Jumat, 15 Desember 2017

Semut Pemberani

Hari ini Smiti tinggal di rumah sendirian,  ayah dan ibu Smiti pergi untuk menghadiri acara di kantor ayah. Biasanya kemana pun ayah dan ibu pergi, Smiti selalu ikut. Kadang Smiti merasa sebal dengan acara para orang dewasa. Gak asyik....gak dapat leluasa bermain-main. 

Saat ayah dan ibu bersiap-siap hendak berangkat,  Smiti memutuskan untuk tidak ikut. Lagi pula ayah dan ibu hanya pergi menghadiri undangan untuk dua jam. Akhirnya ayah dan ibu pun mengabulkan keputusan Smiti.

Ibunya berpesan untuk menutup dan mengunci pintu rumah. Tetapi Smiti merasa tak perlu, karena ia ingin bebas. Setelah ayah dan ibu berangkat tiba-tiba Smiti merasa sepi. Angin yang bertiup sepoi-sepoi di halaman rumah membuatnya merinding. Aahhh.....sebaiknya aku masuk rumah, kata Smiti.

Untuk mengusir sepi, Smiti kemudian menyalakan televisi.  Seolah-olah dengan televisi, ada yang menemani Smiti. Bosan dengan acara di televisi, kembali rasa sepi menyergap Smiti, menoleh ke jam dinding ternyata ayah dan ibu baru berangkat satu jam yang lalu.  Smiti sudah membuat pilihan dan dia harus menanggung pilihan tersebut. 

Akhirnya Smiti memutuskan untuk berpindah tempat ke kamar. Dia memilih berbaring di ranjang ditemani setumpuk komik kesukaannya. Karena lelah membaca, akhirnya tertidur. Saat bangun, ternyata ayah dan ibu sudah pulang dengan membawa oleh-oleh sekotak kue terang bulan kesukaannya. Kata ibu, kue itu hadiah atas keberaniannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar