Minggu, 21 Juni 2020

AMBUNEN SIKUTMU DHEWE (Mencium Bau Siku Sendiri)

Kesalahan bukan untuk dikubur, bukan berarti tersungkur, belajar dari salah,  sungguh manjur, tanda semakin bersyukur



********



Aneh aja ketika mendadak diminta mencoba untuk merayakan kesalahan (false celebration). Yang namanya perayaan itu biasaya kan identik dengan yang happy-happy gitu. Lha ini ndilalah malah diajak ngerayain sesuatu yang mungkin sebagian orang adalah aib. Karena tidak setiap orang sanggup menanggung kesalahan. Lha ini ujug-ujug diminta membuat perayaan kesalahan saat aku menjalani proses mentoring.

Aaahhh....

Satu hal yang harus dikuatkan dalam proses mentoring adalah komunikasi interpesonal. Terkadang hubungan yang terjadi di tidak sesuai ekspetasi. Salah langkah mungkin bisa jadi mendominasi. Flash back, mengingat kenapa aku mengambil kelas Bunda Cekatan dan ingin menjadi seorang yang cekatan di bidang komunikasi visual, baca educative content creator. Masih terbayang tantanganku di bidang komunikasi beberapa saat yang lalu. Aku merasa sudah mumpuni di bidang ini, namun ternyata, menurut sebagian kolega, mentor dan para pendukung setia, diriku ini masih sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi. Orang Jawa bilang aku itu ora iso ngambu sikutku dhewe (aku tidak bisa mencium bau sikuku sendiri). Sehingga ekspetasi tidak berbanding dengan realita. Maksud pepatah Jawa yang mengatakan “ambunen sikutmu dhewe” adalah: Tidak ada orang yang mampu menilai diri sendiri dengan benar. Dengan kata lain, aku butuh orang lain.

Dalam Islam, proses menilai diri sendiri ini juga sangat dianjurkan. Manusia memang makhluk yang tak luput dari dosa, tapi bukan berarti tidak dapat memperbaiki diri menjadi orang yang lebih baik. Memperbaiki diri menjadi lebih baik, berarti memperbaiki segala hal yang ada pada diri kita. Baik memperbaiki dalam segi niat, adab dan akhlak, memperbaiki caranya dan perbaikan lainnya.


Ada apa dengan false celebration?

Perayaan ini buka soal membuka aib atau mengorek ketidakmampuan dalam menyelesaikan tantangan. Ingat!!! hanya hasil saat mengerjakan tidak sesuai ekspetasi, artinya ada yang salah dalam strategi yang dipakai. Untuk itu wajar jika ada perayaan seperti ini. Tujuannya adalah agar tidak terjatuh pada lubang yang sama.

Perayaan seperti ini akan membuat kita untuk mau terus menerus melakukan perubahan dalam mengambil langkah. Belajar dari butterfly effect, yang menyebutkan bahwa perbuatan kecil dalam hidup kita bagai kepakan sayap kupu-kupu dimana dapat berarti besar dalam sejarah dunia yang dalam hal ini bertindak seperti angin tornado.

Tiga hal yang bisa kita dapatkan dari perayaan ini, yaitu:

  1. Berfikirlah sebelum bertindak karena semua akan memiliki efek kedepannya baik ataupun buruk.
  2. Selalu waspada dengan apa yang akan terjadi kedepan atas apa yang kita perbuat.
  3. Jangan pernah lupa dengan hukum sebab akibat.


It's oke to make mistake, as long as we learn from our mistake. 


Bagaimana dengan urusan hasilnya?

Sepanjang telah berusaha, urusan hasil adalah hak Yang Maha Kuasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar