Senin, 17 September 2018

Bukan Salah Komunikasi Namun Hanya Salah Strategi

Pertengkaran dalam hubungan suami istri adalah hal yang lumrah. Sebagian orang bahkan menganggapnya sebagai bumbu dalam pernikahan. Bagi sebagian orang yang gagal dalam mengolah seni pertengkaran ini justru akan menghadirkan kebencian. Seni dalam bertengkar itu terletak dalam komunikasi produktif.

Umumnya pertengkaran antara suami istri terjadi karena Frame of Experience dan Frame of Reference mereka tidak sama. Bagaimanapun juga, setiap orang mempunyai presepsi sendiri-sendiri dalam menyikapi sebuah masalah. Wajar jika terjadi gesekan ketika masalah itu hadir, tak terkecuali untuk pasangan suami istri.

Bersabarlah pak suami, daya bernalar seorang wanita yang menjadi istrimu mungkin tidak sepanjang daya nalar yang kau miliki. Sehingga pendeknya daya nalar sering menyulut emosi. Oleh karena itu biarkanlah break sejenak. Jika tidak ada break tidak akan ada komunikasi disana. Break dengan cara berkholwat sangat dianjurkan agar segalanya tetap dalam kendali.



Dalam menyikapi pertengkaran perlu memahami salah satu kaidah tabayun. Setelah break, tanyakan dengan baik atau berterus teranglah apa yang menjadi akar permasalahannya. Buka kembali komunikasi dengan menerapkan salah satu kaidah, I'm responsible for my communication results. Jika pasangan anda salah paham, cari cara lain atau bahasa yang lebih mudah dipahaminya.

Perhatikan responnya dari waktu ke waktu agar anda dapat segera mengubah strategi dan cara berkomunikasi. Jangan tunda dan saling mendiamkan, karena ini hanya akan melahirkan kejengkelan yang tiada tara. Strategi baru inilah seninya dalam pertengkaran. Ambil hikmahnya, semoga pertengkaran yang terjadi mengekalkan kembali cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar