Minggu, 07 Februari 2016

COMMUNITY BASED EDUCATION #2 By Septi Peni Wulandani


Membangun Pendidikan berbasis masyarakat sebenarnya bukanlah hal yang luar biasa, karena ini adalah "hal yang biasa", sesuatu yang seharusnya memang terjadi di masyarakat kita. Tetapi karena "hal biasa" ini sdh tidak banyak dilakukan di masyarakat, khususnya di dunia pendidikan. Maka model pendidikan berbasis masyarakat dianggap sebagai sesuatu yg tidak lazim saat ini.
Contoh CBE tempo dulu, model pendidikan surau di tanah minang. Anak lelaki remaja yg sudah baligh, dibudayakan malu untuk tidur di rumah, mereka tidur di surau untuk dibina aqil dan kemandiriannya.Surau dipimpin oleh seorang local leader. Para pemimpin surau inilah ayah kolektif bagi para anak dan remaja. Ayah yg ulama dan guru, sekaligus pemimpin dalam keteladanan ilmu, iman, akhlak, adab dan bicara.

Sekarang banyak orangtua yang memasrahkan anak-anaknya ke lembaga yang sebenarnya kalau ditanya dengan "jujur" tidak yakin apakah bisa menjaga fitrah anaknya atau tidak.
Setelah itu banyak diantara kita para ortu menganggap kewajiban mendidik telah selesai ketika anak-anak berada seharian penuh di sekolah dan tempat kursus. Obrolan ttg pendidikan hanya seputar ranking, ijazah, prestasi akademik, PR dll. Bukan tentang bagaimana mengembangkan fitrah yg dimiliki anak-anak sejak lahir.
Jujur,kitalah sebagai ortu yg paling paham potensi keunikan anak kita. Kitalah makhluk yang paling mencintai anak-anak kita. Kitalah yang paling ingin anak kita bahagia. Tetapi mengapa kadang justru kitalah yang dengan sengaja memilihkan anak-anak kita lingkungan dimana dia akan terpapar karakter-karakter buruk dan teladan-teladan yg tidak patut di dalam proses pembelajarannya.
Di dalam Community Based Education, setiap orangtua yang bergabung harus memiliki "moral character" yang sama,mereka akan berperan menjadi orangtua bersama dalam satu komunitas. Karena ortulah nanti yang akan mengambil peran sebagai fasilitator/mentor/coach bagi anak-anak dalam satu komunitas.
Setiap anak menjadi tanggung jawab bersama seluruh komunitas.
"It takes a village to raise a child. Be a part of our village"
‪#‎onedayonepostfor99days‬
‪#‎day2‬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar