Jumat, 28 Oktober 2016

#NHW 2 Menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga

Kali ini saya tiba di materi kedua di Kelas Matrikulasi Ibu Profesional. Dan seperti biasa ada NHWnya, NHW #2 ini benar-.benar penguatan dari NHW Adab Menuntut Ilmu yg sdh sy kumpulkan pekan lalu. NHW di Materi Menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga  ini berisi checklist indikator yang harus saya susun agar bisa menjadi seorang Ibu Profesional. Semacam goal setting yg harus saya rumuskan sebelum bersiap menerima materi selanjutnya. Sehingga harapannya dari NHW #1 ke NHW-NHW berikutnya saling berkaitan, dengan harapan di penghujung waktu kelas Matrikulasi nanti saya akan berubah menjadi seorang ibu yang lebih baik, kalaupun masih jauh dari definisi profesional, he...he...he...
Berikut saya tulis ulang tugas yang harus saya rumuskan


📚NICE HOME WORK #2📚

Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat

📝✅CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅📝
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia.Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku lakukan, “andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri sendiri.

 Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:
- SPECIFIK (unik/detil)
- MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)


Checklist yang saya buat ini nantinya masih berhubungan erat dengan NHW #1 saya, yakni ingin belajar ilmu di jurusan Ibu Profesional, maka sesuai dengan disiplin ilmu yang ingin saya pelajari saya harus membuat checklist ini. Nah sebelum membuat checklist profesionalisme perempuan yang menjadi inti dari NHW #2 kali ini, maka saya harus beralih profesi dulu menjadi seorang “mamarazi” dengan tupoksi mengumpulkan dan menggali bahan dari keluarga tercinta.

Pertama-tama adalah dengan tazkiyatun nafs dan muhasabah diri. Menggali segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri saya untuk kemudian membuat sebuah strategi untuk mengembangkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan dan menutupinya dengan senantiasa mencari ilmu agar bisa berubah menjadi hamba Allah yang lebih baik. Dalam muhasabah ini saya juga melibatkan anak dan suami dengan cara menggali apa yang mereka inginkan dari ibunya ini.
Tugas kali ini mengingatkan saya saat masa ta’aruf dengan calon suami belasan tahun yang lampau. Teringat di memori saya ketika kami saling bertukar informasi melalui surel, ada satu pertanyaan yang saya tanyakan kepada beliau, “istri seperti apa yang engkau inginkan?” dan jawaban beliau sangat teoritis, “yang saya inginkan adalah seorang istri yang menerima saya apa adanya”. Wah.....sebuah jawaban yang masih mengandung berjuta makna.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, melalui interaksi yang intens, tentunya setelah kami resmi menikah, saya bisa memahami apa yang beliau maksudkan. Suami saya seorang yang low profile, gak neko-neko, bahkan cenderung konservatif, dan sangat menerima saya apa adanya lengkap dengan segala kekurangannya. Beliau adalah seorang yang sangat menginginkan istrinya mandiri baik secara finansial maupun hal-hal remeh lainnya. Beliau adalah orang yang ringan untuk membantu pekerjaan rumah tangga, karena yang beliau inginkan adalah rumah yang rapi dan bersih, dan disinilah saya merasa lemah, he...he....he...Kadang sampai malu karena melihat suami harus menyeterika baju sendiri (ups...buka rahasia).

Suami saya adalah seorang yang sangat perhatian untuk urusan pendidikan anak-anak, meskipun waktu beliau bersama mereka sangat terbatas. Sejak anak-anak kecil beliau turut serta membantu mengurus mereka mulai dari memandikan, bermain dan menyuapi.

Audatul Banna anak pertama kami sekarang tumbuh menjadi gadis remaja dengan kepribadian yang sangat mirip ayahnya. Apa mungkin karena sangking dekatnya hubungan mereka berdua ya? Mirip sekali dengan ayahnya yang menghendaki rumah yang bersih dan rapi. Perlu diketahui kami tinggal di sebuah rumah tua yang jauh dari kesan rumah tinggal yang indah dan nyaman (#alasan). Kini anak pertama kami tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang juga menginginkan ibunya ini menjadi teman yang baik.

Anak kedua saya Abdulloh Nurissahal seorang yang supel dan mempunyai empati yang sangat tinggi, menginginkan ibunya ini untuk ramah dan murah seyum kepada siapa saja. Karena menurutnya ibunya ini selalu berwajah serius, terutama ketika sedang fokus terhadap suatu pekerjaan. Sedangkan Abdurrohman Aliyurridho, si bungsu yang calon tentara, ingin memiliki ibu yang shaleha. Maksudnya dia meginginkan ibu yang pandai di segala bidang. Mashaa Allah. Ketiga anak saya sepakat bahwa mereka menginginkan seorang ibu yang rajin, ramah, hangat, pintar, dan bisa menjadi teman yang baik seperti ibu mereka yang sekarang. Alhamdulillah, sekarang tinggal ibunya bagaimana bisa menyusun strategi agar keinginan mereka tercapai.

Setelah merasa cukup mengumpulkan bahan dan data, kini tiba saatnya saya harus menyusun checklist yang berisi tahapan apa harus saya lakukan berikut dengan indikator kesuksesannya. Agar lebih mudah untuk dievaluasi dan diingat maka checklistnya saya sajikan dalam bentuk tabel berikut:


Semoga menjadi ladang amal bagi saya untuk terus bertumbuh menjadi seorang wanita yang profesional. Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar