Kali ini saya tiba di materi kedua
di Kelas Matrikulasi Ibu Profesional. Dan seperti biasa ada NHWnya, NHW #2 ini benar-.benar penguatan dari NHW Adab Menuntut Ilmu yg sdh sy kumpulkan
pekan lalu. NHW di Materi Menjadi Ibu
Profesional, Kebanggaan Keluarga ini
berisi checklist indikator yang harus
saya susun agar bisa menjadi seorang Ibu Profesional. Semacam goal setting
yg harus saya rumuskan sebelum bersiap menerima materi selanjutnya. Sehingga
harapannya dari NHW #1 ke NHW-NHW berikutnya saling berkaitan, dengan harapan
di penghujung waktu kelas Matrikulasi nanti saya akan berubah menjadi seorang
ibu yang lebih baik, kalaupun masih jauh dari definisi profesional,
he...he...he...
Berikut saya
tulis ulang tugas yang harus saya rumuskan
📚NICE HOME WORK #2📚
Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional,
Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat
📝✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅📝
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu
Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat
anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa
sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak,
indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia.Jadikanlah
jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.
Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri
dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku
lakukan, “andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri
sendiri.
Kunci dari membuat
Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:
- SPECIFIK (unik/detil)
- MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing
hasil belajar)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak
terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan
sehari-hari)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)
Checklist
yang saya buat ini nantinya masih berhubungan erat dengan NHW #1 saya, yakni
ingin belajar ilmu di jurusan Ibu Profesional, maka sesuai dengan disiplin ilmu
yang ingin saya pelajari saya harus membuat checklist ini. Nah sebelum membuat
checklist profesionalisme perempuan yang menjadi inti dari NHW #2 kali ini, maka
saya harus beralih profesi dulu menjadi seorang “mamarazi” dengan tupoksi mengumpulkan
dan menggali bahan dari keluarga tercinta.
Pertama-tama
adalah dengan tazkiyatun nafs dan muhasabah diri. Menggali segala kelebihan dan
kekurangan yang ada pada diri saya untuk kemudian membuat sebuah strategi untuk
mengembangkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan dan menutupinya dengan
senantiasa mencari ilmu agar bisa berubah menjadi hamba Allah yang lebih baik. Dalam
muhasabah ini saya juga melibatkan anak dan suami dengan cara menggali apa yang
mereka inginkan dari ibunya ini.
Tugas kali
ini mengingatkan saya saat masa ta’aruf dengan calon suami belasan tahun yang
lampau. Teringat di memori saya ketika kami saling bertukar informasi melalui
surel, ada satu pertanyaan yang saya tanyakan kepada beliau, “istri seperti apa yang engkau inginkan?”
dan jawaban beliau sangat teoritis, “yang
saya inginkan adalah seorang istri yang menerima saya apa adanya”. Wah.....sebuah
jawaban yang masih mengandung berjuta makna.
Namun
seiring dengan berjalannya waktu, melalui interaksi yang intens, tentunya
setelah kami resmi menikah, saya bisa memahami apa yang beliau maksudkan. Suami
saya seorang yang low profile, gak neko-neko, bahkan cenderung konservatif, dan
sangat menerima saya apa adanya lengkap dengan segala kekurangannya. Beliau
adalah seorang yang sangat menginginkan istrinya mandiri baik secara finansial
maupun hal-hal remeh lainnya. Beliau adalah orang yang ringan untuk membantu
pekerjaan rumah tangga, karena yang beliau inginkan adalah rumah yang rapi dan
bersih, dan disinilah saya merasa lemah, he...he....he...Kadang sampai malu
karena melihat suami harus menyeterika baju sendiri (ups...buka rahasia).
Suami saya adalah
seorang yang sangat perhatian untuk urusan pendidikan anak-anak, meskipun waktu
beliau bersama mereka sangat terbatas. Sejak anak-anak kecil beliau turut serta
membantu mengurus mereka mulai dari memandikan, bermain dan menyuapi.
Audatul
Banna anak pertama kami sekarang tumbuh menjadi gadis remaja dengan kepribadian yang
sangat mirip ayahnya. Apa mungkin karena sangking dekatnya hubungan mereka berdua ya? Mirip
sekali dengan ayahnya yang menghendaki rumah yang bersih dan rapi. Perlu diketahui
kami tinggal di sebuah rumah tua yang jauh dari kesan rumah tinggal yang indah
dan nyaman (#alasan). Kini anak pertama kami tumbuh menjadi seorang gadis remaja
yang juga menginginkan ibunya ini menjadi teman yang baik.
Anak kedua
saya Abdulloh Nurissahal seorang yang supel dan mempunyai empati yang sangat
tinggi, menginginkan ibunya ini untuk ramah dan murah seyum kepada siapa saja. Karena
menurutnya ibunya ini selalu berwajah serius, terutama ketika sedang fokus terhadap
suatu pekerjaan. Sedangkan Abdurrohman Aliyurridho, si bungsu yang calon
tentara, ingin memiliki ibu yang shaleha. Maksudnya dia meginginkan ibu yang
pandai di segala bidang. Mashaa Allah. Ketiga anak
saya sepakat bahwa mereka menginginkan seorang ibu yang rajin, ramah, hangat,
pintar, dan bisa menjadi teman yang baik seperti ibu mereka yang sekarang.
Alhamdulillah, sekarang tinggal ibunya bagaimana bisa menyusun strategi agar
keinginan mereka tercapai.
Setelah merasa
cukup mengumpulkan bahan dan data, kini tiba saatnya saya harus menyusun
checklist yang berisi tahapan apa harus saya lakukan berikut dengan indikator
kesuksesannya. Agar lebih mudah untuk dievaluasi dan diingat maka checklistnya
saya sajikan dalam bentuk tabel berikut:
Semoga
menjadi ladang amal bagi saya untuk terus bertumbuh menjadi seorang wanita yang
profesional. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar