena masing-masing dikirimkan dari jauh sebagai penuntun kita.”


The Guest House - Essential Rumi



Pada kali ini, taujih Dr Arief diawali dengan analog kehidupan manusia bagaikan guest house


{ كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ }

[Surat Al-Anbiya': 35]

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.


Maknanya kebahagiaan, kesedihan, kebaikan dan keburukan akan datang silih berganti menghampiri hidup manusia sebagai bentuk ujian kehidupan. 

Permasalahan seorang manusia terkadang tidak menyadari sedang diuji oleh Allah SWT 

Untuk menyikapi segala bentuk ujian, maka sikap kita harus:


1. Ridho dengan keadaan walau berat

Ridho adalah derajat kesabaran yang tertinggi. 

Sekuat-kuatnya manusia mempunyai sisi kerapuhan, jika sedang mengalami ujian pasti sangat wajar akan mengalami:

  • rasa letih
  • rasa tidak ada yang mengerti
  • rasa sendiri 
  • ingin menangis
  • dll


Bahkan Rasulullah juga akan mengalami hal serupa ketika ujian melanda, karena tidak ada manusia yang kuat. Segala kekuatan hanya milik Allah SWT.

Sikap kita ketika tiba saatnya harus menghadapi ujian adalah dengan mendekat kepada Allah SWT. Karena bisa jadi jawaban atas ujian yang sedang kita alami sedekat tempat sujud kita. Selanjutnya adalah menghindari sikap playing victim [ merasa yang paling menjadi korban ] namun harus bersikap sebagai seorang pahlawan. Karena disetiap kesulitan pasti akan ada kemudahan.  


{ إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا }

[Surat Al-Insyirah: 6]

sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.


Tugas manusia saat ujian melanda adalah berikhtiar sesuai kemampuan dan bertawakal kepada Allah SWT.


2. Minimalisasi Keluhan, Kuatkan Kesabaran 

Secara psikologis, definisi mengeluh adalah tidak mau melakukan sesuatu tetapi juga tidak mau menerima sesuatu. Dengan kata lain tidak mau menerima kenyataan namun tidak mau merubah keadaan.

Mengeluh yang terbaik adalah diatas sajadah, menyembunyikan permasalahan dari manusia lain, inilah yang disebut sikap ta'afuff/iffah.

Salah satu penghilang dosa adalah sakit yang diderita.  


Sabar adalah ketika hari tidak meratap dan mulut tidak mengeluh 

- Ibnu Qayyim -


Catatan penting ketika sedang menghadapi ujian adalah mengimani ayat berikut ini:


{ أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ }

[Surat Al-Baqarah: 214]

Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.


Menurut ust Adi Hidayat, ada tiga kategori ujian;

  1. BA'SA (Ringan)
  2. DHORRO' (menengah)
  3. ZILZAL (berat)
Dalam QS Az Zumar ayat 10, di akhir ayat Allah SWT menyebutkan bahwa; “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Ketika ahlul bala' (orang yang hidupnya penuh ujian) menerima pahala pada hari kiamat, ahlul 'afiyah (orang yang jarang mendapatkan ujian) menginginkan seandainya mereka Du dunia dipotong kulitnya dengan gunting mereka bersabar [ HR Tirmidzi ].


3. Bersandar Kepada Yang Maha Kuat

Orang beriman akan selalu menyakini ada harapan di balik setiap ujian. Pasti ada hikmah yang bisa dipetik dengan dihadirkannya ujian kehidupan.


Oleh karenanya tidak boleh berputus asa dan harus terus ikhtiar dengan diiringi tawakal adalah salah satu sikap untuk senantiasa memperbaharui semangat hidup.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar