Sabtu, 11 Maret 2017

Keterbatasan Bukan Sebuah Penghalang

Nama saya Yani, anak kelima dari kelima dari enam bersaudara. Dibesarkan dalam keluarga besar menjadi pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya. Karena dari pengalaman itu saya berproses untuk menjadi ibu yang baik bagi ketiga anak saya, Auda, Abdulloh dan Ridho. Menjadi ibu adalah perjuangan yang luar biasa bagi saya, karena sejak kecil saya menderita Aritmia, suatu kelainan fungsi jantung karena detak atau iramanya yg tidak beraturan.

Saat dalam kondisi prima, gangguan ini hampir tidak ada pengaruhnya bagi tubuh saya. Layaknya orang tanpa kelainan fungsi jantung saya dapat beraktiviats menunaikan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik. Aktivitas dinamis yang selama ini saya lakukan seolah memberi energi positif yang tak ada hentinya untuk senantiasa berbagi dan memberi yang terbaik untuk lingkungan saya. Perjalanan untuk menemukan misi spesifik hidup seolah-olah tidak akan pernah terhenti oleh keterbatasan fisik yang saya miliki. Dukungan penuh suami dan anak-anak adalah spirit yang menggerakkan langkah ini.



Bagi teman dan sahabat yang menjadi saksi kiprah saya mungkin akan menganggap apa yang saya lakukan ini melebihi kadar batas kemampuan saya, padahal sesungguhnya saya merasa belum banyak yang bisa saya berikan untuk sesama. Sering teman dan sahabat mengingatkan saya untuk mengurangi aktivitas, padahal saya lah yang paling tahu kapan saya harus berhenti. Bersahabat dengan kelainan jantung selama belasa tahun menjadikan saya lebih bisa memporsikan diri.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”
Hadist di atas menunjukan bahwa Rasullullah menganjurkan agar saya selalu berbuat baik terhadap orang lain dan mahluk yang lain. Hal ini menjadi indikator bagaimana menjadi mukmin yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfataannya pada yang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya menjadi parasit buat yang lainnya.
Setiap perbuatan maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Seperti saat kita memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri dan juga sebaliknya. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

Sepanjang suami saya meridhoi langkah ini, maka kebaikan itu masih akan saya tebarkan dimanapun saya berada, meski dengan segala keterbatasan fisik yang ada pada diri saya. Semoga niat melakukan kebaikan akan senantiasa berkobar dalam diri ini baik dalam segala kondisi. Keterbatasan yang saya miliki semoga semakin menjadikan saya bersyukur kepada Sang Maha Pemberi, bahwa ternyata saya masih diberi kesempatan untuk berbuat baik bagi sesama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar