Sabtu, 17 Oktober 2020

Membuat Kerangka Kerja dalam Sebuah Canvas Passion

Canvas?


Kali ini bukan sebuah media untuk menghasilkan karya. Namun Passion Canvas, sebuah strategi untuk menuju tahapan produktif. Strategi ini dimodifikasi dari konsep Bussines Model Canvas. Sebuah kerangka untuk mengembangkan strategi bisnis. Dengan Passion Canvas ini diharapkan mampu menyusun sebuah project yang dikembangkan dari sebuah passion.


Mengadopsi konsepnya BMC, maka Passion Canvas yang kubuat untuk menyelesaikan tugas Bunda Produktif ini juga mempunyai sembilan elemen dimana kesembilannya saling terkait. Yakni; tantangan, passion, hard skill, soft skill, solusi 1, solusi 2, ide, life stage passion dan project passion with co housing.Ya...  di Kelas Bunda Produktif ini, gamifikasi yang digunakan adalah membangun kota produktif. Kami para peserta dianalogkan sebagai warga kota yang tinggal di suatu cluster yang ditempatkan berdasarkan passion. Harapannya kelak dengan bertemu dan berkumpul dengan sesama warga yang memiliki passion yang sama, kami bisa berkomunitas, berjejaring dan mewujudkan satu project untuk membangun kota yang produktif.


Passion Canvas BuPer dalam Menuju Produktif


Menuju ranah produktif bagiku adalah suatu tahapan learning by doing. Bukan saatnya lagi untuk sekedar belajar dan mengumpulkan ilmu, namun sudah saatnya bergerak menelurkan sebuah karya. Kembali ke soal passion canva, berikut tahapan strategi yang aku gunakan untuk menyusunnya.


Tantangan

Aku memilih memulai menyusun ini dari tantangan yang ada di hadapan. Menyelesaikan tantangan akan membuat andrenalin meningkat. Bagiku hal ini sangat penting untuk mendukung suatu project agar berkelanjutan. Membuatku mantap untuk terus menguatkan komitmen dan konsistensi untuk menyelasaikannya. Tantangan yang kuhadapi saat ini adalah bagaimana cara membuat konten edukatif persuasif agar dapat digunakan untuk menyongsong era edu 4.0. Terlebih sebelumnya aku telah mendapatkan tantangan hidup di bidang komunikasi. Connecting the dot, aku merasa tantangan demi tantangan yang hadir dalam hidupku ini seperti sebuah puzzle yang harus diselesaikan. Sebagai seorang public figure, tantangan di bidang komunikasi membuatku berfikir tentang sebuah strategi untuk menyelesaikannya. Dan aku menemukan jawabannya dengan menggunakan passionku di bidang desain mampu dijadikan sebuah solusi. Ketertarikanku di dunia komunikasi visual seakan menghantarkanku menuju ranah produktivitas.


Passion

Tahap selanjutnya setelah membuat diagram aktivitas berdasarkan passion yang kumiliki adalah memilih satu diantaranya untuk dikembangkan di ranah produktif ini. Desain dan komunikasi adalah dua hal yang menjadi kekuatanku. Untuk itu aku memutuskan untuk menggunakannya dalam menyelesaikan tantangan ini. Dunia desain komunikasi visual memang identik dengan penggunaan media untuk berkomunikasi. Ketertarikanku pada dunia desain grafis akan menjadi pintu penghubung dengan elemen lain yang ada pada canvas ini.


Hard Skill

Tidak hanya sekedar mengisi kotak elemen pada canvas, untuk urusan desain grafis beberapa hard skill yang kumiliki akan menjadi kekuatan tersendiri. Beberapa software desain yang kukuasai InsyaAllah akan menguatkan potensi untuk menaklukkan tantangan


Soft Skill

Hard skill saja tidak cukup, ada beberapa soft skill yang kubutuhkan dalam menyelesaikan tantangan ini. Soft skill ini berkaitan dengan kecakapan dan kematangan dalam berfikir. Hal ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan sebuah project. Alhamdulillah pengalaman lapangan yang kuperoleh di dunia kerja cukup menjadi penguat untuk mewujudkan project ini menjadi nyata


Solusi 1 dan Solusi 2

Elemen selanjutnya yang kuisi adalah solusi apa yang bisa kulakukan untuk menaklukkan tantangan dengan menggunakan passion yang kumiliki. Dari hasil corat-coret dan penerawangan, aku melihat untuk menghasilkan konten edukatif yang berdampak di era 4.0 yang dibutuhkan adalah sebuah konten yang bermuatan persuasif dan memiliki tampilan 3 D.


Ide

Setelah mengetahui tantangan, passion, skill dan solusi yang bisa diambil. Tiba saatnya mengalirkan ide project apa yang bisa digulirkan. Berdasarkan pengalaman, untuk sebuah konten edukasi yang menarik dan dapat diterima semua segmen, aku memilih membuat produk desain berupa microblog. Microblog sangat efektif digunakan sebagai media edukasi yang komunikatif. Sebuah microblog selain memuat informasi yang edukatif juga diselipkan sebuah konten CTA (Call To Action). Microblog yang baik terdiri dari minimal 3 konten dan maksimal 10 konten informatif. Dibandingkan flyer, microblog lebih memungkinkan untuk memuat info lebih detil, termasuk infografis dan penjelasan singkatnya


Life Stage Passion

Ini ilmu baru yang kudapatkan. Menurut Bu Septi, tahapan pengembangan passion itu sebagai berikut;

1. Fundamental Life Stage

Ini tahapan mengkayakan diri dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan skill dengan banyak mencoba aktivitas. Muncul di usia 0 -20 tahun. Inilah yang sering disebut tahapan passion for knowledge


2. Forefront Life Stage

Di tahapan ini biasanya orientasinya sudah mengembangkan passion untuk bisnis. Sudah yakin dengan passionnya dan mulai berkarya. Biasanya muncul pada usia 20 - 40 tahun. Biasa dikenal pula sebagai tahap Passion for Busines


3. Foster Life Stage

Muncul di usia 40 -60 tahun. Di tahap ini rerata sudah mapan hidupnya sehingga orientasinya lebih banyak untuk mengembangkan sesuatu, mendorong orang berbagi dan melayani. Sehingga tahapan ini sering pula disebut sebgai tahap passion for service. Saat ini aku berada di tahap ini. Bagiku berbagi itu adalah sesuatu yang membuat mataku berbinar sehingga aku lebih suka mengembangkan passion untuk hal ini


4. Final Life Stage

Ini tahapan paripurna, dimana seseorang yang berada pada tahap ini lebih suka menggunakan passion agar bermanfaat untuk orang banyak


Tahapan demi tahapan life stage passion itu boleh tidak berurutan. Karena tak jarang beberpa orang baru menyadari passionnya setelah masa pensiun. Tak ada kata terlambat untuk memulai tahapan demi tahapan tersebut.  


*****


Setelah berembug bersama, tiba saatnya untuk membuat project passion bersama dengan tajuk passion to nation. Kesamaan passion di co housing akhirnya mengerucutkan ide bersama. Ini setelah mengalami brainstroming, mengambil benang merah dari ide semua warga di Co Housing. 


Dengan mengucap bismillah....

Kami sepakat untuk memproduksi kartu edukatif, dengan brand Feducard yang merupakan kepanjangan dari Fun Edukatif Card. Kartu produksi kami adalah salah satu solusi untuk menyediakan media pembelajaran yang inovatif dan interaktif.



Pengen tahu gimana bentuknya?

Stay tune ya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar